Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan, salah satu komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah investasi baik dalam bentuk riil atau di pasar modal. Menurut Erick Thohir, komponen investasi ini menjadi pendorong pemulihan ekonomi saat ini.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini mengatakan, investasi di pasar modal bisa dalam bentuk konvensional maupun syariah. Aktivitas investasi di pasar modal syariah ini telah dilegalkan oleh pemerintah sejak tahun 1997. Hal ini ditandai dengan penerbitan reksa dana syariah untuk yang pertama kali.
Advertisement
"Yang tentu ini semakin membuktikan peranan penting (pasar modal) syariah bagi perekonomian Indonesia," ujarnya dalam Talkshow bertajuk 25 Tahun Perjalanan Pasar Modal Syariah Indonesia di Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Terlebih, realisasi pertumbuhan industri ekonomi dan keuangan syariah mampu mengalahkan sistem konvensional selama pandemi berlangsung. Hal ini ditandai dengan peningkatan aset, pembiayan, hingga pertumbuhan dana pihak ketiga dibandingkan industri keuangan dan ekonomi konvensional.
Oleh karena itu, Erick mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga iklim investasi dalam negeri termasuk di pasar modal syariah. Mengingat, pasar modal syariah memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang seiring meningkatnya literasi masyarakat akan industri keuangan dan Ekonomi syariah.
"Bukti dari perjalanan, pengalaman, dan sejarah pasar modal syariah ini tentunya harus kita teruskan hingga ke generasi berikutnya," tutupnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peringkat 4 Dunia di 2045
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir, optimis Indonesia akan menempati peringkat ke-4 di dunia dalam perkembangan ekonomi syariah pada tahun 2045. Hal itu disampaikan dalam dalam acara Multaqo VII OIAA Indonesia & Seminar Nasional secara virtual, Sabtu (19/3).
"Ini akan menempatkan kita menjadi posisi secara ekonomi nomor 4 terbesar di dunia, dan kalau kita lihat ranking 1, 2, 3 nya yang umat muslim terbesar adalah Indonesia. Artinya kita akan menjadi negara muslim secara ekonomi yang terbesar di dunia pada saat itu," kata Erick.
Menteri Erick memprediksi populasi muslim dewasa di Indonesia akan tumbuh 12 persen dari 161 menjadi 184 juta orang di tahun 2025. Seiring dengan meningkatnya populasi muslim dewasa, juga dalam segi pendapatan mereka akan tumbuh untuk kategori middle class.
"Middle class kita yang muslim akan semakin kuat dari 39 perse nantinya hampir mencapai 57 persen sampai 60 persen, ini middle class ekonominya kuat ini luar biasa," ujarnya.
Advertisement
Wapres Curhat, Penduduk Indonesia Mayoritas Muslim Tapi Keuangan Syariah Stagnan
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mau menjadi contoh pengembangan jalur ekonomi dan keuangan syariah. Sebab, banyak peluang yang bisa dioptimalkan dalam bisnis ekonomi dan keuangan syariah.
"Menghijrahkan, migrasi dari konvensional ke ekonomi syariah, dengan demikian ini tugas Hipmi yang akan menuntun kembali pengusaha kepada kunci utamanya," kata Ma'ruf Amin dalam Pembukaan Hipmi Syariah Preneur Indonesia di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022).
Selama ini Indonesia sebagai penduduk dengan mayoritas umat muslim hanya menjadi negara pasar bagi ekonomi dan keuangan syariah. Padahal per tahun potensinya per tahun bisa mencapai Rp 370 triliun. Namun yang saat ini baru tergali hanya Rp 70 triliun.
"Yang resmi digarap pemerintah baru Rp 10 triliun sedangkan yang Rp 60 triliun ini digarap masyarakat," kata dia.
Dia menilai bila potensi ekonomi dan keuangan syariah dikembangkan, maka tidak akan ada masyarakat miskin yang dihidup di Tanah Air. Artinya kesejahteraan masyarakat akan terjamin dengan baik.
"Kalau ini digarap bisa menghilangkan kemiskinan," katanya.