Miliarder China Kesulitan Beli Roti dan Susu saat Lockdown Akibat Covid-19 di Shanghai

Seorang miliarder China sampai minta tolong warga untuk membeli roti dan susu mengingat sulitnya membeli kebutuhan pokok di tengah lockdown di Shanghai.

oleh Komarudin diperbarui 12 Apr 2022, 17:04 WIB
Seorang pria berjalan di sepanjang Sungai Huangpu di distrik Pudong yang dikunci sebagai tindakan melawan Covid-19, di Shanghai (28/3/2022). Shanghai lockdown setiap setengah kota secara bergiliran untuk tes Covid-19 massal mulai Senin (28/3/2022) di tengah lonjakan infeksi. (AFP/Hector Retamal)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 ternyata belum juga berakhir di Shanghai, China. Kota metropolitan itu mencatatkan 19.982 kasus positif Covid-19 baru pada Senin, 11 April 2022. Angka itu mencetak rekor harian selama enam hari berturut-turut.

China yang mengambil pendekatan Zero Covid memaksa 25 juta penduduk Shanghai menjalani lockdown ketat. Upaya dilakukan demi menekan penyebaran virus sembari terus melakukan pengujian massal.

Namun, penguncian kota berdampak signifikan pada aktivitas keseharian warga. Mereka kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok, tak terkecuali miliarder bernama Kathy Xu Xin.

Perempuan yang dijuluki sebagai ratu modal ventura China itu menarik perhatian akibat tangkapan layar ponselnya beredar viral di aplikasi media sosial WeChat, pada Kamis, 7 April 2022.  Isinya adalah permintaan tolong untuk bisa membeli roti dan susu bagi keluarganya.

Pengusaha berusia 55 tahun, yang menduduki peringkat 71 dalam Investor Modal Ventura Terbaik Dunia Pada tahun 2021 oleh Forbes, tinggal di kompleks vila kelas atas di Distrik Pudong.

"Adakah tetangga yang bisa memperkenalkan saya ke grup produsen roti? Keluarga saya memiliki banyak orang. Kami membutuhkan roti dan susu. Terima kasih," tulis pendiri dan presiden perusahaan ekuitas swasta independen Capital Today di WeChat, dikutip dari AsiaOne, Selasa (12/4/2022).

Seorang tetangga menanggapi pertanyaan itu. Ia mengaku bisa menghubungkan Xu ke grup terkait. Namun, seorang wanita anggota grup itu menjadi penasaran. Perempuan bernama Fiona Yu Fang yang juga seorang investor ekuitas akhirnya bertanya, "Apakah itu Anda Presiden Xu?"

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Komentar Publik

Petugas polisi yang mengenakan pakaian pelindung mengontrol akses ke terowongan ke arah distrik Pudong yang dikunci sebagai tindakan melawan virus corona Covid-19, di Shanghai (28/3/2022). (AFP/Hector Retamal)

Utas percakapan mereka pun dibanjiri komentar bercanda. "Saya pikir hanya kami, fund manager, yang tidak bisa mendapatkan popok. Saya tidak menyangka Sister Xu Xin juga perlu bergabung dengan para pembeli," tulis seorang pria bernama Jackey di WeChat. 

"Saudari Xu, Anda adalah orang yang telah mengakuisisi YH Supermarket [jaringan supermarket terkemuka di daratan]. Dia telah berinvestasi dalam begitu banyak bentuk bisnis 'ritel baru', tetapi pada akhirnya masih harus menggunakan skema belanja bersama," tulis satu orang di Weibo.

"Bahkan miliarder harus berebut makanan seperti kita semua," kata orang lain. "Akhirnya ada satu masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan uang."

Di bawah kuncitara, penduduk Shanghai membentuk tim untuk membuat pesanan belanja bersama secara online, karena sangat sulit untuk membeli makanan di aplikasi secara individual. Itu karena persaingan yang tinggi dan jumlah pekerja pengiriman menyusut karena banyak yang telah terinfeksi virus atau ditempatkan di bawah penguncian.

Xu kemudian menjelaskan di WeChat bahwa dia merasa malu karena permintaan rotinya telah beredar luas. "Anak saya membawa teman-teman sekelasnya untuk bermain di rumah saya. Rumah kami sekarang menampung 12 orang, menimbulkan permintaan makanan yang sangat besar. Jadi saya juga akan bergabung dengan kelompok pembelian," kata Xu. Dia menambahkan bahwa kekurangan roti dan susu telah teratasi.


Kebutuhan Makanan

Seorang pekerja yang mengenakan alat pelindung diri (kiri) menerima barang dari seorang pekerja pengiriman di pintu masuk kompleks saat lockdown tahap kedua akibat COVID-19 di Distrik Jing'an, Shanghai, China, Selasa (5/4/2022). (Hector RETAMAL/AFP)

Sementara, Pemerintah Shanghai pada Kamis, 7 April 2022, mengatakan pihaknya mencoba yang terbaik untuk meningkatkan distribusi makanan dan barang-barang penting kepada penduduk yang mengalami lockdown. Hal ini merupakan tanggapan atas ketidakpuasan yang meningkat atas kesulitan seperti pembatasan Covid-19, diberitakan kanal Global Liputan6.com.

Pusat keuangan China sebagian besar berhenti setelah kota itu memberlakukan pembatasan pergerakan yang keras untuk membendung penyebaran Covid-19. Hanya petugas kesehatan, sukarelawan, petugas pengiriman atau orang-orang dengan izin khusus yang diizinkan di jalanan.

Pihak berwenang mengatakan mereka telah mengurangi jumlah kurir, yang harus menjaga pasokan 26 juta penduduk kota, menjadi hanya 11.000 orang. Di antara layanan yang masih beroperasi, termasuk Meituan serta platform grosir online Freshippo Alibaba dan layanan Ele.me-nya.

Shanghai memiliki cadangan bahan pokok yang cukup seperti beras dan daging, tetapi masalah telah muncul dalam distribusi dan pengiriman jarak jauh karena langkah-langkah pengendalian epidemi, kata Wakil Wali Kota Shanghai Chen Tong pada konferensi pers pada hari Kamis.

Dia mengatakan kota itu akan mencoba membuka kembali beberapa pasar grosir dan toko makanan dan mengizinkan lebih banyak personel pengiriman keluar dari area yang terkunci. Pejabat juga akan menindak harga yang meroket, tambahnya.

 


Seperti Kota Hantu

Salah satu pemandangan kota Shanghai, China, saat lockdown karena Covid-19 yang tampak sepi seperti kota hantu (Dok.STR/AFP)

Shanghai ibarat kota hantu sejak diberlakukannya lockdown karena melonjaknya Covid-19 saat diperpanjang selama 10 hari. Pusat keuangan yang terbelah di sepanjang Sungai Huangpu itu tampak sepi.

Awalnya, kuncitara tersebut akan dilakukan dalam dua fase, tapi karena kasus-kasus Covid-19 kian meningkat hingga akhirnya diperpanjang. Seluruh kota seperti kota hantu sejak kawasan lokasi barat sungai juga dikunci, dilansir dari Insider, Selasa (5/4/2022).

Aturan penguncian ketat tidak mengizinkan meninggalkan rumah mereka untuk berjalan-jalan dengan anjing mereka atau membuang sampah. Seorang wanita menjelaskan kepada South China Morning Post bahwa dia merasa iri dengan kucing-kucing liar di lingkungannya.

"Mereka dapat berjalan-jalan di komunitas taman kami dengan bebas di musim semi yang indah ini. Betapa bahagianya mereka! Namun, kami harus tinggal di rumah dan saya tidak tahu kapan kami bisa menikmati kemewahan ini untuk pergi ke luar," katanya.

Infografis Petaka Jatuhnya Pesawat Boeing China Eastern Airlines MU5735. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya