Anak Usaha APP Terapkan 4 Prinsip Anti Suap dan Korupsi

Perusahaan memastikan bagi siapapun yang melihat praktik-praktik yang melanggar, termasuk terkait indikasi penyuapan dapat menyampaikan laporannya melalui call center maupun via email.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2022, 17:07 WIB
Manajemen Api Terpadu Asia Pulp and Paper (APP) Sinarmas memadamkan api saat simulasi di Tanjungjabung Barat, Jambi, Kamis (3/4). APP Sinarmas alokasikan US 3,8 juta dolar untuk penanggulangan kebakaran selama Asian Games 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Unit usaha Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, PT Ekamas Fortuna berhasil meraih sertifikasi ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Sertifikasi berstandar internasional ini dirancang untuk membantu organisasi menerapkan sistem manajemen anti-penyuapan, dengan serangkaian regulasi dan tindakan untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan menangani penyuapan.

Head of General Services PT Ekamas Fortuna, Yohanes Repelitanto menyambut baik sertifikasi yang berhasil diraih ini, hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

"Sebagai perusahaan yang dikelola secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, kami terus berupaya meningkatkan standar etika dalam menjalankan bisnis, karena kami percaya dengan menjunjung tinggi etika dapat menunjukkan identitas dan nilai kami yang lebih baik," ujar Yohanes dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Dalam penerapan SMAP terdapat empat prinsip yang menjadi pedoman, antara lain No Bribery yaitu hindari atau menolak segala bentuk suap menyuap dan pemerasan. Kemudian, No Kickback yaitu hindari atau menolak meminta komisi, tanda terima kasih baik dalam bentuk uang dan dalam bentuk lainnya.

No Gift yaitu hindari atau menolak penerimaan pemberian hadiah atau gratifikasi yang bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. No Luxurious Hospitality yaiitu hindari atau menolak penyambutan dan jamuan yang berlebihan.

Sejak tahun 2020, perusahaan telah mengembangkan Kebijakan Anti-Penyuapan dan Anti-Korupsi sebagai inisiatif awal dalam mengelola risiko penyuapan dan korupsi di lingkup perusahaan.

Salah satunya dengan menyediakan wadah pelaporan (whistleblowing system). Melalui wadah ini, perusahaan memastikan bahwa bagi siapapun, apabila melihat praktik-praktik yang melanggar, termasuk terkait indikasi penyuapan dapat menyampaikan laporannya melalui call center maupun via email.

Selain itu, Ekamas Fortuna senantiasa melakukan sosialisasi dan test online kepada karyawan, agar penerapan SMAP dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan.

"Dengan berhasil mendapatkan ISO 37001, kami berharap PT Ekamas Fortuna dapat secara konsisten menerapkan persyaratan sistem manajemen anti penyuapan sehingga dapat memperoleh manfaat maksimal dari penerapan standar tersebut," ungkap Yohanes.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Industri Pulp dan Kertas Siapkan Strategi Bersaing di Pasar Global

Ilustrasi Foto Pabrik dan Industri Kertas (iStockphoto)

Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) pada Rabu-Kamis, 23-24 Maret 2022 menyelenggarakan Kongres APKI 2021 dengan tema Peluang dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Berbasis ESG.

Kongres APKI 2021 ini seharusnya dilaksanakan pada tahun 2021, namun tertunda karena pembatasan mobilitas Pandemi COVID-19.

Dalam agendanya, Kongres APKI 2021 memutuskan kebijakan-kebijakan bagi para anggota pelaku usaha industri pulp dan kertas Indonesia seperti Kebijakan Perdagangan Internasional, Litbang, Standar, Bahan Baku, Lingkungan serta kerjasama dengan para pihak mitra APKI dari dari Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam mewujudkan Garis Besar Kebijakan APKI mendatang yang berwawasan ESG. Acara juga dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Umum APKI periode 2021-2016 dan Dewan Pengawas APKI periode 2021-2026.

“Pemilihan Dewan Pengawas merupakan yang pertama bagi APKI, diharapkan Dewan Pengawas yang merupakan para ahli dan ekspert bisa membantu peningkatan kinerja dan daya saing bagi kelanjutan Industri Pulp dan Kertas. Ini seperti Inspektur Jenderal atau Komisaris jika di K/L atau Perusahaan," jelas Pimpinan Sidang Heppi Moiras dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/3/2022).

Sesuai laporan dari tim verifikasi, tercatat terdapat 3 usulan Calon Ketua Umum, diantaranya adalah Aryan Warga Dalam (Ketua APKI 2016-2021), Liana Bratasida (Direktur Eksekutif APKI 2011-2021) serta Heri Setyawan (Pura Group).

Untuk usulan Dewan Pengawas, tercatat terdapat 3 usulan Calon, yakni Dody Widodo (Sekjen Kemenperin), Ngakan Timur Antara (Staff Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) serta Agustian Partawidjaja (Sinarmas).


Sederet Tantangan Industri Pulp dan Kertas, Termasuk Perang Rusia-Ukraina

Ilustrasi Foto Pabrik dan Industri Kertas (iStockphoto)

Asosiasi Pulp (Bubur Kertas) dan Kertas Indonesia (APKI) terus berupaya mengawal pengembangan Industri Pulp dan Kertas untuk terus bisa berdaya saing dalam tingkat nasional, regional dan internasional. Hal ini melalui peningkatan awareness terhadap isu-isu yang tengah berkembang di dunia dan masyarakat, termasuk dalam hal memenuhi berbagai instumen dalam aspek Lingkungan, seperti Sosial dan Tata Kelola (ESG).

Dalam rangka mempersiapkan garis besar kebijakan organisasi dan penigkatan awareness terhadap isu ESG, APKI mengadakan agenda seminar internasional bertajuk Promoting ESG Based Competitiveness of Pulp and Paper Industry: A Lesson Learned From International Point of View.

Ketua Umum APKI, Aryan Warga Dalam, mengatakan bahwa industri pulp dan kertas memiliki potensi daya saing yang kuat dan didukung dengan terus dilakukannya pengembangan teknologi seperti otomasi dan digitalisasi untuk menyongsong daya saing industri pulp dan kertas kedepannya.

“Industri Pulp dan Kertas Indonesia terus berupaya untuk terus dapat bertahan dan mengembangkan industri meskipun pada masa ini terus ditekan oleh berbagai pihak seperti tuduhan pelanggaran lingkungan oleh NGO, Hambatan Perdagangan tarif tinggi, tuduhan trade remedies dan juga hambatan non tarif, belum lagi saat ini konstelasi antar negara tengah tinggi tensinya salah satunya dengan adanya agresi militer Rusia ke Ukraina yang berpotensi memicu perang, juga mau tidak mau bisa berimbas pada industri karena menyebabkan semakin kontainer dan terhambatnya logistik dunia," tutur Aryan dalam keterangan tertulis di Jakart, Senin (21/3/2022).

“Hasil diskusi hari ini diharapkan dapat menjadi bahan dan materi pembelajaran bagi pelaku industri pulp dan kertas Indonesia untuk mengembangkan industrinya serta menjadi dasar penyusunan kebijakan pada kepengurusan APKI mendatang” Tambah Aryan.

Seraya dengan Aryan, Direktur Eksekutif APKI, Ibu Liana Bratasida menyimpulkan agar kedepannya, Industri Pulp dan Kertas terus bisa bertumbuh dan maju menjadi juara di tingkat ASEAN, Asia dan bahkan Dunia serta terus bisa mengikuti isu-isu yang berkembang di dunia.

“Saat ini Indonesia peringkat 1 di ASEAN, peringkat 3 untuk pulp dan peringkat 4 untuk kertas dittingkat ASIA, serta peringkat 8 untuk pulp dan peringkat 6 untuk kertas ditingkat Dunia dengan kontribusi 3,84 persen untuk GDP non migas. Kedepannya harus optimis untuk dapat dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan” ujar Liana Bratasida.


Tingkatkan Kinerja

Ilustrasi Foto Pabrik dan Industri Kertas (iStockphoto)

Dia mengungkapkan, pelaku bisnis industri pulp dan kertas memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap keberlanjutan dengan meningkatkan kinerja mereka baik pada ESG atau langkah-langkah keberlanjutan lainnya, serta berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ungkapnya.

"Namun, pada saat yang sama, Dunia Usaha dan Industri juga berharap adanya pemahaman dan persepsi yang sama tentang apa saja persyaratan atau standar ESG yang dapat disepakati. Pertemuan G20 yang akan dilakukan tahun ini akan menjadi forum yang tepat untuk membahas ESG, dan saya berharap juga melalui forum B20 yaitu perwakilan komunitas bisnis di bawah G20, akan membahas lebih lanjut bagaimana meningkatkan kinerja ESG dan mengkomunikasikannya secara global," lanjut Liana.

Tahun 2022 ini juga menandakan usia ke 53 tahun APKI. Organisasi yang mewadahi dan merupakan forum diskusi bagi pelaku industri pulp dan kertas di Indonesia ini, pada Maret 2022 juga akan menyelenggarakan Kongres APKI 2021 bertemakan “Peluang dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Berbasis ESG” yang akan dilaksanakan pada Rabu-Kamis 23-24 Maret 2022 di Grand Hyatt Hotel, Jakarta. 

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya