Bolehkah Bermakmum Sholat Tarawih 8 Rakaat kepada Imam yang 23 Rakaat?

Seringkali terjadi, seorang makmum mundur setelah menyelesaikan sholat tarawih 8 rakaat. Sahkah sholatnya?

oleh Fadjriah Nurdiarsih diperbarui 13 Apr 2022, 15:30 WIB
Umat Islam menunggu dimulainya Sholat Tarawih pertama di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (2/4/2022). Sebagian besar umat muslim di Indonesia mulai melaksanakan Sholat Tarawih dan akan melaksanakan puasa Ramadhan 1443 Hijriah pada 2 April 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ada dua perbedaan jumlah rakaat sholat tarawih yang umum dilakukan umat Islam di Indonesia, yakni 8 rakaat dan 20 rakaat. Kedua-duanya dilakukan di masjid-masjid di Indonesia.

Perbedaan kedua rakaat tersebut tidak begitu dipermasalahkan oleh ulama karena perkara rakaat sholat tarawih adalah perkara yang longgar.

Namun, bagaimanakah hukumnya jika seseorang sholat tarawih 8 rakaat saja, sedangkan orang tersebut melakukan sholat tarawih berjemaah bersama imam yang 20 rakaat?

Melansir dari laman Muslim.or.id, perilaku yang sesuai ialah orang tersebut sebaiknya mengikuti imam menuntaskan salat tarawih hingga 20 rakaat. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh HR. At Tirmidzi,

“Orang yang sholat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala sholat semalam suntuk."

Permasalahan yang lebih utama dari hadis tersebut bukan pada perbedaan 8 rakaat ataupun 20 rakaat, melainkan mengikuti sebagaimana yang dilakukan imam. Rasulullah tidak pernah membatasi jumlah rakaat salat tarawih dengan batasan tertentu, tapi beliau bersabda:

"Sholat malam itu dua rakaat-dua rakaat."

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika seorang imam mengerjakan sholat tarawih dengan salam pada tiap dua rakaat, sehingga ada jeda agar tidak terlalu berat.


Bolehkah Orang yang Sholat Tarawih 8 Rakaat Bermakmum kepada Imam yang 23 Rakaat?

Umat muslim melaksanakan Sholat di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat (1/4/2022). Masjid Al-Azhar memulai Sholat Tarawih, Jumat malam (1/4), sesuai perhitungan wujudul hilal Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang menetapkan awal Ramadhan 2 April 2022. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menjawab ini, Quraish Shihab dalam bukunya M Quraish Shihab Menjawab 1001 soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui menegaskan, makmum boleh mengikuti imam walaupun niat sholat imam berbeda dengan niat sholat imam makmum selama bentuk sholat itu sama.

Oleh karena itu, tidak ada halangan untuk sholat tarawih 8 rakaat dengan imam yang sholat tarawih 20/23 rakaat dengan sholat witir. Bahkan, boleh sholat Isya di belakang yang sholat tarawih dengan menyesuaikan gerakan-gerakannya. 

Ketika ditanya lagi, mana yang lebih benar, antara sholat tarawih 11 rakaat atau 23 rakaat dengan witir, Quraish Shihab mengatakan bahwa kedua-duanya benar dan masing-masing sholat memiliki kekuatan argumentasinya.

Tidak ada satu dalil pun yang mengatakan sholat tarawih yang 11 rakaat lebih baik dengan yang 23 rakaat atau sebaliknya. Anda boleh memilih mana yang disuka. Selain itu, Anda juga boleh tahajud setelah tarawih dan witir, walau sebaiknya menunda witir jika berniat melakukan sholat tahajud.

 


Dalil Sholat Tarawih

Jemaah saat menunaikan salat tarawih malam pertama Ramadan 1439 H di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (16/5). Tarawih malam pertama Ramadan 1439 H di Masjid Istiqlal berlangsung khusyuk. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sebagai informasi, mengerjakan sholat tarawih dengan berjemaah adalah lebih utama daripada sendirian. Hukum sholat tarawih adalah sunah muakkad.

Adapun jumlah sholat tarawih yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW adalah 11 rakaat atau 13 rakaat dengan ditambah 2 rakaat sholat isfittah (2 rakaat pembuka).

Hal ini sebagaimana hadits dari Aisyah RA, bahwa ia berkata:

"Rasulullah SAW tidak pernah menambah salat malam itu, baik ketika bulan Ramadhan atau bulan lainnya dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat, jangan tanya tentang baik dan panjangnya. Kemudian sholat lagi empat rakaat, jangan tanya tentang baik dan panjangnya. Kemudian, sholat Witir tiga rakaat. Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum Witir?" Beliau menjawab, "Ya 'Aisyah, walau ketika mataku tidur, namun hatiku tidak tidur." (HR. Bukhari Muslim). 

Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bahwa Beliau hanya sholat 13 rakaat tapi sangat panjang dan indah. Demikian diriwayatkan, antara lain oleh Abu Dawud. Riwayat lain menyatakan, "...sampai kaki Beliau bengkak, jadi jauh lebih lama dari sholat yang 23 rakaat dewasa ini."

Meski demikian, banyak sumber mewartakan bahwa Rasulullah SAW hanya sholat tarawih berjemaah di masjid selama tiga malam saja di awal Ramadhan. Sebab, dari malam ke malam semakin banyak jemaah dan Beliau khawatir tarawih akan dianggap wajib.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya