Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan untuk pertama kalinya, bahwa "diktator" Vladimir Putin melakukan genosida di Ukraina.
Lantas, apa alasan Joe Biden mengeluarkan pernyataan bahwa Putin adalah diktator yang melakukan genosida?
Berbicara kepada wartawan di Iowa, saat dia bersiap untuk naik ke Air Force One, Biden memperjelas pernyataannya.
"Ya, saya menyebutnya genosida. Semakin jelas bahwa Vladimir Putin hanya mencoba untuk menghapus gagasan menjadi orang Ukraina," kata Biden, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga
Advertisement
"Semakin banyak bukti yang keluar dari secara harfiah, hal-hal mengerikan yang telah dilakukan Rusia di Ukraina."
"Dan kami akan membiarkan pengacara memutuskan secara internasional apakah itu memenuhi syarat atau tidak, tetapi tampaknya seperti itu bagi saya."
Vladimir Putin mengatakan kampanye operasi militer ke Ukraina berjalan sesuai rencana. Pernyataan tersebut disampaikan dalam kunjungannya ke fasilitas peluncuran ruang angkasa Vostochny di Timur Jauh Rusia.
Selain itu, pada kesempatan tersebut ia juga menambahkan operasi militer tersebut tidak bergerak lebih cepat karena Rusia ingin meminimalkan kerugian.
"Operasi (militer) ini akan berlanjut hingga benar-benar selesai dan memenuhi tugas yang telah ditetapkan,'' tegas Putin seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Dengan kata lain perang Rusia Ukraina akan terus berlanjut hingga tujuan Vladimir Putin tercapai.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekonomi Rusia
Mengomentari perekonomian Rusia, Putin mengatakan telah berhasil mengelak sanksi Barat. Lebih jauh ia mengatakan ekonomi dan sistem keuangan Rusia bertahan terhadap dampak dari apa yang disebutnya sebagai sanksi Barat "blitz".
Ia juga mengatakan bahwa mata uang rubel kini telah mulai pulih.
"Jika mitra-mitra kita memperburuk situasi di bidang keuangan, asuransi, transportasi, termasuk transportasi laut, maka situasinya akan memburuk bagi mereka. Kekurangan pangan atau lonjakan harga yang sangat tinggi di pasar dunia akan menimbulkan kelaparan di beberapa wilayah di seluruh dunia. Hal ini tak terelakkan. Langkah selanjutnya adalah gelombang migrasi baru, termasuk ke negara-negara Barat," ujar Putin.
Putin mengatakan sanksi terhadapnya akibat invasi Rusia justru akan menjadi bumerang bagi Barat.
Ia menyebut soal pembatasan ekspor pupuk Rusia dan sekutunya Belarusia, justru akan menaikkan harga pupuk global, yang pada akhirnya menyebabkan kekurangan pangan dan peningkatan arus migrasi.
Putin menggarisbawahi pernyataannya dengan mengatakan "akal sehat harus menang," dan menambahkan Barat harus '"kembali menggunakan akal sehat dan membuat keputusan yang seimbang tanpa kehilangan muka."
Advertisement
Rusia Harus Menanggung Akibat Invasi
Secara terpisah Menteri Keuangan Ukraina Sergii Marchenko mengatakan Rusia seharusnya membayar kerusakan infrastruktur Ukraina setelah konflik berakhir nanti.
Dalam wawancara dengan Sky, Marchenko mengatakan ada beberapa cara yang dapat dilakukan Rusia untuk mengumpulkan dana restitusi bagi Ukraina itu, antara lain pembekuan aset bank dan oligarki bisnis, serta pengenaan pajak tambahan pada minyak dan gas.
''Karena keputusan mereka (memulai invasi) maka mereka seharusnya membayar (kerugian yang ditimbulkan). Perang di Ukraina merupakan keputusan mereka. Maka setelah perang berakhir, mereka harus membayar kerugian yang ada," kata Marchenko.
Marchenko juga menyerukan masyarakat internasional untuk memastikan ganti rugi dan restitusi itu.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa pasukan Rusia "akan bergerak dengan operasi yang lebih besar" di Ukraina timur, tetapi dia juga mengatakan pasukannya akan siap dan "akan menanggapinya."
Berbicara dalam pidato melalui video pada Minggu 10 April malam, Volodymyr Zelensky mengatakan hari-hari ke depan akan sama pentingnya dengan perang yang telah berlangsung selama enam minggu.
Pengiriman Senjata AS ke Ukraina
Dia juga mengatakan dalam wawancara dalam program "60 Minutes" jaringan televisi CBS pada Minggu malam bahwa kelangsungan hidup Ukraina tergantung pada apakah Amerika Serikat meningkatkan pengiriman senjata.
"Dia punya daftarnya," kata Zelensky. "Presiden Biden dapat menorehkan sejarah sebagai orang yang berdiri bahu-membahu dengan rakyat Ukraina yang menang dan memilih hak untuk memiliki negara sendiri. Ini juga tergantung padanya."
Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu pada Senin (11/4) untuk membahas putaran lain sanksi terhadap Rusia.
Hari Senin (11/4) Biden mengadakan pembicaraan secara virtual dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Ketika AS berusaha menekan Rusia dengan berbagai sanksi, termasuk pada industri energi utama negara itu, India telah mengambil sikap netral dan melanjutkan pembelian minyak dan gas Rusia sementara juga abstain dalam pemungutan suara untuk mengeluarkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu bahwa Biden akan menggunakan pertemuan itu untuk membahas "konsekuensi perang brutal Rusia terhadap Ukraina dan mengurangi dampak destabilisasinya pada pasokan makanan global dan pasar komoditas."
Advertisement