Curahan Hati Istri Presiden Ukraina, Belum Bertemu Suami Sejak Hari Pertama Invasi Rusia

Istri Presiden Ukraina Olena Zelenska mengungkapkan dirinya hanya dapat berbicara dengan suaminya melalui telepon.

oleh Henry diperbarui 13 Apr 2022, 19:15 WIB
Curahan Hati Istri Presiden Ukraina, Olena Zelenska Belum Bertemu Suami Sejak Hari Pertama Invasi Rusia. foto: Instagram @olenazelenska_official

Liputan6.com, Jakarta - Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska mengungkap kapan terakhir kali dirinya bertemu suaminya Presiden Volodymyr Zelensky secara langsung. Pada hari pertama invasi oleh Rusia, 24 Februari 2022, Olena ingat terbangun sekitar pukul 4 pagi oleh suara keras, yang kemudian diketahui ledakan bom.

Saat itulah terakhir kali ibu dua anak itu melihat suaminya. “It started (ini sudah dimulai),” hanya itu yang dikatakan Zelensky padanya.

Sejak itu mereka terpisah, keberadaan mereka masih dirahasiakan. Olena dan kedua anaknya diyakini berada di luar Ukraina, sedangkan Zelensky beberapa kali terlihat berada di negaranya untuk memantau situasi di sana, termasuk saat mengunjungi Bucha yang sempat diserbu dengan brutal oleh Rusia.

Fokus Presiden adalah pada perlawanan militer terhadap pasukan Rusia. Sedangkan, Ibu Negara telah berkonsentrasi pada isu-isu kemanusiaan dan anak-anak, bekerja untuk meningkatkan kesadaran global penderitaan Ukraina sebagai akibat dari perang.

Saat diwawancarai Christiane Amanpour dari CNN melalui email, Ibu Negara Ukraina ini mengatakan target nomor satu musuh adalah semua warga Ukraina. Setiap wanita dan juga anak-anak.

"Untuk beberapa alasan saya terus-menerus ditanyai pertanyaan ini. Tetapi jika Anda perhatikan lebih dekat, menjadi jelas bahwa setiap Ukraina adalah target bagi orang Rusia. Setiap wanita, setiap anak," terangnya, melansir CNN, Selasa, 12 April 2022.

"Mereka yang meninggal tempo hari akibat rudal Rusia, saat mencoba mengungsi dari Kramatorsk bukanlah anggota keluarga presiden, mereka hanya warga Ukraina. Jadi, target nomor satu musuh adalah kita semua," lanjutnya.

Dia juga mengungkapkan dirinya hanya dapat berbicara dengan suaminya melalui telepon. Kantor presiden berubah menjadi fasilitas militer pada hari-hari awal perang, memisahkan Volodymyr Zelensky dari keluarganya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tidak Berubah Sejak Kuliah

Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina pada 13 Maret 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (tengah) berjalan melewati seorang tentara yang terluka saat kunjungannya ke sebuah rumah sakit di Kiev, Ukraina. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Sejak hari itu pula mereka hanya berbicara melalui telepon. Zelenska mengatakan suaminya telah "menunjukkan sifat yang sama" seperti dia tunjukkan sebagai "ayah yang luar biasa" dalam kepemimpinannya di masa perang. "Dia tidak berubah sejak saya mengenalnya saat masih kuliah. Hanya saja lebih banyak orang melihatnya melalui mata saya," katanya.

Saat ditanya apa yang disampaikannya pada putra bungsunya yang berusia sembilan tahun dan putrinya yang telah berusia 17 tahun, Olena menegaskan tak ada yang perlu dijelaskan. "Mereka melihat segalanya, seperti halnya setiap anak di Ukraina. Ini bukan sesuatu yang pantas dilihat anak-anak tetapi mereka sangat jujur dan tulus. Kita tidak dapat menyembunyikan apa pun dari mereka," ucapnya.

Menurut Olena, saat ini dia dan semua rakyat Ukraina terus bertahan hidup dengan cara melanjutkan hidup dan melakukan apa yang harus dilakukan. "Ini seperti berjalan di atas tali. Jika Anda mulai berpikir bagaimana melakukannya, Anda kehilangan waktu dan keseimbangan," ucapnya.

"Jadi, untuk bertahan, Anda hanya harus terus maju dan melakukan apa yang Anda lakukan. Dengan cara yang sama, sejauh yang saya tahu, semua orang Ukraina bertahan," tambahnya.


Kelangsungan Hidup Anak-anak

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) dan istrinya, Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska tiba untuk menemui Presiden Latvia di alun-alun Kastil Riga di Riga, Latvia, pada 16 Oktober 2019. (GINTS IVUSKANS / AFP)

Ibu Negara juga menekankan betapa hancur dan sedih perasaannya melihat negaranya porak-poranda akibat perang. Terutama kehidupan bagi anak-anak di sana yang menjadi fokus perhatiannya selama ini.

Ia mengatakan, anak-anak dan kebutuhan mereka adalah salah satu bidang utama pekerjaannya, bersama dengan pengenalan hak yang sama untuk semua orang Ukraina. "Sebelum perang kami meluncurkan reformasi gizi sekolah, mempersiapkannya selama beberapa tahun, untuk membuatnya enak dan sehat pada saat yang sama sehingga anak-anak lebih jarang sakit," terangnya.

Olena mengaku saat ini negaranya seperti ke puluhan tahun yang lalu. Sekarang, mereka kita tidak berbicara tentang makanan sehat, tetapi tentang makanan secara umum.

"Ini tentang kelangsungan hidup anak-anak kita! Kami tidak lagi membahas, seperti sebelumnya, peralatan apa yang terbaik untuk sekolah, sebaliknya pendidikan untuk jutaan anak dipertanyakan," jelasnya. "Kita tidak bisa berbicara tentang gaya hidup sehat untuk anak-anak -- tujuan nomor satu adalah untuk menyelamatkan mereka," lanjutnya.


Menyelamatkan Nyawa Tanpa Gangguan

Pengungsi dari Ukraina tiba di perbatasan di Medyka, Polandia tenggara, pada 5 April 2022. Lebih dari 4,2 juta pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak invasi Rusia, kata PBB. (Wojtek RADWANSKI / AFP)

Saat ini Ibu Negara Ukraina bekerja keras untuk mengevakuasi setiap warganya ke negara yang lebih aman. Mereka mengevakuasi anak-anak dengan kanker, penyandang disabilitas, kanker dan yatim piatu, ke negara-negara yang setuju untuk menerima mereka untuk perawatan dan rehabilitasi.

Olena mengatakan pihaknya mengimpor inkubator ke Ukraina untuk mendukung bayi baru lahir di kota-kota yang dibom oleh Rusia. Di banyak rumah sakit terjadi pemadaman listrik, dan kehidupan anak-anak dalam bahaya. Karena itu, Ukraina membutuhkan perangkat yang menyelamatkan nyawa tanpa gangguan.

Dua perangkat tersebut telah dikirimkan dan delapan inkubator lagi direncanakan akan dikirimkan. Pihaknya juga mempercepat adaptasi pengungsi terutama anak-anak dan ibu mereka ke lokasi baru, karena bantuan kemanusiaan saja tidak cukup.

Anak-anak butuh percepatan sosialisasi dan sekolah di tempat baru. "Bersama dengan kedutaan, kami mengoordinasikan acara untuk mendukung Ukraina, beberapa konser internasional telah mengumpulkan uang untuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina," tutupnya.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya