Hantaman Perang Rusia-Ukraina untuk Ekonomi Eropa Lebih Dahsyat Daripada Covid-19

Perang Rusia Ukraina bisa sangat berdampak kepada ekonomi Eropa daripada Covid-19. Demikian dikatakan Kepala Riset Makro Global ING, yakni Carsten Brzeski.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 13 Apr 2022, 15:09 WIB
Tentara Ukraina naik kendaraan lapis baja di samping tank Rusia yang hancur di pinggiran Kiev, Ukraina, 31 Maret 2022. Pasukan Rusia menembaki pinggiran Kota Kiev, dua hari setelah Kremlin mengumumkan akan secara signifikan mengurangi operasi dekat Ibu Kota dan Chernihiv. (AP Photo/Rodrigo Abd)

Liputan6.com, Jakarta Perang Rusia Ukraina bisa sangat berdampak kepada ekonomi Eropa daripada Covid-19. Demikian dikatakan Kepala Riset Makro Global ING, yakni Carsten Brzeski.

"Untuk benua ini, perang lebih merupakan pengubah permainan daripada pandemi yang pernah ada. Saya tidak berbicara hanya dalam hal kebijakan keamanan dan pertahanan tetapi terutama tentang seluruh ekonomi," kata Brzeski, dikutip dari CNBC International, Rabu (13/4/2022).

Brzeski mengatakan, fundamental ekonomi eropa seperti sektor ekspor dan impor akan sangat terdampak perang Rusia-Ukraina. Ia melihat saat ini sudah ada penurunan ekspor dan ketergantungan yang lebih tinggi pada impor energi.

Menurut dia, Eropa saat ini mengalami krisis kemanusiaan dan transisi ekonomi yang signifikan. Brzeski memprediksi, harga pangan akan naik tinggi daripada yang pernah terjadi sebelumnya.

"Perang sedang berlangsung di 'keranjang roti' Eropa, area produksi utama untuk biji-bijian dan jagung," katanya.

"Harga pangan akan naik ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Inflasi yang lebih tinggi di negara maju bisa menjadi masalah hidup dan mati di negara berkembang," ujar Brzeski menambahkan.

 

 


Melepas Ketergantungan dari Rusia

Pengungsi dari Ukraina tiba di perbatasan di Medyka, Polandia tenggara, pada 5 April 2022. Lebih dari 4,2 juta pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak invasi Rusia, kata PBB. (Wojtek RADWANSKI / AFP)

Perang Rusia-Ukraina disinyalir membuat para pemimpin Eropa mulai berpikir soal ketergantungan terhadap energi Rusia. Mereka memikirkan cara untuk segera lepas dari ketergantungan tersebut.

Hanya saja, langkah pengurangan itu mau tak mau berdampak kepada ekonomi Eropa. Salah satu dampaknya adalah inflasi yang tinggi dan merusak pemulihan manufaktur yang dimulai tahun lalu ketika ekonomi berusaha bangkit dari pandemi Covid-19.

Ekonom mengakui bahwa, pergeseran dalam ekonomi Eropa, dan global, akan memberikan tekanan tambahan pada bank sentral dan pemerintah yang sulit dalam mengatur inflasi melawan keberlanjutan fiskal.


Dampak ke Indonesia

Tak hanya kepada Eropa, perang Rusia-Ukraina juga berdampak kepada Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri.

Menurut Yose, hal itu sudah terlihat dari pelaksanaan G20 di Bali.

"Sebagaimana kita ketahui, Amerika mengancam akan memboikot konferensi G20, jika acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Rusia,” ujar Yose Rizal Damuri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (9/4/2022).

 


Langkah Antisipasi

Bagi Indonesia, dampak langsung konflik Rusia-Ukraina sebenarnya tidak terlalu signifikan, karena kedua negara tersebut bukan mitra dagang utama kita, menurut Yose Rizal Damuri.

Namun, tetap saja, Indonesia harus melakukan langkah antisipasi, karena kita mengimpor gandum dan bahan pangan lain dari kedua negara tersebut. Yang pasti, konflik antara kedua negara tersebut akan mempengaruhi rantai pasokan bahan baku ke dalam negeri. 

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya