Liputan6.com, Jakarta - Cuaca hari ini, Kamis (14/4/2022), wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) langit paginya diperkirakan cerah berawan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca berbeda akan terjadi di Jabodetabek pada siang hari nanti.
Baca Juga
Advertisement
Di Ibu Kota, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi akan mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur siang hari nanti. Lalu malam nanti kembali diperkirakan berawan.
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di wilayah Jaksel dan Jaktim pada siang hingga menjelang malam hari," tulis peringatan dini BMKG.
Sedangkan penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat sepanjang hari ini diprediksi berawan dan cerah berawan. Meski dini hari nanti diperkirakan hujan.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu siang hingga malam hari di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta," jelas peringatan dini BMKG.
Begitu pula di Kota Tangerang, Banten, siang nanti diprediksi berawan dan malam harinya berawan tebal.
Berikut informasi prakiraan cuaca di Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Berawan | Berawan | Berawan |
Bekasi | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Berawan |
Depok | Cerah Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Kota Bogor | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Tangerang | Cerah Berawan | Berawan | Berawan Tebal |
Penjelasan BMKG soal Cuaca Jabodetabek Berubah Drastis antara Siang dan Malam
Sebelumnya, dalam sepekan ini, suhu di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang, Bekasi) pada siang hari cenderung sangat terik. Sementara pada sore hingga malam hari, cuaca berubah drastis menjadi mendung dan hujan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab terjadinya perubahan cuaca secara drastis dalam sehari ini.
Sub-koordinator Bidang Prediksi Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, saat ini Jakarta sudah berada pada akhir musim hujan.
Salah satu cirinya, terjadi hujan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang yang umumnya terjadi pada sore atau malam hari.
"Hal ini terjadi karena proses pemanasan permukaan bumi akibat radiasi sinar matahari pada pagi-siang yang meningkatkan energi pembentuk awan hujan pada sore-malam hari," jelasnya kepada merdeka.com, Jumat 8 April 2022.
Terjadinya pemanasan permukaan bumi ini juga menyebabkan cuaca pada pagi hingga siang cerah. Sedangkan pada sore hingga malam mendung sampai hujan.
Menurut Ida, hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jakarta.
Kondisi tersebut bisa memicu genangan atau kerusakan infrastruktur.
"Oleh karena itu, perlu diwaspadai potensi genangan, kilat/petir dan angin kencang yang dapat merusak infrastruktur," ujarnya.
Advertisement
BMKG Imbau Warga Bandung Raya Waspada Cuaca di Akhir Musim Hujan pada April
Warga di Bandung Raya diminta waspada terhadap cuaca di akhir musim hujan yang terjadi April 2022. Hal tersebut diutarakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, akhir musim hujan April ini, curah hujan diprediksi akan terjadi lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.
"Kondisi ini, disebabkan tingginya aktivitas pembentukan awan konvektif yang disebabkan oleh faktor labilitas atmosferik lokal," kata Teguh di Bandung, Jawa Barat, Rabu 6 April 2022.
Saat curah hujan meningkat, potensi bencana hidrometeorologi juga meningkat. Terutama fenomena alam yang berpotensi terjadi yakni angin kencang atau angin puting beliung hingga hujan es.
"Perubahan cuaca yang dinamis juga patut diwaspadai karena dapat menyebabkan menurunnya stamina atau imunitas tubuh," kata dia.
Selain itu, peralihan musim ini menurutnya berpotensi membuat suhu di wilayah Bandung Raya lebih dingin karena adanya proses pendinginan evaporatif. Teguh mengatakan proses pembentukan awan konvektif diawali oleh proses evaporasi.
"Proses evaporasi didominasi oleh proses perubahan fasa air, dari kondisi cair menjadi gas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pendinginan di lingkungan terjadinya evaporasi atau biasa disebut sebagai pendinginan evaporatif," kata dia.
Dia menjelaskan pendinginan evaporatif adalah pendinginan udara karena penyerapan panas laten molekul air. Ketika air menguap, proses penguapan membutuhkan energi panas (kalor) dari lingkungan agar penguapan terjadi.
"Dengan menghilangkan kalor dari udara, maka udara menjadi dingin," kata Teguh.
Kata BMKG Soal Fenomena Hujan Seperti Ombak di Cikarang
Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur sejumlah kawasan di sekitar Jabodetabek, Selasa 5 April 2022. Peristiwa itu ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Tidak terkecuali postingan video yang diunggah akun instagram @infobekasi yang merekam video singkat suasana hujan deras disertai angin kencang di kawasan MM 2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi sekitar pukul 14.31 Wib.
Dimana dalam video tersebut terlihat hujan deras yang disebut oleh perekam layaknya "ombak". Karena air hujan yang terbawa oleh kencangnya angin, kencengan angin juga terlihat dari embusan yang mengenai pohon.
"Ini mah pakai payung percuma. Kaya ombak di lautan. Anginnya kenceng banget pohonnya liatin noh," cakap perekam video tersebut.
Merespon video tersebut, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai jika hujan tersebut terjadi dampak dari hembusan angin yang sangat kencang terjangan.
"Itu kelihatannya karena efek hujan lebatnya di sertai angin yang cukup kencang," kata Miming Saepudin, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG saat dihubungi merdeka.com, Selasa (5/4).
Miming tak bisa memberikan komentar lebih lanjut terkait fenomena hujan tersebut. Karena keterbatasan sudut visual video dan kondisi di lokasi. Namun menurutnya, fenomena itu adalah hal biasa.
"Kalau melihat video di atas kelihatannya sepertinya nya itu. Karena saya tidak ada info visualnya yang utuh," kata dia.
Advertisement