Survei SPIN: Prabowo Menang Head to Head Lawan Ganjar dan Anies

Survei SPIN menunjukkan bahwa Prabowo Subianto mampu memperoleh elektabilitas di atas 50 persen saat berhadapan dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 13 Apr 2022, 16:32 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri peresmian Roemah Djoeang di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (29/7). (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei dan Poling Indonesia (SPIN) merilis hasil temuannya terkait elektabilitas calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024.

Hasil survei SPIN menempatkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai tokoh yang elektabilitasnya tertinggi di antara calon lainnya, yakni mencai 26,5 persen.

Namun, yang menarik saat dicoba simulasi head to head antarcapres. Pada simulasi ini, Prabowo Subianto mendominasi dengan persentase kemenangan di atas 50 persen.

"Pada simulasi head to head antarcapres, publik mayoritas menetukan pilihannya kepada Prabowo Subianto dengan persentase lebih dari 50 persen suara apabila berhadapan dengan Ganjar, Anies, AHY, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto," ujar Direktur SPIN Igor Dirgantara, Rabu (13/4/2022).

"Semua capres tak dapat memenangkan pertarungan bila berhadapan dengan Prabowo. Berhadapan dengan Ganjar dan Anies, Prabowo mampu memperoleh tingkat elektabilitas di atas 50 persen," katanya menambahkan.

Pada variabel elektabilitas capres, Prabowo masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar publik bila Pemilu dilaksanakan hari ini. Angka persentasenya meningkat dari 24,5 persen menjadi 26,5 persen.

"Ganjar dan Anies berada di posisi kedua dan ketiga namun terpaut angka cukup jauh dengan Prabowo," kata dia.

Selain itu, Igor menyebut pendukung Prabowo dalam pilpres sebelumnya diduga akan kembali mendukung orang nomor satu di Gerindra itu, meski sempat kecewa karena bergabung dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf yang merupakan rival politiknya.

"Pemilih yang memilihnya saat Pemilu 2019 dan yang kecewa terhadap Prabowo karena bergabung dengan pemerintahan Jokowi diduga kembali memilih Prabowo. Paling fenomenal adalah di mana pemilih Jokowi 2019 dianggap semakin percaya kepadanya dan kemudian banyak menjatuhkan pilihannya ke Prabowo," jelas Igor.

 


Elektabilitas Gerindra dan PDIP Menguat

Pendukung peserta partai politik PDIP, Demokrat, Gerindra dan Berkarya menunjukkan nomor parpol sambil yel-yel usai pengambilan nomor urut peserta pemilu 2019 di KPU, Jakarta, Minggu (18/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terkait persepsi publik terhadap partai politik, survei ini menunjukkan bahwa PDIP dan Partai Gerindra adalah dua parpol yang mengalami peningkatan elektabilitas. Sikap parpol terkait penundaan Pemilu dan amandemen diduga sebagai sebab disamping faktor lainnya.

Partai Demokrat, Partai Nasdem, PKS, dan PPP juga mendapat apresiasi positif publik dari sikapnya terhadap isu penundaan pemilu dan presiden tiga periode. Sebaliknya elektabilitas parpol pendukung presiden tiga periode, seperti PKB dan PAN mengalami penurunan.

"Gerindra sangat fenomenal di mana terjadi lonjakan kenaikan hebat. Gerindra berhasil memperkecil gap elektabilitas dengan PDIP. Bila faktor soliditas dukungan internal Gerindra dapat dipertahankan, loyalitas basis dukungan tradisional semakin menguat," kata Igor.

"Kembalinya dukungan pemilih tradisional ke Prabowo dan meningkatnya kepercayaan pemilih loyal Jokowi terhadap Prabowo bukan tidak mungkin dalam waktu dekat ini Gerindra akan berhasil menyalip posisi PDIP," sambung dia.


Prabowo Dianggap Mampu Lanjutkan Program Jokowi

Presiden Joko Widodo saat menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Dalam pertemuan tersebut mereka membahas permasalahan bangsa dan koalisi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Igor, jika publik ingin melanjutkan program dan kebijakan positif dari Presiden Jokowi serta menyempurnakannya, maka Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subanto bisa dianggap jalan terbaik pasca berakhirnya kepemimpinan Jokowi di 2024 nanti.

Dengan predikat sebagai menteri dengan kinerja terbaik, Prabowo dianggap mampu melanjutkan program dan pembangunan di era Pressiden Jokowi.

"Artinya, jika Prabowo terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2024, dikotomi kadrun-cebong berpotensi juga akan menghilang dari jagad politik Indonesia. Dan itu langkah positif bagi keharmonisan sebuah bangsa, persatuan dan kesatuan," pungkas Igor.

Survei SPIN dilakukan pada tanggal 28 Maret 2022 hingga 7 April 2022 dengan jumlah responden 1.230, berusia minimal 17 tahun yang tersebar di 34 provinsi. Survei dilaksanakan dengan metode multi-stage random, tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar ± 2,8 persen.

Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Kontrol kualitas 10 persen dari sampel.

Infografis Elektabilitas Kandidat Capres 2024 versi 6 Lembaga Survei. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya