Menteri ESDM Beri Sinyal Kenaikan Harga Pertalite

Ada sinyal untuk menaikkan harga Pertalite dan Solar yang merupakan langkah strategis agar keuangan negara tidak terlalu berat.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2022, 16:30 WIB
Petugas melayani pengisian BBM kendaraan konsumen di SPBU kawasan Jakarta, Senin (27/12/2021). Pemerintah berencana untuk menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite dari peredaran secara bertahap dalam rangka peralihan penggunaan energi bersih. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah tengah menghitung dampak kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap keuangan negara. Terdapat sinyal untuk menaikkan harga Pertalite dan Solar yang merupakan langkah strategis agar keuangan negara tidak terlalu berat. 

"Dalam (strategi) jangka menengah dan panjang..., penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti (kendaraan listrik, bahan bakar gas, bioetanol, maupun BioCNG)," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (13/4/2022).

Arifin menjelaskan ketegangan geopolitik global yang terbaik saat ini telah menyebabkan harga minyak mentah dunia melambung. Hal ini juga berdampak ke rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) Maret 2022 mencapai USD 98,4 per barel.

Angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsikan sebesar USD 63 per barel.

"Adapun rata-rata crude price Aramco untuk elpiji telah mencapai USD 839,6 per metrik ton di mana asumsi awal kami di tahun 2022 hanya sebesar 569 dolar AS per metrik ton," jelas Arifin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tambah Kuota

Pengendara motor mengisi bahan bakar di SPBU kawasan Jakarta, Senin (27/12/2021). Pemerintah berencana untuk menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite dari peredaran secara bertahap dalam rangka peralihan penggunaan energi bersih. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain menyesuaikan harga Pertalite dan Solar, pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek untuk menambah kuota dua jenis BBM bersubsidi tersebut agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pemerintah berencana menambah kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter karena kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14 persen pada periode Januari sampai Maret 2022.

Sedangkan, kuota Solar diusulkan bertambah sebanyak 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter.

Pemerintah menambah kuota solar subsidi karena BBM jenis ini juga mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49 persen periode Januari sampai Maret 2022 akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan karena harga komoditas global yang naik.

Pada APBN 2022, volume kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022, sehingga menyisakan kuota Pertalite sebanyak 16,57 juta kiloliter.

Adapun volume kuota Solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan kuota sebanyak 11,02 juta kiloliter.


Menko Airlangga: Pemerintah Kaji Kenaikan Pertalite dan LPG 3 Kg

Pengendara motor mengantre mengisi BBM di SPBU, Jakarta, Kamis (18/6/2020). Kendati demikian, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menegaskan, saat ini pihaknya masih menyediakan dan menyalurkan BBM jenis Premium dan pertalite. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah masih mengkaji kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan juga LPG 3 kilogram (kg). Ini menyusul kenaikan harga minyak dunia yang melambung tinggi.

“Saat sekarang masih kita kaji,” kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di komplek Istana Presiden, Selasa (5/4/2022).

Baik untuk kenaikan Pertalite dan LPG 3 kg, Menko Airlangga enggan merinci lebih lanjut terkait kajian yang dilakukan. Ia pun menyebut akan mengumumkannya pasca kajian rampung.

“Sesudah kita kaji, nanti kita umumkan, tapi saat sekarang belum,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, ia menuturkan sejumlah komoditas dunia yang mengalami kenaikan imbas perang Rusia-Ukraina. Salah satunya adalah minyak mentah Brent yang disebut tembus USD 100 per barel.

 


Geopolitik

“Kenaikan berbagai komoditas utamanya pangan maupun energi sebagai dampak dari geopolitik Rusia dan Ukraina yang transmisinya ke Indonesia dalam bentuk kenaikan harga komoditas dan kenaikan inflasi,” kata dia dalam konferensi pers di komplek Istana Presiden, Selasa (5/4/2022).

Ia membeberkan sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan yakni gas alam, batu bara, minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit, hingga komoditas gandum.

“Kita ketahui berbagai komoditas gas alam naik, batubara di harga USD 258 (per ton), (minyak) Brent sudah di atas seratus (USD 100 per barel), CPO di USD 1500 (per ton) dan gandum di 1000,” katanya.

Infografis Siap-Siap Premium dan Pertalite Hilang dari Pom Bensin. (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya