Setelah Dicoret dari F1, Vila Mewah Anak Juragan Pupuk Rusia Juga Disita di Italia

Nikita Mazepin merupakan pembalap Rusia yang terkena imbas dari invasi militer yang dilakukan negaranya terhadap Ukraina. Pria berusia 23 tahun itu sebelumnya memperkuat tim asal Amerika Serikat, Haas.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 13 Apr 2022, 17:30 WIB
Nikita Mazepin, mantan pembalap Haas yang dicoret dari balapan Formula 1 akibat invasi Rusia terhadap Ukraina. (Antonin Vincent / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Setelah dicoret dari daftar pembalap Formula 1, Nikita Mazepin tidak lantas bisa bernapas lega. Perang Rusia-Ukraina yang masih terus berkecamuk juga membuat sejumlah asetnya di sita pemerintah. 

Mazepin merupakan pembalap Rusia yang terkena imbas dari invasi militer yang dilakukan negaranya terhadap Ukraina. Pria berusia 23 tahun itu sebelumnya memperkuat tim asal Amerika Serikat, Haas. 

Mazepin tampil sebagai pembalap F1 setelah perusahaan milik ayahnya, Urakali yang menjadi sponsor utama tim Haas pada tahun 2021. Namun kiprah Mazepin tidak bertahan lama. Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuat FIA melarangnya untuk tetap balapan di ajang Formula 1 musim ini.

Posisinya selanjutnya diambil alih oleh mantan pembalap Haas sebelumnya, Kevin Magnussen.

Namun 'penderitaan' Mazapin ternyata belum berhenti di situ saja. Belakangan, seperti dilansir dari Metro.co.uk, pemerintah Italia juga menyita asetnya yang mencapai 100 juta pound sterling.  Langkah ini diambil sebagai tekanan karena ayahnya, Dmitry dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Sejak Maret lalu, nama keluarga Mazepin sudah masuk dalam daftar sanksi negara-negara Uni Eropa. Sejumlah laporan menyebutkan, Dimitry yang menjadi pemilik perusahaan pupuk Urakali merupakan salah satu sosok yang dipanggil Putin sebelum melancarkan invasi ke Ukraina.

Sumber di kepolisian, seperti dilansir dari Metro menyebutkan, sejumlah aset Nikita Mazepin tengah diselidiki, termasuk vila mewah keluarga di Sardinia yang dikenal dengan nama Rocky Ram. 

 


Sita Aset Miliara Euro

Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah Italia dikabarkan telah menyita miliaran euro aset warga Rusia yang dianggap dekat dengan Kremlin. Di antaranya adalah superyacht senilai setengah miliar euro milik raja pupuk dan batu bara Andrey Igorevich Melnichenko, yang disita di pelabuhan Trieste.

Tidak hanya di Italia, hal yang sama juga berlaku di Inggris. Pemerintah Inggris juga membekukan aset para pengusaha asal Rusia yang dianggap dekat dengan pusat kekuasan Vladimir Putin. 

Kebijakan ini salah satunya menimpa pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Akibat invasi Rusia ke Ukraina, seluruh aset Abramovich di Inggris termasuk klub The Blues miliknya, terkena imbas. 

Saat ini, Chelsea dilarang untuk melakukan aktivitas bisnis di Inggris. Mereka juga tidak boleh aktif dalam bursa transfer dan dilarang menjual tiket pertandingan saat menggelar pertandingan kandang. 

Abramovich sedang berusaha menjual klub yang baru saja tersingkir dari ajang Liga Champions itu.

 

 


Terlalu Dipaksakan

Development Driver Force India, Nikita Mazepin (kanan), salah satu bintang muda yang dipercaya tampil pada tes tengah musim kedua F1 di Sirkuit Silverstone, Inggris, 12-13 Juli 2016. (formula1.com)

Sementara itu, kehadiran Mazepin di arena Formula 1 sejak awal dianggap banyak pihak terlalu diipaksakan. Kemampuan jebolan Formula 3 itu dianggap belum layak untuk promosi ke ajang F1.

Kursi Formula 1 Mazepin pada dasarnya dibayar oleh ayahnya. Dia tidak akan dianggap cukup baik untuk promosi ke F1 jika bukan karena suntikan dana besar-besaran yang dia bawa ke Haas yang dalam beberapa musim terakhir kesulitan dalam membiayai keikutsertaan mereka di Formula 1.

Mazepin akan bergabung dengan tim Haas F1 untuk tahun 2021 dengan kontrak beberapa tahun, bersama Mick Schumacher. Dia memilih nomor 9 sebagai nomor balap permanennya.

Kekhawatiran banyak pihak pun terbukti. Pada tahun 2021, Mazepin menjadi rookie paling memalukan sepanjang musim. Alih-alih meraih poin bagi Haas, Mazepin lebih sering menghancurkan mobil dan gagal finis.

Tidak hanya itu. Kehadirannya juga dianggap membahayakan pembalap lain karena kerap gagal menyingkir dengan cepat di bawah bendera biru. 

 

 


Tidak Hanya F1

Tidak hanya olahraga otomotif yang terimbas invasi Rusia terhadap Ukraina. Sepak bola juga mengalami nasib serupa.

Seperti diketahui, FIFA dan UEFA telah melarang tim Rusia ambil  bagian dalam kompetisi sepak bola termasuk Piala Dunia. Sementara klub-klub dari negeri Beruang Merah juga dicoret dari keikutsertaan di kompetisi Eropa. 

Dampaknya langsung dirasakan timnas Rusia yang tidak bisa bertanding di ajang play-off kualifikasi Piala Dunia 2022 yang rencananya digelar Maret ini. Begitu juga Spartak Moskow, klub sepak bola Rusia harus rela digugurkan di babak 16 besar Liga Europa.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya