Liputan6.com, Jakarta Vokalis Coldplay, Chris Martin memperkenalkan Enory Garcia, penggemar Tuli naik ke atas panggung untuk bernyanyi bersama dan mengajak fans lainnya menggunakan bahasa isyarat. Tur di Meksiko tersebut secara tidak langsung mendorong inklusivitas dalam musik.
Dilansir dari euronews, sang vokalis band musik tersohor tersebut memberi ruang kepada seorang penggemar untuk menginterpretasikan apa yang ia nyanyikan dengan bahasa isyarat.
Advertisement
Momen tersebut menjadi viral di media sosial. Setelah sebelumnya, band ini juga mengundang anak dengan autisme ke atas panggung.
Enory mengirim pesan kepada Chris Martin
Enory mengakui ia telah meminta bantuan khusus kepada Martin untuk bisa bernyanyi bersama. Dengan segera, Martin menyetujuinya dan mengundangnya naik ke atas panggung.
Namun permintaannya hampir terlupakan, karena ia telah mengirim pesan sejak tanggal 1 April dengan menginterpretasikan lagu-lagu Coldplay. Ia juga menyebutkan dalam pesannya, bahwa meskipun ia Tuli, namun ia bisa mendengar dengan alat bantu dengarnya dan menjalani terapi wicara. Jadi ia telah berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat selama 15 tahun.
"Dalam kehidupan sehari-hari tanpa bisa mendengar, saya menemukan bahwa orang Tuli dapat mendengar melalui gelombang suara. Hingga suatu saat ketika saya bertemu Anda, Coldplay, saya menyukai musik Anda dengan suara dan ritmenya. Saya ingin menunjukkan kepada orang-orang Tuli bahwa kami dapat merasakan musik Anda. Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak hanya bernyanyi," katanya.
Bernyanyi dengan bahasa isyarat
Saat Enory menghadiri konser dengan beberapa teman dan atas bantuan beberapa orang, mereka bisa berada di dekat panggung untuk mencapai tujuannya.
Itulah bagaimana Martin melihat wanita tersebut sebelum menyanyikan "Something just like this" dan mengundangnya ke atas panggung. Bahkan Martin memberi aba-aba kepada Enory jika ia bernyanyi terlalu cepat untuk ia menginterpretasikan setiap kata dalam lagunya dengan bahasa isyarat. "Bilang kalau saya bernyanyi terlalu cepat, ya," kata sang vokalis dengan sopan.
Tak hanya kali ini saja, sebelum-sebelumnya pun konser Coldplay selalu bertindak inklusif. Band ini pernah mengajak penggemar dengan autisme untuk bernyanyi bersama di atas panggung, yang juga viral di media sosial. Penggemar tunarungu bahkan diberikan rompi khusus dengan teknologi yang memungkinkan mereka merasakan suara melalui sentuhan dan getaran selain didampingi penerjemah yang memberi tahu mereka lirik lagu-lagu yang dibawakan band tersebut.
Dengan ini, Coldplay telah dicirikan sebagai band yang bertindak inklusif. Selain mengormati budaya setiap negara dalam tur mereka, band ini juga mempromosikan inklusi. Jadi mereka mendapat opini publik yang baik. Maka tak heran kenapa mereka memiliki begitu banyak penggemar.
Advertisement