Korupsi Impor Baja, Kejagung Periksa Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag

Sebelumnya, Kejagung tengah mendalami kasus dugaan tindak pidana korupsi impor baja dan besi di kawasan berikat. Langkah ini dilakukan menyusul pengusutan perkara mafia pelabuhan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Apr 2022, 20:37 WIB
Gedung Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pemeriksaan terhadap empat saksi atas kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam impor besi atau baja, baja paduan, dan produk turunannya tahun 2016 sampai dengan 2021.

Empat saksi tersebut di antaranya berasal dari pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam impor besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya tahun 2016-2021," terang Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana dalam keterangannya, Rabu (13/4/2022).

Para saksi yang diperiksa adalah Tuti Rachmawati selaku Manager Corporate Regulatory Affair, Ilham Arief Gautama selaku Senior Specialist Corporate Regulatory Affair, Mohammad Adriansyah selaku Analisis Perdagangan Ahli Madya (fungsional tertentu) pada Direktorat Impor Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, dan Hira Nur Syahadah selaku Sekretaris Direktur Impor pada Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag.

"Mereka diperiksa terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam impor besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya Tahun 2016 sampai dengan 2021," kata Ketut.

Sebelumnya, Kejagung tengah mendalami kasus dugaan tindak pidana korupsi impor baja dan besi di kawasan berikat. Langkah ini dilakukan menyusul pengusutan perkara mafia pelabuhan.


Rugikan Perekonomian Negara

Gedung Kejaksaan Agung Jakarta. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Febrie Adriansyah, menyampaikan, selama ini aktivitas impor besi dan baja diduga telah merugikan perekonomian negara.

Hal itu pun berdampak penurunan terhadap industri besi dan baja Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir.

"Memang benar kami sedang menyelidiki industri baja dan besi. Kita mau melihat apakah selama ini impor baja dan besi itu legal atau tidak. Kan kita juga harus menjaga kondisi industri nasional ya," tutur Febrie di Kejagung, Jakarta Selatan, Jumat 11 Maret 2022.

Febrie menegaskan, Kejagung akan turut berkontribusi menjaga kondisi industri nasional, agar tidak disalahgunakan oleh oknum tertentu.

Kejagung sudah memanggil sejumlah pihak terkait kasus ini. "Sudah ada beberapa yang dipanggil ya," ucap dia.

Febrie pun memastikan penyidik akan menaikkan status perkara tersebut dari penyelidikan ke penyidikan apabila ke depannya terbukti ada perbuatan melanggar hukum dalam aktivitas impor besi dan baja pada kawasan Berikat.

"Ya nanti kita lihat apakah ada perbuatan melawan hukum atau tidak pada impor besi dan baja itu. Kalau ada nanti kita tindak lanjuti," jelas Febrie.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya