Kisah Haru Ukasyah bin Mihshan, Tuntut Balas Rasulullah SAW namun Dapat Jaminan Surga

Rasulullah SAW merupakan nabi akhir zaman yang sudah dijanjikan surga oleh Allah SWT. Kendati demikian, Rasulullah SAW tidak ingin meninggalkan kesalahan-kesalahan kepada sesama manusia terutama umatnya sebelum kembali pada-Nya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 14 Apr 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi.

Liputan6.com, Denpasar - Rasulullah SAW merupakan nabi akhir zaman yang sudah dijanjikan surga oleh Allah SWT. Kendati demikian, Rasulullah SAW tidak ingin meninggalkan kesalahan-kesalahan kepada sesama manusia terutama umatnya sebelum kembali pada-Nya.

Menjelang wafat, Rasulullah SAW meminta Bilal bin Rabah mengumpulkan kaum muslimin di masjid. Atas perintah Rasulullah SAW, kaum muslimin di Madinah berbondong-bondong ke Masjid Nabawi.

Rasulullah SAW kemudian naik mimbar dan berkhutbah di hadapan kaum muslimin. Getaran hati tersentuh hingga tangisan air mata keluar dari kaum muslimin ketika Rasulullah SAW berbicara.  

“Wahai kaum muslim. Demi Allah dan demi hakku atas kalian. Barangsiapa yang pernah aku zalimi tanpa sepengetahuanku, berdirilah dan balaslah kezalimanku itu,” kata Rasul seperti dikutip dari NU Online.

Tidak ada satu pun di antara kaum muslimin yang berdiri. Rasul kembali mengulang ucapannya sebanyak tiga kali.

“Wahai kaum muslim. Demi Allah dan demi hakku atas kalian. Barang siapa yang pernah aku zalimi tanpa sepengetahuanku, berdirilah dan balaslah kezalimanku itu, sebelum aku dibalas pada hari kiamat nanti,” ucap Rasul lagi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

 


Perut Ukasyah Kena Pecut Rasulullah SAW

Setelah Rasulullah SAW mengulang sebanyak 3 kali, barulah muncul seorang kakek berdiri. Kakek yang bernama Ukasyah bin Mihshan itu jalan hingga berhadapan dengan Rasulullah SAW.

“Demi ayah dan ibuku. Andai engkau tidak mengucapkan kalimat itu sampai tiga kali, pasti aku tidak akan maju,” kata Ukasyah. 

Ukasyah mengaku bahwa dirinya termasuk salah satu yang dikatakan Rasulullah SAW. Perut Ukasyah kena pecut Rasulullah SAW. Kejadian itu usai memenangkan peperangan saat Ukasyah turun dari unta mendekati Rasulullah SAW untuk mencium pahanya.

“Aku tidak tahu, apakah kejadian itu engkau sengaja atau engkau ingin memecut unta,” ujarnya.


Bilal Mengambil Pecut ke Rumah Fatimah

Ilustrasi cambuk. (thehuntingshop.co.uk)

Seketika itu, Rasulullah SAW meminta perlindungan kepada Allah SWT atas perbuatannya kepada Ukasyah. Lalu meminta Bilal ke rumah Fatimah untuk mengambilkan pecut yang tergantung.

Bilal menjalankan perintah Rasulullah SAW. Ia berangkat menemui Fatimah. “Wahai putri Rasulullah. Ambilkan pecut yang tergantung itu. Serahkan kepadaku,” pinta Bilal ke Fatimah.

Sedikit bingung atas permintaan Bilal. Lantas, putri Rasulullah SAW itu bertanya, “Wahai Bilal, apa yang akan dilakukan ayahku dengan pecut ini? Bukankah hari ini adalah hari haji, bukan hari perang.”

Kemudian Bilal menjelaskan kepada Fatimah bahwa ayahnya akan meninggalkan dunia. Ia memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk membalas kesalahan semasa hidupnya.

“Wahai Bilal, siapa orang yang tega menuntut balas (qisas) dari Rasulullah? Katakanlah kepada Hasan dan Husein agar keduanya saja yang menerima pembalasan itu, sebagai pengganti Rasulullah,” kata Fatimah.


Tidak Ingin Rasulullah SAW Diqisas

(Ilustrasi)

Putri Rasulullah SAW tidak ingin ayahnya diqisas. Ia meminta kepada agar Hasan dan Husein yang menjadi ganti qisas kepada Rasulullah SAW. 

Fatimah lalu menyerahkan pecut kepada Bilal. Kemudian Bilal kembali ke masjid dan menyerahkan pecut itu kepada Ukasyah.

Sahabat Abu Bakar, Umar, Ali, hingga cucu Rasulullah SAW Hasan dan Husein bergantian berdiri dan meminta Ukasyah tidak memecut Rasulullah SAW. Badan mereka siap untuk menjadi pengganti qisas Rasulullah SAW.

Namun, Rasulullah SAW meminta mereka untuk duduk. Kemudian berkata kepada Ukasyah, “Wahai Ukasyah, silakan pecut aku.”

“Wahai Rasulullah, ketika engkau memecut perutku, perutku dalam keadaan terbuka,” ucap Ukasyah. 


Jaminan Surga

Ilustrasi Masjid Credit: pexels.com/Andrea

Seketika itu Rasulullah SAW membuka pakaiannya hingga perutnya terbuka. Para kaum muslimin yang melihat pun sangat histeris. Ada yang menangis hingga meminta Ukasyah untuk membatalkan niat memecut Rasulullah SAW.

Melihat perut Rasulullah SAW, Ukasyah bukan memecut, melainkan langsung memeluk erat perut Rasulullah SAW.

“Demi ayah dan ibuku, siapa orang yang tega melakukan pembalasan kepadamu, wahai Rasulullah,” kata Ukasyah. 

“Lantas katakanlah, kau ingin membalas atau memaafkan aku?” tanya Rasulullah SAW.

“Sungguh aku telah memaafkanmu karena aku berharap mendapatkan ampunan dari Allah pada hari Kiamat,” jawabnya.

Lalu Rasulullah berkata, “Siapa yang ingin melihat temanku di surga nanti, lihatlah kakek ini.”

Kaum muslimin yang berada di Masjid Nabawi itu langsung mengerumuni Ukasyah dan mencium keningnya. Ukasyah disebut beruntung lantaran bisa berdampingan dengan Rasulullah SAW di surga kelak.

Setelah peristiwa histeris itu, Rasulullah SAW jatuh sakit selama 18 hari. Pada hari Senin, Rasulullah SAW wafat meninggalkan dunia. Wallahu'alam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya