Liputan6.com, Jakarta - Malam lailatul qadar selalu dinantikan umat muslim di seluruh dunia setiap Ramadhan tiba. Mereka yang beribadah di malam itu lebih baik dari pada ibadah sepanjang 1.000 bulan yang tidak ada lailatul qadarnya.
Seperti ditulis oleh Ahmad Sarwat, Lc.MA, dalam buku Jaminan Mendapat Lailatul Qadar, Ibnu Qudamah menyebutkan bahwa malam itu disebut malam Qadar dengan makna malam penetapan. Pada malam itu, Allah SWT menetapkan segala sesuatu untuk tahun itu, baik hal-hal yang terkait dengan kebaikan atau keburukan, termasuk juga urusan pengaturan rezeki dan keberkahan.
Baca Juga
Advertisement
Lailatul qadar terdiri atas dua kata "lail" berarti "malam", sedangkan "qadar" memiliki banyak makna salah satunya "memuliakan". Namun, orang lebih banyak menyebutnya "malam lailatul qadar", seharusnya tak perlu ditambahkan kata "malam".
Makna malam secara ketentuan syariat adalah rentang waktu yang ditandai mulai dari terbenamnya matahari di ufuk Barat hingga terbitnya fajar (bukan terbitnya matahari) di ufuk Timur. Hal itu sebagaimana disebut dalam Alquran, "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam." (QS. Al-Baqarah : 187)
Para ulama sepakat bahwa meski ayat ini menyebutkan puasa itu sampai malam, tetapi bukan berarti sampai tengah malam. Maksudnya adalah sampai bertemunya malam, yaitu ketika matahari terbenam.
Malam diakhiri dengan terbitnya fajar yaitu masuknya waktu subuh, sebagaimana disebutkan di dalam Alquran : Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadar : 5)
Makna Qadar
Selain kemuliaan, qadar juga bermakna "waktu yang ditentukan". Allah SWT berfirman, "Maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, sampai waktu yang ditentukan." (QS. Thaha : 40).
Qadar juga bermakna "kemampuan". Sesuai firman Allah SWT, "Dan hendaklah kamu berikan suatu mut´ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya." (QS. Al-Baqarah : 236).
Qadar juga bermakna "menguasai". Sesuai dengan firman Allah SWT, "Kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Maidah : 34)
Keutamaan Lailatul Qadar
1. Turunnya Alquran
Ada banyak keutamaan yang bisa disematkan kepada malam Qadar ini, antara lain malam turunnya Alquran. Itu sudah menjadi ijma di tengah ulama bahwa malam Qadar adalah malam diturunkannya kitab suci umat Islam.
Dalil tentang hal itu adalah firman Allah SWT di dalam surat Al-Qadar, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (AlQuran) pada malam Qadar." (QS. Al-Qadar : 1-3)
Advertisement
Lebih Baik dari 1000 Bulan
Lailatul qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, yang dalam Alquran digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Quran. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al Qadar, surat ke-97 dalam Alquran.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Qadar itu? Malam kemuliaan itu lebihbaik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar : 1-3)
3. Turunnya Para Malaikat
Terusan ayat di atas adalah penegasan dari Allah SWT bahwa di malam itu turunlah para malaikat ke atas muka bumi. "Para malaikat dan ruh turun di malam itu dengan izin dari Tuhan mereka dengan segala urusan." (QS. AlQadar : 4).
4. Keselamatan
Malam Qadar juga disebutkan dalam lanjutan ayat di atas sebagai malam yang ada di dalamnya keselamatan hingga terbitnya fajar. Adh-Dhahhak berkata bahwa maksudnya pada malam itu Allah SWT tidak menetapkan sesuatu kecuali keselamatan hingga datangnya fajar.
Sedangkan di malam lain, selain keselamatan juga Allah SWT menetapkan bala’. Mujahid berkata bahwa maksudnya malam itu malam saat setan tidak bisa melakukan perbuatan jahat dan keburukan.
5. Eksklusif Milik umat Muhammad SAW
Jumhur ulama sepakat bahwa keistimewaan malam Qadar ini hanya berlaku untuk umat Muhammad SAW saja. Sedangkan umat-umat terdahulu tidak mendapatkan keistimewaan ini. Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa.
"Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya -yang relatif panjang- sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka, Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan." (HR. Malik)
Advertisement