Menag Ajak Jajarannya Sukseskan Vaksin Booster dan Cegah Penyebaran Hoaks

Pemerintah telah menargetkan program vaksinasi sebanyak dua juta orang sehari pada 2022.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 14 Apr 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengajak, umat beragama menyukseskan vaksinasi penguat (booster) sebagai upaya pencegahan maksimal dan melindungi diri dari COVID-19.

"Atas nama Kementerian Agama, saya mengajak para tokoh agama, pimpinan ormas keagamaan, lembaga keagamaan, serta seluruh elemen bangsa dan umat untuk bersama-sama menyukseskan vaksinasi dengan proaktif mendatangi pusat-pusat vaksinasi," kata Yaqut dilansir dari Antara, Kamis (14/4/2022). 

Yaqut juga berpesan agar jajarannya untuk terus menyukseskan program vaksinasi. Menag juga minta agar setiap program dan kegiatan di Kemenag tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Kita harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Tidak boleh ada yang abai terhadap protokol kesehatan, apalagi ikut menyebarkan hoaks," ucap dia.

Menurut Yaqut, pemerintah telah menargetkan program vaksinasi sebanyak dua juta orang sehari pada 2022. Hal ini direspons Kementerian Agama dengan menyelenggarakan vaksinasi massal di semua level, termasuk dengan menggelar vaksinasi booster.

"Ini adalah sebuah langkah nyata seluruh elemen bangsa dalam upaya pencegahan maksimal terhadap wabah COVID-19. Kami berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang telah menjadi mitra pelaksanaan vaksinasi booster ini," tambah dia.

Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk memperbolehkan mudik lebaran 2022 bagi masyarakat. Data Kemenhub melaporkan ada sekitar 85,5 juta orang akan mudik ke kampung halaman masing-masing. Jumlah ini demikian besar dan harus diantisipasi agar tidak terjadi gelombang penularan COVID-19 di daerah-daerah tujuan mudik dan sebaliknya.

Di satu sisi, pemerintah menetapkan persyaratan berupa kewajiban telah vaksin booster bagi pemudik, atau telah vaksin lengkap 2 dosis dan tes antigen, atau telah vaksin satu dosis dan menunjukkan tes PCR.

Kebijakan pemerintah terkait persyaratan pemudik ini, kata dia, sebagai langkah pemerintah menjaga keselamatan masyarakat.

"Jadi jangan dibandingkan fenomena mudik yang melibatkan puluhan juta jiwa ini dengan, misalnya, gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika yang jumlah akumulasi penonton 100 ribu alias hanya 0,1 persen nya dari jumlah pemudik. Itu pun di NTB vaksin dosis lengkap sudah mencapai 80,55 persen jelang MotoGP," tutup dia.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya