Liputan6.com, Jakarta - Suporter sepak bola melakukan berbagai cara agar tim kesayangan meraih kemenangan. Berbagai bentuk dukungan pun diberikan.
Yang paling jelas adalah datang ke stadion. Dengan begitu, suporter bisa menyemangati tim lewat nyanyian, sekaligus meneror lawan tanding.
Advertisement
Metode lain dapat melalui pembelian merchandise. Secara tidak langsung aksi ini membantu perekonomian klub sehingga mampu merekrut pemain-pemain terbaik.
Jean-Marc Luccheti lain lagi. Pada 23 April 1978, dia pergi untuk menonton tim dukungan Calenzana melakoni laga tandang melawan Murato pada kompetisi lokal Corsica, Prancis.
Dalam satu momen, dia menyaksikan pertahanan tim kesukaan terancam karena tekanan lawan. Yang Luccheti lakukan sungguh berbeda dan tidak disangka.
Tepat Sasaran
Dia mengeluarkan pistol dari tas. Luccheti lalu mengarahkan moncong senjata api ke arah si kulit bundar sebelum menggerakkan jari pemantik untuk menembak bola yang mengarah ke gawang Calenzana. Bidikannya tepat sasaran. Bola kehilangan tenaga dan kempes sehingga tidak melewati garis.
Calenzana bebas dari ancaman kebobolan. Namun, Luccheti harus menerima konsekuensi aksinya.
Advertisement
Konsekuensi Hukuman
Dia langsung ditangkap. Meski jelas-jelas bersalah, Luccheti masih coba membebaskan diri dari situasi dengan melakukan pembelaan. Dia mengklaim tidak berniat melukai siapapun dan hanya menembak peluru hampa.
Aparat hukum tidak terima pembelaan tersebut. Mereka pun mengganjar Luccheti hukuman tiga bulan penjara.