Hasil Riset Pertanian Berkelanjutan Indogreen Jadi Acuan Kebijakan di Pagar Alam

Peneliti proyek Indogreen melakukan riset terkait perkebunan kopi di Pagar Alam Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 14 Apr 2022, 22:30 WIB
Peneliti proyek Indogreen saat mendatangi salah satu lahan perkebunan kopi di Pagar Alam Sumsel (Dok. ICRAF / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Kota Pagar Alam Sumatera Selatan (Sumsel), menjadi daya tarik bagi World Agroforestry (ICRAF) Indonesia dan Centre for Global Food and Resources di University of Adelaide Australia, untuk melakukan penelitian di sektor pertanian, khususnya komoditas kopi.

Kegiatan penelitian ‘Agricultural Policy Research to Support Natural Resource Management in Indonesia’s Upland Landscapes (IndoGreen)’ tersebut, sudah dilakukan sejak tahun 2018-2022 dengan menggandeng berbagai instansi terkait serta para petani lokal.

Hasil penelitian tersebut, dipaparkan dalam lokakarya bertema “Pertanian Berkelanjutan secara Ekonomi, Sosial, dan Ekologi di Pagar Alam”, yang sudah diselenggarakan secara bersama-sama antara ICRAF dan Bappeda Pagar Alam, pada hari Senin (12/4/2022) lalu.

Hasil dan capaian penelitian tersebut, diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam. Yang diharapkan dapat disebarluaskan ke masyarakat Luas, serta ditindaklanjuti oleh instansi terkait.

Betha Lusiana, peneliti senior dan koordinator Proyek IndoGreen mengatakan, sasaran penelitian di Pagar Alam untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan, serta menjaga fungsi lingkungan yang baik.

“Kami mencari alternatif berdasarkan lanskap produktif dan potensi pertanian di Pagar Alam. Yang kami lakukan, seperti analisis parsial untuk melihat perubahan lahan dari tahun 2010-2019, melihat profil petani dan melakukan sosial ekonomi serta Forum Group Discussion (FGD),” ucapnya, Selasa (13/4/2022).

Penelitian yang digelar selama empat tahun tersebut, mendapat dukungan luar biasa dari para petani, perangkat desa hingga instansi dan Pemkot Pagar Alam.

Diakuinya, memang ada beberapa kegiatan yang tertunda, karena pandemi COVID-19. Namun secara umum, Indogreen berhasil melakukan analisa yang mumpuni, yang bisa dimanfaatkan lebih lanjut.

“Hasil penelitian yang didapatkan ternyata cukup kaya, yang berhasil dituangkan dalam brief technic. Kami berharap, apa yang diinformasikan dalam bentuk data tersebut, bisa dituangkan menjadi kebijakan. Seperti menyusun pelatihan yang tepat bagi petani di Pagar Alam,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kopi Pagar Alam

Peneliti proyek Indogreen saat mendatangi salah satu lahan perkebunan kopi di Pagar Alam Sumsel (Dok. ICRAF / Nefri Inge)

Beria Leimona, peneliti senior ICRAF dan penanggungjawab proyek IndoGreen Indonesia, hasil penelitian tersebut dapat menghasilkan ke kebijakan pertanian dan basis data. Dia berharap, agar hasil penelitian dapat membantu meningkatkan ekonomi dan kelestarian di Pagar Alam.

Diakuinya, salah satu yang riset utama di Pagar Alam adalah kopi dan sistem pertanian agroforestic multi fungsi kopi. Indogreen Indonesia berharap dengan penelitian tersebut, bisa meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami berharap bisa mengembangkan kopi aagroforestry secara komprehensif. Seperti penguatan kelembagaan koperasi, membua akses pasar dan keuangan bagi petani kecil,” ujarnya.

Ditambahkan Sacha Amaruzaman, peneliti dari University of Adelaide Australia, dari hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa rekomendasi kebijakan. Dan mereka mencoba menginisiasi dalam bentuk model-model di lapangan.

“Harapan kami semoga inisiasi dalam bentuk model dalam skala kecil ini, bisa dilanjutkan oleh Pemkot Pagar Alam dan stakeholder lainnya. Pemerintah bisa juga mengajak swasta atau investor, untuk meningkatkan akses petani ke pasar dan lahan yang lebih baik,” katanya.


Acuan Kebijakan Pemerintah

Konferensi pers lokakarya Indogreen bertema 'Pertanian Berkelanjutan secara Ekonomi, Sosial, dan Ekologi di Pagar Alam' digelar secara virtual (Liputan6.com / Nefri Inge)

Indogreen Indonesia juga mendorong good agriculture practice. Seperti bisnis kopi, peluang dan cara untuk mempertahankan kualitas lingkungan di Pagar Alam tanpa merusak lingkungan. Sedangkan dari sisi lanskap produktif, Pagar Alam diakuinya termasuk produktif kopi dan sangat potensial.

Kepala Dinas Pertanian Pagar Alam Gunsono Mekson mengakui, hasil penelitian tersebut sangat membantu pemerintah. Terutama bisa menjadi referensi dan acuan terkait pertanian di Pagar Alam.

“Ini memberikan acuan kami dalam membantu masyarakat, yang banyak berprofesi sebagai petani. Kami bisa melaksanakan pijakan dan kegiatan di lapangan, dari kajian ICRAFt ini,” ungkapnya.

Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Sumber Daya Alam (SDA) , Infrastruktur dan Kewilayahan, Bappeda Pagar Alam Ilman Masyhuri berterima kasih, karena telah merampungkan penelitian tersebut. Serta sudah dilokakaryakan dengan beberapa produk bukunya yang bisa dipelajari.

“Kami apresiasi atas segala jerih payahnya, untuk membangun pertanian dan perkebunan di Pagar Alam. Sangat membantu untuk kebijakan perencanaan pembangunan di sektor perkebunan. Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan petani di Pagar Alam,” ucapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya