Rekomendasi Diet 3-1 Untuk Pengidap Diabetes Menjalankan Ibadah Puasa

Pasien yang menderita diabetes boleh berpuasa apabila gula darahnya terkontrol dan menerapkan pola yang sudah direkomendasikan dokter

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi diabetes. (Pexels.com/Artem Podrez)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di Indonesia. Banyak masyarakat yang menerapkan diet terutama bagi penderita diabetes.

Namun, bagaimana cara diet aman untuk penderita diabetes ketika mereka harus menjalankan ibadah puasa ramadhan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes adalah diet DM 3-1.

Pakar Diabetes dan Nutrisi Unair Surabaya Dr Hermina Novida mengatakan, ada satu syarat yang harus dipenuhi pasien diabetes untuk menjalankan puasa, pasien diabetes boleh berpuasa apabila gula darahnya terkontrol.

“Kalau gula darahnya 500 atau 600, sebaiknya gula darahnya dikendalikan dulu. Kenapa ? Karena ada bahaya yang disebut ketoasidosis diabetikum pada pasien diabetes yang tidak terkendali gulanya. Jadi harus dikendalikan dulu gula darahnya,” ungkapnya, Kamis (15/4/2022).

Selain memperhatikan gula darah, pasien diabetes harus memperhatikan cara minum obat dengan benar. Agar tidak terjadi komplikasi hipoglikemia maupun hiperglikemia.

Selain itu, katanya, asupan makanan juga harus disesuaikan dengan saran dan anjuran dokter.

“Kalau bisa menghindari makanan dan minuman yang indeks glikemiknya tinggi, menghindari konsumsi GGL (gula, garam dan lemak) yang berlebihan dan asupan cairan harus cukup,” sebutnya.

Apabila pola tersebut bisa dijalankan, maka puasa akan sangat bermanfaat dan memberikan kontrol gula darah yang lebih baik. 

Ia memberikan tips menerapkan diet DM 3-1 di bulan suci Ramadhan. Pada pasien diabetes sebaiknya mengikuti istilah yang disebut 3J, yakni jumlah kalori yang masuk, tepat jadwal, dan jenis makanan. 


Jumlah Kalori

Biasanya hal tersebut akan terdistribusi secara merata pada saat makan pagi, makan siang, dan makan malam serta 2 sampai 3 kali snack.

“Problemnya adalah bagaimana pada saat berpuasa ? Pada saat berpuasa pasti ada penyesuaian jadwal yang sebelumnya 3 kali makanan utama dan 2 sampai 3 kali snack, namun ketika puasa Ramadhan harus berubah,” ungkapnya.

Perubahan jadwal pada bulan Ramadhan, menurut Dr Hermina bisa diubah menjadi diet DM 3-1. Sehingga, waktu makan akan terbagi menjadi 3 waktu yaitu saat buka puasa, tarawih, dan saat sahur.

“Biasanya kalau kita buka, kita tidak langsung makan yang banyak tapi dicicil habis tarawih. Serta satu kali snack yaitu sebelum tidur,” jelasnya.

Selanjutnya yaitu jumlah makanan harus diperhatikan, jumlah makanan tergantung dengan kebutuhan masing-masing individu. Sehingga perlu disesuaikan dengan indeks massa tubuh, dan aktivitasnya. 

International Diabetes Federation merekomendasikan makanan ketika puasa Ramadhan yaitu 1200 hingga 2000 kalori.

“Namun tergantung dari tinggi badan, jenis kelamin, dan tujuannya apakah ingin menurunkan atau mempertahankan berat badan jadi bervariasi antara 1200 sampai 2000 kalori. Jumlah dan jadwalnya harus diperhatikan baru kemudian jenisnya,” katanya.

Mengenai jenis makanan pada pasien diabetes yang berpuasa, ia harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien yang dimaksud yaitu memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak.

Karbohidrat sekitar 40 hingga 50 persen, protein 20 sampai 30 persen, lemak 30 sampai 35 persen. Karbohidrat dipilih dari bahan dengan indeks glikemik yang rendah.  

“Artinya kecepatan makanan berubah menjadi gula lambat, sehingga kenaikan gula darah juga rendah,” tuturnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya