Liputan6.com, Jakarta CEO Tesla, sekaligus orang terkaya dunia Elon Musk telah mengajukan tawaran untuk membeli Twitter dengan harga USD 54,20 per saham, dengan nilai perusahaan sekitar USD 43 miliar atau sekitar Rp 616,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.397 per dolar AS).
Elon Musk mengungkapkan tawaran "terbaik dan terakhir" untuk mengakuisisi jejaring sosial yang diperdagangkan secara publik itu untuk menjadikannya perusahaan private.
Advertisement
Musk mengatakan dalam pengajuan SEC tidak percaya pada manajemen dan memberi tahu ketua dewan Twitter Bret Taylor dia akan meningkatkan perusahaan media sosial tersebut.
“Twitter memiliki potensi luar biasa. Aku akan membukanya,” kata Musk, dikutip dari CNBC, Jumat (15/4/2022).
Tawaran itu adalah puncak dari tawaran Musk yang awal bulan ini membayar hampir USD 3 miliar untuk kepemilikan 9,2 persen saham Twitter, yang segera menjadikannya pemegang saham terbesar Twitter.
Dalam 10 hari berikutnya, Twitter mengumumkan Musk akan bergabung dengan dewan direksi, tetapi dia mengubah pikirannya pada hari masa jabatannya akan dimulai.
“Jika tawaran pengambil alihannya tidak diterima, perlu mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai pemegang saham,” kata Musk.
Tawaran Langka
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan "Direksi Twitter akan dengan hati-hati meninjau proposal untuk menentukan tindakan yang diyakininya adalah kepentingan terbaik Perusahaan dan semua pemegang saham Twitter.
Seorang analis untuk Wedbush, Dan Ives mengungkapkan kepada CNBC tawaran pengambilalihan yang dilakukan Musk belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini adalah sesuatu yang tidak pernah terlihat dalam sejarah pasar publik. Ini adalah 'Twilight Zone' bagi siapa saja yang telah mengikuti Wall Street selama 100 tahun terakhir,” ungkap Ives.
Saham Twitter naik 17 persen sejak 9 persen saham Musk pertama kali diungkapkan pada 4 April. Twitter telah melihat berbagai laporan tentang keterlibatan Musk dengan perusahaan muncul.
Advertisement
Krititik Twitter
Musk telah menjadi kritikus vokal terhadap Twitter, menunjukkan platform tersebut menghambat kebebasan berbicara.
“Platform media sosial dan kebebasan berbicara ini adalah hasratnya yang besar. Ini menjadi masalah yang memecah belah baginya dan dia memutuskan untuk mengambil tongkat estafet dan mencoba mengubahnya,” jelas Ives.
Selama satu setengah minggu terakhir, Musk juga secara terbuka menyerukan beberapa perubahan pada platform, termasuk penambahan tombol edit dan kemampuan bagi pengguna yang berlangganan Twitter Blue untuk membayar dengan Dogecoin.