Liputan6.com, Solo - Masjid Al-Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan yang terletak bersebelahan di Jalan Gatot Subroto Kratonan Serengan, Solo, Provinsi Jawa Tengah bersama-sama menjaga tolerasi dalam kebersamaan melaksanakan Shalat Tarawih dan ibadah Paskah.
Menurut Imam Masjid Al-Hikmah Kratonan Solo Muhammad Soeqhodi Masjid Al-Hikmah menggelar secara rutin Shalat Tarawih selama Ramadhan bersamaan ada kegiatan ibadah Paskah di GKJ Joyodiningratan, tidak ada masalah karena antara warga masjid dengan gereja di sebelahnya saling menghormati.
Advertisement
Menurut Soeqhodi biasanya acara Hari Besar Idul Fitri dan Idul Adha yang bersamaan acara ibadah di gereja itu, melakukan koordinasi terlebih dahulu. Kegiatan masjid lebih dahulu baru, acara gereja menyesuaikan siang atau sore hari.
Menurut dia, kegiatan di masjid biasanya ada pembacaan Al-Qur'an sebelum azan, jika di gereja ada acara ibadah suara tidak dinaikkan ke menara. Jadi masjid menaikkan suara hanya saat azan saja. Karena semua demi menjaga kebersamaan antara warga masjid dan gereja.
"Kami bekerja sama dengan gereja sudah lama. Contohnya jika gereja ada acara ibadah parkir kendaraan hingga ke depan masjid begitu juga sebaliknya acara masjid," katanya.
Dia menjelaskan di gereja ada kegiatan ibadah Kamis Putih dan Jumat Agung dalam rangkaian Paskah pada sore hari bersamaan dengan Sholat Tarawih. Jadi pihak masjid tidak mengeluarkan suara membaca Al-Qur'an di menara cukup dalam masjid, sehingga semua bisa damai dan tidak mengganggu kegiatan di gereja.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saling Menghormati
Sementara itu, Nunung Istining Hyang, Pendeta GKJ Joyodiningratan Solo, mengatakan kegiatan Hari Besar Paskah di GKJ Joyodiningratan di Kratonan Solo tidak berkoordinasi secara teknis, tetapi pihaknya tahu masjid ada Shalat Tarawih sehingga ibadah di gereja tidak sampai keluar dari gedung.
"Begitu juga kegiatan ibadah masjid hanya ada di dalam gedung masjid dan kami juga hanya di dalam gedung gereja. Kalau masalah keramaian kami sudah biasa bersama-sama ibadah di waktu yang sama," kata Nunung.
Menurut dia, ibadah hari besar secara otomatis antara masjid dan gereja yang berdampingan ini sudah tahu. Kecuali kalau Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha ibadah hingga halaman depan gereja sehingga perlu berkoordinasi. Pihaknya koordinasi hanya untuk kegiatan ibadah hari-hari besar saja.
"Kegiatan di GKJ, ada ibadah Kamis Suci dan Jumat Agung ibadah dan bersamaan waktu dengan Shalat Tarawih di masjid, tetapi tetap jalan bareng dan tidak masalah karena keduanya saling menghormati," katanya.
Jumlah jemaat di GKJ Joyodiningratan Solo, ada sekitar 500 orang dan kapasitas gereja 400 orang. Pada masa pandemi kegiatan ibadah dibagi dua sesi masing-masing 200 orang untuk menjaga protokol kesehatan (prokes).
Advertisement