Liputan6.com, Gorontalo - Para penambang pasir tradisional yang ada di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo saat ini kian terancam. Mengapa tidak, mata pencaharian satu-satunya mereka mulai tergerus dengan hadirnya penambang pasir modern.
Para penambang pasir di sungai Bone ini, kerap mengeluhkan dengan adanya sedotan pasir modern. Tentu hal ini membuat pasir yang ada di sungai itu kian hari makin berkurang.
Baca Juga
Advertisement
Tidak hanya berkurang, tambang modern tersebut bahkan menjual pasir hasil tambang mereka lebih murah dari hasil tambang konvensional. Para pemesan pun saat ini memilih untuk membeli pasir yang murah.
Tidak hanya murah, pasir yang di tambang secara modern lebih cepat dipesan ketimbang yang tradisional. Itulah mengapa jika para pembeli lebih suka membeli pasir hasil tambang modern.
"Semenjak ada tambang sedotan menggunakan mesin, para pembeli yang biasa memesan sudah berkurang," kata Uno Djuma salah seorang penambang pasir di sungai Bone kepada Liputan6.com (15/04/2022).
Menurutnya, jika kondisi tersebut sangat membebani mereka. Pasir hasil tambang mereka justru harus tertumpuk lama baru bisa terjual.
"Biasanya setiap hari pasti ada yang membeli. Namun saat ini, setiap minggu yang datang hanya satu sampai dua orang," tuturnya.
Dirinya bercerita, jika sebelum tambang pasir modern masuk ke wilayah mereka, pendapatan sehari bisa sampai Rp 100.000 ribu hingga Rp 200.000 ribu. Namun kini, pendapatan itu kini sangat berkurang.
"Saat ini dapat 50 ribu rupiah saja sudah beruntung dalam satu hari," tuturnya.
Dirinya berharap, jika pemerintah bisa mengatur para penambang pasir modern. Minimal tidak mengganggu mereka para penambang tradisional.
"Kami mengambil pasir secara manual yang diangkut dengan gerobak, tidak mungkin melawan penambang pasir yang sudah menggunakan mesin," ungkapnya.
"Jalan satu-satunya kami hanya minta pemerintah mengatur ini," ia menandaskan.