Benarkah Hapus Email Efektif Cegah Pemanasan Global?

Sebuah tren merebak di Twitter bahwa menghapus email bisa melawan pemanasan global.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Apr 2022, 12:27 WIB
Ilustrasi cara membuat email, Gmail, desktop. (Photo by Solen Feyissa on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Beredar twit viral di Twitter yang menyebut menghapus email bisa melawan pemanasan global. Pengguna Twitter dengan foto profil K-Pop terutama bersemangat dalam hal ini.

Salah satu fans K-Pop memakai hastagh #LetTheEarthBreath untuk mengajak netizen menghapus email, tapi twit itu sudah dihapus.  

Netizen lain juga menampilkan video cuplikan acara TV dari Korea Selatan yang menyebut bahwa email bisa berpengaruh kepada tenaga pusat pengelola data yang berada di dunia nyata. Jika 230 juta orang menghapus 50 email per orang, maka bisa menghemat 8,6 juta GB, sehingga menghemat 276 juta kwh.

Namun, akademisi yang meneliti isu teknologi dan lingkungan ini justru tidak terlalu memusingkan masalah email. Mike Berners Lee dari Universitas Lancaster berkata email hanya bagian kecil dari emisi sektor teknologi. Ia meneliti isu ini pada 2010 dan hasilnya dipakai pihak yang mendukung penghapusan email. Dosen Universitas Lancaster itu lantas meminta publik membaca bukunya yang lebih baru berjudul "How Bad Are Bananas" yang membahas jejak karbon.

Pemicu masalah karbon juga bukan email saja, tetapi juga masalah naik mobil, bahkan streaming. 

"Para pakar mengestimasi pusat-pusat data bertanggung jawab kurang dari 0,1 persen dari jejak karbon dunia, angka kecil dibandingkan 20 persen yang disalahkan ke mobil. Namun, emisi dari pusat data meningkat karena penambahan media online, seperti video call, games, dan streaming," tulis Financial Times, dikutip Sabtu (16/4/2022).

Susanne Baker dari TechUK menyebut email memang punya dampak karbon, tetapi sektor teknologi telah berinvestasi besar agar memakai energi berkelanjutan. 

Quartz juga melaporkan bahwa efisiensi energi di pusat-pusat data semakin bertambah tiap dua tahun. Penelitian di Science menyebut pusat data memakai energi setara 18 juta rumah di AS, tetapi itu hanya setara 1 persen pemakaian energi global.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Lebaran Ramah Lingkungan: Ada Kartu Ucapan Isi Bibit Tanaman

Ilustrasi Tanaman di Rumah Credit: pexels.com/Ylanite

Semangat keberlanjutan kita terdengar gaungnya dalam berbagai elemen kehidupan. Salah satu yang menarik adalah kehadiran hantaran Lebaran ramah lingkungan yang dapat menjadi inspirasi dan referensi untuk hantaran bagi keluarga hingga kolega.

Suguhan ini pula yang dihadirkan sustainable beauty brand The Body Shop melalui koleksi Ramadhan, Create Your Own Gift. Ini adalah bentuk dari konsep berbagi dengan sesuatu yang bisa dipersonalisasi.

"Karena dari beberapa hasil survei ketika Ramadhan, apalagi momen Lebaran pasti ingin mencari sesuatu untuk kita berikan kepada keluarga tercinta, sahabat dan kolega, yang mereka cari bukan value for money, tetapi juga sudah mulai considering ke yang sustainable," kata Head of Value, Community and PR The Body Shop Indonesia Ratu Ommaya dalam acara virtual, Jumat (8/4/2022).

Maya melanjutkan, The Body Shop sebagai sustainable beauty brand tentu saja membuat hal ini menjadi semakin spesial. Pihaknya melihat sesuatu yang dipersonalisasi kini tengah menjadi tren.

"Dengan cara personalized gift yang kita berikan kepada orang-orang yang kita sayang, kita tahu karakternya seperti apa dan kita jadi tahu yang dia suka itu apa, itu bentuk perhatian lebih," tambahnya.

Create Your Own Gift, dikatakan Maya bisa didapatkan di semua store The Body Shop, webstore dan juga mobile apps. Pelanggan dapat personalisasi hantaran, namun bila tak mau repot dapat langsung memilih produk.

"Reguler tetap ada, mau kasih sesuatu dan enggak terlalu tahu yang dibutuhkan apa kita tetap punya Ramadhan gift semua start dari Rp79 ribu--Rp1,2 juta, variasinya banyak yang bisa jadi inspirasi dan referensi mau kirim hampers Lebaran," tambahnya.


PPATK Kejar Perusahaan yang Lakukan Kejahatan Lingkungan

Pemandangan Kali Ciliwung yang tengah dipenuhi sampah, Jakarta, Selasa (4/9). Dari 7.000 ton sampah yang mencemari Kali Ciliwung, delapan persen atau sekitar 180 ton mengendap dan mencemari sungai. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mulai mengejar perusahaan yang melakukan kejahatan lingkungan (green financial crimes). Kejahatan lingkungan ini sangat  merugikan dunia termasuk Indonesia.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menjelaskan, aktivitas pencucian uang dari kejahatan lingkungan yang bernilai sangat besar merusak tatanan dunia dan mengancam keberlangsungan lingkungan.

“Bapak Presiden Joko Widodo memberikan perhatian khusus terhadap green economy yang sejalan dengan perhatian global," kata Ivan dalam acara Silaturahmi Nasional 2 Dekade Gerakan Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (APUPPT), Jakarta, Selasa (29/3).

Peran PPATK, dalam hal ini, adalah berupaya memastikan bahwa integritas sistem keuangan Indonesia tidak dikotori oleh aliran uang hasil tindak pidana yang berasal dari lingkungan hidup. Pada kesempatan ini, PPATK juga mencanangkan pencegahan dan pemberantasan TPPU yang berhubungan dengan Green Financial Crimes sebagai paya PPATK mendukung program pemerintah untuk membangun perekonomian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF) menyebut bahwa kejahatan lingkungan mencakup berbagai kegiatan mulai dari eksploitasi sumber daya alam, perdagangan sumber mineral, kehutanan hingga perdagangan limbah secara illegal.

Berdasarkan hasil riset FATF yang dirilis Juli 2021, dari data INTERPOL dan Norwegian Center for Global Analysis (RHIPTO), nilai kejahatan lingkungan mencapai USD 110 miliar hingga USD 281 miliar atau Rp1.540 triliun setiap tahun keuntungan yang diperoleh para pelaku kejatahan lingkungan.


Sandiaga Uno Gencarkan Pariwisata Berkelanjutan Ramah Lingkungan

Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, terus mendorong konsep pariwisata berkelanjutan yang bertanggung jawab. Itu sejalan dengan tetap memperhatikan dan memelihara keberlangsungan ekosistem lingkungan.

"Selain itu, pariwisata berkelanjutan juga bermanfaat untuk menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga mendorong ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Inisiatif ini merupakan salah satu upaya kerjasama antara pelaku sektor industri dan pemerintah untuk meningkatkan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan," ungkapnya, Jumat (25/3).

Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung Traveloka yang meluncurkan inisiatif berkelanjutan bertajuk #PahlawanPohon.

Program itu muncul lewat kerjasama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Mangrove Nusantara (MATA), dan turut didukung Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Bali.

Inisiatif #PahlawanPohon ini merupakan bagian dari komitmen Traveloka untuk mendukung agenda pemerintah dalam pengembangan pariwisata domestik yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Melanjutkan inisiatif penanaman bibit bakau yang sebelumnya digelar di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini melalui Program #PahlawanPohon Traveloka menginisiasi penanaman 40.000 bibit bakau dengan area tanam seluas 12,5 ha di Hutan Mangrove di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya