Tidak Makan Nasi Saat Sahur? Hati-Hati Metabolisme Tubuh Jadi Korbannya

Nasi menjadi kebutuhan pokok untuk asupan sehari-hari, termasuk saat sahur dan buka puasa.

oleh Diviya Agatha diperbarui 17 Apr 2022, 03:30 WIB
Ilustrasi telur ceplok disajikan dengan nasi hangat untuk menu sahur di bulan Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta Nasi merupakan salah satu makanan pokok yang penting untuk asupan sehari-hari. Termasuk saat bulan puasa yakni ketika sahur dan berbuka.

Namun beberapa orang justru melewatkan konsumsi nasi maupun sumber karbohidrat lain seperti singkong, kentang, atau ubi. Ahli gizi masyarakat, Dr dr Tan Shot Yen mengungkapkan bahwa makanan pokok seperti nasi merupakan komponen yang penting untuk dikonsumsi saat sahur.

"Anda butuh makanan pokok. Banyak orang itu dijadikan sarana untuk diet, ini yang menjadi problem," ujar Tan dalam live streaming bersama Kementerian Kesehatan ditulis Sabtu, (16/4/2022).

"Biasanya orang yang senang diet-diet itu kemudian menghilangkan makanan pokok. Nah ini yang enggak bener, makanan pokok itu enggak boleh dihilangin," tambahnya.

Tan menjelaskan, saat menghilangkan makanan pokok dan hanya mengonsumsi lauk pauk serta sayur dan buah, hal tersebut bisa menjurus ke diet keto.

Hal tersebut juga mirip seperti orang yang tidak sahur. Ketika tidak sahur, kalori yang dikonsumsi menjadi begitu kecil dan tidak cukup untuk mendukung fungsi kerja tubuh.

"Enggak sahur nih, baru makan lagi jam enam sore. Anda puasa 22 jam. Itu setengah mati perut enggak dapat makanan," kata Tan.

Dalam kondisi tersebut, tubuh bisa masuk dalam masalah metabolisme glukoneogenesis dimana tubuh akan membutuhkan atau craving untuk gula darah.

Gula darah tersebut dapat diperoleh dari makanan pokok yang mengandung karbohidrat. Maka ketika tidak cukup makan atau puasa terlalu lama, tubuh akan mengambil cadangan gula darah dari organ lain seperti hati.

"Lama-lama kalau dari liver sudah mulai susut, diambil dari organ-organ lain," ujar Tan.


Pentingnya penuhi makanan pokok

Ilustrasi nasi merah. (Sumber: Pixabay)

Lebih lanjut Tan menjelaskan, sayur dan buah merupakan asupan yang kaya serat. Dengan begitu, pencernaan menjadi lebih baik dan melambat.

"Jadi kalau sahur usahakan itu menunya lengkap. Ada makanan pokok, lauk. Jangan lupa sayur dan buah," kata Tan.

"Orang kalau sahurnya komplit itu insyaallah sampai zuhur itu enggak bakalan lapar. Justru enggak bakal laper, jadi jangan berpikir (makan) sayur dan buah itu rugi," Tan menjelaskan.

Tak hanya itu, ia juga menegaskan pentingnya makanan pokok pada saat sahur dan berbuka. Agar puasa tetap bisa berjalan dengan lancar dan sehat.

"Jangan lupa kamu harus punya makanan pokok. Makanan pokok itu tidak selalu nasi. Ada namanya jagung, kentang, singkong, ubi. Orang Indonesia Timur kita punya papeda," kata Tan.

"Nasi juga tidak harus selalu nasi putih. Kalau kamu lagi nge-julid sama nasi putih, kita punya nasi merah, masih punya nasi cokelat," tambahnya.

Tan mengungkapkan, usahakan juga lauk pauk yang dikonsumsi tidak merupakan goreng-gorengan. Tentu hal ini tidak berkaitan dengan harga minyak goreng yang sedang tinggi.


Sahur dan buka puasa

Melihat sajian buka puasa di Grand Hyatt Jakarta yang memadukan menu Nusantara dan Turki (Grand Hyatt Jakarta)

Dalam kesempatan yang sama, Tan juga mengingatkan soal pentingnya sahur. Terlebih, puasa sebenarnya akan membuat seseorang lebih sehat karena makan lebih teratur yakni hanya ketika sahur dan berbuka.

"Jadi kalau Anda mau betul-betul sehat, wajib sahur. Nah sahurnya seperti apa? Kita punya konsep Isi Piringku," kata Tan.

Maka Anda pun bisa mengikuti anjuran yang berada dalam Isi Piringku untuk sahur maupun berbuka. Berkaitan dengan lauk pauk yang mengandung minyak atau goreng-gorengan, Tan menyarankan untuk menghindarinya.

"Usahakan lauknya itu tidak digoreng. Bukan karena minyak goreng lagi mahal. Tapi justru karena gorengan itu membuat pencernaan kamu jadi bermasalah," ujar Tan.

Hal ini lantaran gorengan merupakan makanan dengan kandungan tinggi lemak. Terutama bagi mereka yang memiliki masalah terkait dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Terutama bagi pasien GERD, Tan menyarankan untuk tidak mengonsumsi goreng-gorengan. Serta, tidak langsung berbaring sesudah sahur karena dapat membuat GERD kambuh.


Siapkan rencana makanan

Jangan langsung melakukan diet kalau kamu masih belum tahu 4 hal ini. | via: weightwise.com

Tan menjelaskan, membuat meal preparation (mempersiapkan makanan), yang mana sebenarnya juga bisa dilakukan saat tidak sedang berpuasa.

"Kita akan bikin namanya meal prep. Jadi kita bikin persiapan makan, kalau misalnya di akhir minggu itu gunanya ngabuburit, bikin rencana menu seminggu," kata Tan.

"Giliran Anda belanja, ke pasar, ke supermarket --- kalau sudah punya rencana menu, Anda jadi jelas mau belanja apa saja," tambahnya.

Sesudah belanja, Tan menganjurkan untuk segera mengolah makanan tersebut untuk seminggu. Dengan meracik dan mempersiapkan itu lebih dulu, maka dapat memudahkan ketika sahur datang.

"Saya juga selalu menganjurkan sisakan makan tadi malam untuk besok. Jadi besok tinggal dihangatkan. Nah itu yang disebut dengan meal prep," ujar Tan.

Selanjutnya, Anda pun dapat memisahkan makanan dengan hitungan hari dari Senin hingga Minggu. Saat sahur tiba, makanan pun siap untuk dimasak atau dipanaskan kembali.

"Set di freezer dalam keadaan siap buat dimasak. Misalnya nih, besok hari Kamis, nah malamnya turunin atau nanti sebelum buka puasa, masak. Besok Kamisnya datang, sudah deh makanannya ready," kata Tan. 

Makanan dan Minuman Manis yang Tepat untuk Berbuka Puasa (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya