Liputan6.com, Jakarta - Status Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro Sulut dinaikkan dari normal (level I) menjadi waspada (level II) setelah terjadi peningkatan gempa vulkanik.
"Peningkatan gempa vulkanik dalam teramati sejak tanggal 7 April 2022," sebut Sub Koordinator Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana, Sabtu (16/4/2022).
Dia menjelaskan, pada tanggal 16 April 2022 sejak pukul 00.00 WITA-04.47 WITA terjadi perubahan kegempaan yang sangat signifikan yaitu terekamnya 50 kejadian gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa terasa.
Dari pengamatan instrumental selama periode 1-16 April 2022, seismometer merekam setidaknya 121 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4-55 mm, S-P 0.5-2.2 detik dan lama gempa 5-24 detik, serta 110 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3-47 mm, S-P 13-36 detik dan lama gempa 35-425 detik.
Baca Juga
Advertisement
Dia menambahkan, berdasarkan perkembangan aktivitas kegempaan sejak bulan Januari 2022 hingga 16 April pukul 06.00 WITA, kegempaan berfluktuasi namun secara umum menunjukkan adanya peningkatan terutama gempa-gempa vulkanik dalam sejak tanggal 7 April 2022.
Gempa vulkanik dalam ini terjadi akibat intrusi magma dari dalam dan mengindikasikan peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Ruang pada saat ini.
"Peningkatan aktivitas vulkanik ini berpotensi untuk diikuti letusan meskipun tidak dapat dipastikan kejadiannya," katanya yang dikutip dari Antara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Patuhi Rekomendasi
Dia berharap, warga mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Gunung Ruang merupakan gunung api stratovolcano tipe-A yang berlokasi di Pulau Ruang, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara.
Dalam sejarahnya, letusan Gunung Ruang tercatat di antaranya pada tahun 1603, 1808, 1810, 1840, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904, 1905, 1914, 1915, 1946, 1949 dan 2002. Erupsi terakhirnya pada 25 September 2002 terjadi setelah gunung api ini mengalami lima puluh tahun lebih masa istirahat.
Letusan tersebut menghasilkan kolom letusan dengan ketinggian lebih dari lima kilometer di atas puncak, satelit mendeteksi ketinggian abu vulkanik hingga lebih dari 16 kilometer.
Letusan juga disertai dengan aliran awan panas yang mengarah ke sektor selatan-tenggara hingga ke laut.*
Advertisement