Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang hacker yang akan meretas akun Facebook untuk menyebar video porno beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 20 Juli 2020.
Akun Facebook tersebut mengunggah gambar berisi narasi bahwa hacker akan meretas akun pengguna facebook dan BBM. Mereka kemudian mengunggah video seks di akun yang sudah diretas.
Baca Juga
Advertisement
"Kami dari kepolisian negara republik indonesia menghibau kepada seluruh masyarakat indonesia tetap waspada dan berhati hati: Perhatian bagi pengguna FACEBOOK dan BBM!! Metro tv baru saja mengeluarkan berita bahwa hacker sudah mulai masuk facebook dan bbm. Dan mereka menempatkan video seks memakai nama anda pada teman teman anda, tanpa anda mengetahuinya. Anda tidak dapat melihatnya, namun orang lain bisa melihatnya seolah olah anda yg mempublikasikannya. Jadi, jika anda menerima suatu video( barangkali atas nama saya), maka itu bukan saya!!
Nb: Sebarkan berita ini, demi keamanan akun anda .TerimakasihBc untuk menjaga namabaik.MOHON DI BACA !" demikian narasi dalam konten tersebut.
"Sebagai info," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 9.900 kali dibagikan dan mendapat 31 komentar warganet.
Benarkah kabar hacker yang akan meretas Facebook untuk menyebar video porno? Berikut penelusurannya.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang hacker yang akan meretas Facebook untuk menyebar video porno. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "hacker facebook video porno" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Hacker Ambil Alih Akun Medsos untuk Sebar Video Porno Ternyata Hoaks" yang dimuat situs Liputan6.com pada 19 Juni 2018 lalu.
Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya pesan broadcast yang beredar di sejumlah aplikasi pesan instan tentu harus diragukan kebenarannya. Pasalnya, kita tidak dapat langsung mengetahui keaslian dan sumber dari informasi tersebut.
Ambil contoh pesan broadcast yang beredar pada awal 2018 ini. Pesan tersebut cukup membuat media sosial heboh. Isi dari pesan tersebut mengungkap kalau hacker bisa masuk ke beberapa platform media sosial dan pesan instan, seperti Facebook, WhatsApp, hingga BlackBerry Messenger (BBM).
Pesan melanjutkan, pihak tak bertanggung jawab ini akan menempatkan video porno dengan nama korban tanpa sepengetahuannya.
“Metro tv baru saja mengeluarkan berita bahwa hacker sudah mulai masuk facebook, bbm dan wa,mereka menempatkan video seks/porno memakai nama anda pada teman teman anda, tanpa anda mengetahuinya. Anda tidak dapat melihatnya, namun orang lain bisa melihatnya seolah olah anda yg mempublikasikannya. Jadi, jika anda menerima suatu video ( barangkali atas nama saya), maka itu bukan saya!!” begitu bunyi pesan amatir tersebut.
Informasi ini tentu diklaim sebagai berita bohong alias hoaks. Disampaikan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) lewat akun resmi Twitter-nya @TurnBackHoax, informasi tersebut adalah hoaks lama yang sudah dipublikasikan kembali.
“Peretas (hacker) atau siapapun yang diklaim bisa mengambil alih akun Facebook, tidak bisa begitu saja mengambil alih sebuah akun. Yang bisa dilakukan adalah membuat akun palsu, atau menjebak pemilik akun untuk melakukan beberapa kegiatan yang menyebabkan akun mereka bisa diakses,” ujar Mafindo dalam keterangan resminya.
Misal, kegiatan yang dimaksud denganc ara mengirimkan tautan ke aplikasi ‘jahat’ yang berjalan di Facebook, yang ketika dijalankan akan membuka akses ke pemilik akun Facebook tersebut.
Isu hacker yang pada akhirnya berujung hoaks seperti ini bukan yang pertama kali. Pada 2017, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menanggapi isu peretasan subdomain Divisi Hubungan Masyakarat (Humas) http://humas.polri.go.id/. Kelompok peretas yang menamakan diri sebagai "Army Anons", mengklaim telah berhasil melumpuhkan website tersebut.
Melalui akun Twitter @DivHumasPolri dan Instagram @divisihumaspolri, Divisi Humas Polri mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang belum jelas kebenarannya.
Selain itu, Divisi Humas Polri juga menggunggah gambar tampilan sebuah website berisi informasi tentang peretasan tersebut.
Pada gambar tersebut terdapat cap "Biro Multimedia, Hoax, Divisi Humas Polri". Divisi Humas Polri juga mengimbau masyarakat lebih pandai dalam memilih berita.
Adapun pada pagi hari ini (23/5/2017), website Divisi Humas Polri masih belum beroperasi normal. Tertulis keterangan sedang ada perbaikan rutin database.
"Mohon maaf website http://humas.polri.go.id sedang dalam perbaikan rutin database. Mohon bersabar," demikian keterangan yang tertulis pada website tersebut.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang hacker yang akan meretas Facebook untuk menyebar video porno ternyata tidak benar alias hoaks. Kabar serupa pernah viral pada 2018 lalu.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement