Liputan6.com, Palangkaraya - Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemda Kalteng) terus menambah stasiun pemancar atau Base Transceiver Station (BTS) di wilayahnya. Laporan terakhir menyebutkan, progres pelayanan akses telekomunikasi dan informasi sudah mencapai 50 persen dari total pembangunan BTS.
Program tersebut terselenggara berkat kerjasama Pemda Kalteng dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) .
Advertisement
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, Agus Siswadi menjelaskan pembangunan BTS yang semula hanya 87 unit, kini bertambah menjadi 302 dengan progres pengerjaan mencapai 50 persen.
“Alhamdulilah dari beberapa kali usulan yang awalnya 87, kemarin telah diputuskan angka finalnya 302 BTS. Progres pengerjaannya sudah 50 persen sampai bulan ini, " ujar Agus di hadapan wartawan pada Kamis (14/4/2022) lalu.
Ia juga terus mengupayakan untuk meminta tambahan sebanyak 100 unit BTS lagi hingga akhir 2022. Sebab ada beberapa desa terisolir yang masuk kategori 3T (terdepan, terluar, tertinggal) sehingga memerlukan pembangunan BTS di beberapa titik.
"Kami masih mengusulkan lagi untuk dapat 100 (BTS) tahun ini, mudah-mudahan bisa lebih sehingga percepatannya bisa lekas untuk merdeka sinyal”, tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembangunan Infrastruktur Teknologi
Agus juga menceritakan hal yang menjadi kendala terbesar pembangunan BTS yakni kondisi geografis Kalteng yang sangat luas dan banyaknya desa yang belum dialiri listrik. Namun pihaknya masih terus berupaya, agar Kalteng Merdeka Sinyal sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Seperti diketahui, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serius mempercepat pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai upaya mendukung akselerasi digital nasional.
Mengingat banyak daerah atau desa/kelurahan di Kalimantan Tengah yang belum terjangkau jaringan 4G atau akses internet cepat seperti WIFI, secara khusus di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang menjadi wilayah kerja BAKTI.
Advertisement