Bulog Sebar 100 Ton Kedelai Subsidi Asal AS di Jawa Barat

Bulog mendistribusikan 100 ton kedelai impor asal Amerika Serikat (AS) kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) di Jawa Barat.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Apr 2022, 11:10 WIB
Pekerja pembuatan tahu menunjukkan kedelai di kawasan Pondok Cabe Udik, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/2/2022). Produsen tahu tempe akan menggelar aksi mogok produksi massal pada 21-22 Februari mendatang disebabkan kenaikan harga kedelai hingga mencapai Rp 11.200/kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog melaksanakan pengadaan dan penyaluran perdana kedelai subsidi kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) di Jawa Barat. Pada kegiatan ini, Bulog mendistribusikan 100 ton kedelai impor asal Amerika Serikat (AS).

Penyaluran yang dilaksanakan melalui salah satu gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro Bekasi pada Senin (18/4/2022). Kegiatan ini langsung dihadiri oleh DirekturUtama Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin.

Pada penyaluran perdana ini diberangkatkan sejumlah 8 truk yang mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Kuningan.

Budi Waseso mengatakan, kenaikan harga kedelai akan berdampak pada tempe dan tahu selaku salah satu pangan sumber protein yang murah dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Sararan dari program ini adalah pengajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM. Program penyaluran kedelai ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia," kata pria yang akrab disapa Buwas ini di Bekasi, Senin (18/4/2022).

Untuk itu, ia melanjutkan, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih Rp 1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengadaan dan Penyaluran Kedelai

Tumpukan tempe dijual di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Tempe dan tahu akan hilang di pasar tradisional dikarenakan kenaikan harga kedelai saat ini sudah di atas kewajaran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pengadaan dan penyaluran kedelai akan dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari April-Juli 2022 dengan pagu maksimal 200.000 ton per bulan, atau total 800.000 ton.

Pendistribusian kedelai oleh Perum Bulog dilaksanakan bertahap setiap 2 pekan. Pada tahap I, dimulai pada 18 April-29 April 2022, akan disalurkan sebanyak 23.173.650 kg yang akan disalurkan di 13 provinsi dari pagu sebulan 50.536.51 kg.

Adapun 13 provinsi tersebut adalah Aceh, Lampung, Bengkulu, DKI Jakarta,Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Yogya, Bali, Kaltim, NTB, dan Sulsel.

Buwas mengabarkan, sumber kedelai yang akan digunakan dalam program ini adalah komoditas eks impor yang saat ini sudah tersedia di gudang-gudang importir maupun kedelai lokal hasil produksi petani dalam negeri.

"Selanjutnya, jumlah provinsi dan pagu alokasi per tahap akan bertambah setiap dua minggu dengan perluasan provinsi sasaran, penambahan jumlah KOPTI dan pengrajin anggotanya," pungkas Buwas.


Indonesia Darurat Stok Kedelai, Apa Langkah Pemerintah?

Butiran kacang kedelai impor Amerika menjadi salah satu komoditas yang sangat dibutuhkan pengrajin tempe di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tak memungkiri, Indonesia saat ini darurat stok kedelai nasional sebagai bahan baku produksi tahu-tempe.

Sebagaimana banyak diketahui, Indonesia masih terlalu bergantung pada pasokan impor kedelai dari negara tetangga, Australia.

"Untuk komoditi kedelai, pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri juga terutama dari substitusi impor yang ada," ujar Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

Menurut catatannya, stok kedelai produksi dalam negeri hingga akhir 2022 masih defisit 2,59 juta ton. Sementara kebutuhan tahunan yang mencapai 2,98 juta ton belum bisa memenuhi total ketersediaan 391,28 ribu ton.

Alhasil, Indonesia masih harus melakukan impor untuk 2,84 juta ton kedelai guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Dalam rangka stabilisasi harga dan ketersediaan kedelai untuk jangka pendek, pemerintah telah menyiapkan stok cadangan (buffer stock) sekitar 20 ribu ton per bulan.

Selain itu, pemerintah juga bakal memperluas lahan tanam kedelai untuk periode April-Juni dan Juli-Oktober, sebanyak 300 ribu ha. Adapun target produksi dari masing-masing periode tersebut diharapkan mencapai 450 ribu ton.

Guna mewujudkan program tersebut, pemerintah menyiapkan alokasi dana yang berasal dari APBN 2022 untuk lahan produksi seluas 52 ribu ha, dan dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) seluas 600 ribu ha.

"Sementara untuk agenda permanen, diharapkan memperluas lahan tanam kedelai dengan target 1 juta ha pada tahun depan," pungkas Mentan Syahrul.


Stok Kedelai, Bawang Putih dan Gula Defisit sampai Akhir 2022

Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Pondok Cabe Udik, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/2/2022). Produsen tahu dan tempe akan menggelar aksi mogok produksi massal pada 21-22 Februari mendatang disebabkan kenaikan harga kedelai hingga mencapai Rp 11.200/kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melaporkan, ketersediaan bahan pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri 2022 relatif aman. Kecuali untuk empat komoditas, yakni kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi.

Berdasarkan prognosis neraca komoditas pangan strategis Januari-Desember 2022, Syahrul mengatakan, ketersediaan bahan pokok seperti beras, jagung, bawang merah, cabai rawit merah, daging dan telur ayam rasa hingga minyak goreng relatif aman.

"Untuk beras, jagung, bawang merah, cabai merah, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng, ketersediaannya diperkirakan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri," kata Mentan Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi OV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

"Namun untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging sapi, gula konsumsi. Pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri, juga terutama dari substitusi impor yang ada," ujar dia.

Angka defisit terbesar terjadi untuk kedelai, yang minus hingga 2,59 juta ton. Kebutuhan tahunan yang mencapai 2,98 juta ton belum memenuhi total ketersediaan 391,28 ribu ton. Sehingga harus impor sekitar 2,84 juta ton kedelai, yang kini masih bergantung dari Australia.

 

  

 

Infografis Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe Kelimpungan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya