Liputan6.com, Jakarta - Ramadan terasa berlalu terlalu cepat, membuat hitung mundur musim mudik 2022 makin mendekati akhir. Ini merupakan pertama kali sejak pandemi COVID-19 pemerintah mengizinkan mobilitas orang secara besar-besaran di periode libur Lebaran.
Terkait ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut bahwa pihaknya memperkirakan nominal belanja wisatawan nusantara (wisnus) di periode ini akan lebih dari Rp72 triliun. "Perhitungannya diperkirakan dari 48 juta pemudik dengan rata-rata wisnus (menghabiskan dana untuk melancong) sekitar Rp1,5 juta," katanya dalam weekly press briefing secara hybrid, Senin (18/4/2022).
Baca Juga
Advertisement
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya, menyambung bahwa jumlah itu juga hasil perkiraan dari lamanya masa libur Lebaran. Ia berkata, "Ada cuti bersama yang bisa disambung dengan cuti tahunan. Jadi, libur Lebaran yang lebih lama ini bisa berdampak pada spending wisnus."
Secara histori, Nia mengatakan, pergerakan wisatawan di musim mudik masih didominiasi di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur. Melihat fenomena ini, Sandi menyebut bahwa musim mudik juga bisa diartikan sebagai momen untuk meningkatkan perputaran ekononomi.
"Bisa menyumbang 25 persen ekonomi dalam hitungan per kuartal," tuturnya. "Pemilik usaha sektor makanan dan minuman, akomodasi, juga transportasi akan melihat dampak yang sangat positif."
"Saya mengimbau (para pemudik) untuk membelanjakan uang dan jasa di daerah mudik. Beli produk ekonomi kreatif lokal," Sandi menyebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Persiapan Sektor Parekraf
Sandi mengaku sudah mengeluarkan surat edaran tentang persiapan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dalam menyambut masa mudik. Dalam daftarnya termasuk penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketentuan syarat vaksinasi.
Tidak ketinggalan aktivasi usaha pariwisata, serta menyiapkan petugas di pintu masuk destinasi wisata untuk di antaranya mengarahkan pengunjung memindai kode QR aplikasi PeduliLindungi dan pengecekan suku tubuh.
Nia menambahkan, Kemenparekraf juga sudah menyurati tempat-tempat tujuan wisata untuk memberi pelayanan terbaik dan tidak menaikkan harga. "Karena (menaikkan harga) akan berpotensi menimbulkan citra buruk sebuah destinasi maupun atraksi," ia menyebutkan.
Sebelumnya, Sandi telah memperingatkan bahwa pada musim mudik Lebaran tahun ini, destinasi wisata akan penuh oleh wisatawan. "Kita ingin pariwisata bisa jadi tatanan kenormalan baru pascapandemi yang menghadirkan peluang ekonomi. Jadi, operasional tempat wisata di musim mudik Lebaran harus disesuaikan dengan level PPKM-nya di daerah masing-masing," katanya pada weekly pers briefing pekan lalu, 11 April 2022.
Advertisement
Sesuai Level PPKM
Karena itu, Menparekraf meminta para Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di daerah-daerah, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, memantau perkembangan kasus COVID-19. Juga, kesiapan sejumlah destinasi wisata di wilayah masing-masing.
"Jadi, untuk waktu operasional (destinasi wisata) di musim Lebaran ini harus sesuai level PPKM dan harus kita pastikan penerapan standar protokol kesehatan dan CHSE di berbagai tempat wisata," kata Sandi.
Penyesuaian demi penyesuaian itu harus dilakukan agar masyarakat bisa benar-benar menikmati liburan dengan rasa aman dan nyaman. "Kita harus mewujudkan hal itu," imbuhnya.
Sebelumnya, ia mengkritik sejumlah pengelola destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif yang mulai longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia meminta agar pelaku pariwisata betul-betul memperhatikan penerapan protokol kesehatan agar musim mudik jadi berkah dan momen kebangkitan ekonomi.
"Jumlah tersebut (perkiraan pemudik tahun ini) tiga kali lipat jumlah wisatawan mancanegara yang datang pada 2019 yang berjumlah 16 juta. Ini peluang bagi kita. Kita harus ambil pengalaman dan kenangan yang baik," kata Sandi.
Mudik Lebih Awal
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, diperkirakan sekitar 80 juta orang atau lebih akan mudik Lebaran 2022. Persiapan menghadapi arus mudik lebaran 2022, yakni salah satunya vaksinasi booster yang perlu dikejar untuk mengimplementasi tagline "Mudik Aman, Mudik Sehat."
“Satu hal yang penting, mereka yang berjalan (mudik) adalah yang sudah dua kali vaksin dan booster,” kata Budi Karya saat konferensi pers pasca-peninjauan transportasi mudik di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang dan Stasiun Pasar Senen, Jakarta, beberapa waktu lalu, lapor kanal News Liputan6.com.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat yang ingin mudik Lebaran, dapat pergi lebih awal. Sebab, menurut data Kementerian Perhubungan, puncak arus mudik akan terjadi pada 28--30 April 2022.
"Dari survei Kementerian Perhubungan didapatkan hasil bahwa akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik. Ini adalah jumlah yang sangat besar dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah," tuturnya.
Advertisement