5 Perusahaan Luncurkan Komitmen Penghapus Karbon USD 925 Juta hingga 2030

Penurunan emisi secara radikal sangat penting untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2022, 20:27 WIB
Emisi karbon merupakan kunci penting untuk menghindari perubahan iklim saat ini. Solusinya adalah mesin penghisap karbon di Swiss. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Stripe, Alphabet, Shopify, Meta, dan McKinsey Sustainability hari ini meluncurkan Frontier, komitmen pasar maju (advance market commitment atau AMC) untuk mengakselerasi pengembangan teknologi penghapus karbon secara permanen.

Kelima perusahaan merencanakan komitmen senilai USD 925 juta (lebih dari Rp 13,28 triliun) dalam 9 tahun ke depan untuk membeli teknologi penghapus karbon secara permanen dari para penyedia solusi baru yang menjanjikan.

Frontier bertujuan menunjukkan kepada para periset, wirausahawan, dan investor akan adanya potensi pasar untuk teknologi penghapus karbon. Satu dekade lalu, model AMC berhasil mengakselerasi pengembangan vaksin pneumokokus untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menyelamatkan sekitar 700.000 jiwa. Ini adalah kali pertama model ini diterapkan pada penghapusan karbon berskala besar.

“Dengan Frontier, kami ingin menyampaikan pesan yang kuat kepada pengusaha, peneliti, dan investor bahwa pasar untuk penghapusan karbon secara permanen tersedia, silakan bangun dan kami akan membelinya," kata Head of Climate, Stripe Nan Ransohoff dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/4/2022).

Penurunan emisi secara radikal sangat penting untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim. Namun, menurut laporan terkini dari Intergovernmental Panel on Climate Change, belum ada cara untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius per tahun tanpa menghapus CO2 bervolume gigaton yang ada di atmosfer dan laut secara permanen.

“Kami berkomitmen untuk mencapai nol-bersih emisi (net zero emissions) di seluruh rantai nilai kami pada 2030 melalui kemitraan baru dan solusi inovatif dalam pengurangan emisi dan penghapusan karbon. Frontier merupakan langkah penting untuk membantu mempercepat pengembangan dan adopsi teknologi penghapusan karbon untuk dunia yang lebih berkelanjutan," jelas Head of Energy Strategy, Meta Peter Freed.

Teknologi penghapus karbon telah mengalami kemajuan yang signifikan, namun masih belum cukup untuk mencapai skala yang dibutuhkan.

Hingga 2021, kurang dari 10.000 ton karbon dioksida telah dihapus secara permanen dari atmosfer menggunakan teknologi sejenis.

Model IPCC membutuhkan sekitar 6 miliar ton penghapus CO2 setiap tahun hingga 2050 untuk dapat mencapai target 1,5 derajat Celcius. Frontier AMC didesain untuk mendukung dan mendorong industri melakukan pengembangan teknologi ini sesegera dan secepat mungkin.

“Komitmen kami sangat jelas sejak kami meluncurkan Sustainability Fund di 2019, Bergabunglah bersama kami. Perubahan iklim hanya dapat diselesaikan jika kita bersatu, dan itulah yang kami lakukan melalui komitmen pasar yang maju ini. Pesan yang kami sampaikan melalui Frontier sesuai dengan apa langkah selanjutnya yang perlu diambil oleh pasar penghapusan karbon," tutur Head of Sustainability, Shopify, Stacy Kauk.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Cara kerja Frontier

Kondisi hutan bakau di pesisir kawasan Marunda, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Tutupan hutan tersebut berakibat bertambahnya emisi karbon dioksida hingga 4,69 kilo ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Frontier menjalankan uji kepatutan dan memfasilitasi pembelian penghapus karbon atas nama pembeli, dalam dua jenis yaitu untuk penyedia penghapus karbon tahap awal yang menguji coba teknologi baru, pembeli akan menandatangani perjanjian pra-pembelian volume rendah.

Kemudian, untuk penyedia penghapus karbon yang berada dalam tahap pertumbuhan dan yang sedang meningkatkan skala teknologi mereka, Frontier akan memfasilitasi perjanjian offtake antara pembeli dan penyedia individu.

“Mencapai nol-bersih emisi adalah kunci untuk membangun ketahanan lingkungan dan mewujudkan masa depan yang menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Penghapusan karbon memiliki peran yang sangat penting. Penelitian kami menunjukkan bahwa angka penghapusan karbon yang diperlukan pada 2025 untuk mencapai target 1,5°C yang ditetapkan IPCC akan meleset 80 persen, berdasarkan jalur proyek saat ini. Frontier akan memainkan peran katalis dalam mendorong tersedianya pasokan penghapusan karbon berkualitas tinggi," ungkap Senior Partner and Co-leader of McKinsey Sustainability Dickon Pinner.

Perjanjian ini menjanjikan pembelian berton-ton penghapus karbon di masa depan saat mereka siap dikirimkan, memungkinkan penyedia untuk memperoleh pembiayaan guna meningkatkan skala penyebaran. Ketika berton-ton CO2 dihapus, perusahaan penghapus karbon menerima pembayaran, dan berton-ton penghapus karbon diberikan kembali kepada pembeli.

Frontier akan mengidentifikasi teknologi dengan potensi jangka panjang terbesar dan akan membantu mereka memperhitungkan skala melalui pembelian, serta saran dan dukungan berkelanjutan.

Dalam praktiknya, ini dapat berarti membayar harga awal yang lebih tinggi per ton untuk mempercepat teknologi yang memenuhi kriteria tertentu.

 

 

 


Proyek IKN Nusantara Percepat RI Capai Target Bebas Emisi Karbon

Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi

Indonesia terus berupaya dalam memetakan potensi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) demi tercapainya target Net Zero Emission pada 2060.

Potensi EBT yang dimiliki Indonesia diketahui sangat melimpah, seperti potensi pemanfaatan energi surya. Sebagai negara yang beriklim tropis dengan paparan sinar matahari yang sangat besar sepanjang tahunnya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI mencatatkan potensi energi surya sebagai sumber EBT di Indonesia mencapai 207 GW.

Dalam memaksimalkan potensi energi surya di Indonesia, tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, asosiasi, serta pegiat industri energi surya. SUN Energy, sebagai perusahaan pengembang energi surya pada Kamis, 31 Maret 2022 menggelar Diskusi bertemakan Mengejar Target Bauran Energi Melalui Pemanfaatan Teknologi Hijau di Ibu Kota Negara Baru yang menjadi salah satu wujud komitmen SUN Energy untuk meningkatkan target bauran energi dan memaksimalkan potensi energi surya di Indonesia.  

Kemudahan penerapan energi surya diketahui tidak terlepas dari teknologi yang digunakan, teknologi tersebut diperkenalkan melalui konsep Teknologi Hijau, sebuah konsep pemanfaatan teknologi yang berbasis pada lingkungan.

Diketahui bahwa pemanfaatan teknologi hijau telah diperkenalkan sebagai salah satu visi kehadiran Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara, melalui Lampiran II Salinan Undang-Undang No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

Dimana salah satu penggerak utama IKN Nusantara adalah Klaster Industri Teknologi Bersih yang memiliki misi penyediaan produk pendukung mobilitas dan utilitas yang ramah lingkungan, dan pengembangan pada sektor ini akan berfokus pada perakitan panel surya dan kendaraan listrik roda dua.

"Ibu Kota Negara Baru, Nusantara akan diperkenalkan sebagai kota masa depan di Indonesia yang dapat menjadi wajah baru Indonesia di kancah dunia, melalui pengenalan konsep serta penerapan teknologi hijau di IKN, tentu akan menunjang pemanfaatan Energi Baru Terbarukan demi tercapainya target Indonesia bebas emisi karbon,” ucap Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan dikutip Jumat (1/4/2022).


Potensi Energi Surya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap Gedung Teknologi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., berkapasitas 100 kWp On-Grid resmi beroperasi

Pemerintah yang berperan sebagai regulator telah mewujudkan komitmennya dalam mendukung pemanfaatan energi surya sebagai bagian dari upaya transisi energi melalui serangkaian kebijakan.

“Potensi energi surya sebagai EBT yang dimiliki Indonesia mencapai 3.295 GW, namun diketahui realisasinya baru mencapai 0,3 persen dari target yang telah ditentukan. Capaian tersebut tentunya memacu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  RI untuk terus mengambil langkah besar melalui pencanangan kebijakan strategis yang akan mendukung perkembangan Energi Baru Terbarukan (EBT),” jelas Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Iswahyudi,.

Upaya transisi energi juga turut dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui konsep Industri Hijau. Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Pusat Industri Hijau, Kemenperin RR Sri Gadis Pari Bekti memaparkan beragam kegiatan pembangunan rendah karbon.

“Kemenperin RI terus berupaya dalam meningkatkan efisiensi sumber daya industri dalam pengembangan industri berkelanjutan, dan secara aktif melakukan fasilitasi serta sosialisasi kepada para pelaku industri terkait dengan industri hijau,” ujar RR Sri Gadis Pari Bekti. 

Fasilitasi dan sosialisasi yang dilakukan tentu tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah. Ketua Umum AESI atau Asosiasi Energi Surya Indonesia Fabby Tumiwa mengungkapkan sebagai sebuah asosiasi pihaknya menyambut baik beragam kebijakan yang diterbitkan oleh Pemerintah dalam mendukung kehadiran Energi Baru Terbarukan seperti Energi Surya.

"Bersama dengan kehadiran wacana Ibu Kota Baru, AESI memproyeksikan potensi pemanfaatan energi surya, khususnya PLTS berkapasitas 2,500 - 8,100 MWp,” ungkap Fabby.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya