Liputan6.com, Jakarta Muslim manapun pasti ingin menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan, tak terkecuali bagi penyandang disabilitas. Meski ada beberapa kondisi tertentu yang tidak boleh dipaksakan dan harus sesuai anjuran dokter, namun penyandang disabilitas juga bisa ikut puasa.
Seperti disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik, dan Olahraga dr. Adri Fauzan, Sp.KFR, pengguna kursi roda yang ingin menjalankan puasa sebenarnya tidak berbeda dengan yang tanpa kursi roda. Kecukupan nutrisi, tidur dan aspek psikis penting diperhatikan.
Advertisement
"Konsumsi cairan yang cukup bisa dengan prinsip 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat buka, 4 gelas terbagi saat malam hari, hindari olahraga berat saat pagi atau siang hari dikhawatirkan terjadi dehidrasi maupun hipoglikemia (kadar gula darah turun)," katanya melalui pesan elektronik pada Disabilitas-Liputan6.com, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, menurut dr Adri, sebaiknya seseorang yang ingin puasa agar menghindari asupan teh, kopi, atau konsumsi cokelat dalam jumlah banyak karena dapat mengakibatkan pengeluaran urine lebih banyak, menghindari dehidrasi terutama saat sahur.
Tidur cukup
dr Adri menuturkan, tidur cukup 6-8 jam sehari untuk tetap menjaga endurance tubuh baik. Penting juga menjaga aspek psikis untuk tetap menjalani ibadah puasa dengan tujuan ibadah dan tetap beraktivitas untuk menjagaendurance otot dan kardiorespirasi tetap baik, tetap produktif menghasilkan karya.
"Saat menggunakan kursi roda, penyandang lebih banyak menggunakan endurance otot dibanding endurance kardiorespirasi, pastikan asupan nutrisi ototnya terpenuhi, terutama elektrolit," katanya.
dr Adri melanjutkan, 70 persen otot adalah air, karenanya butuh asupan kalium dan magnesium yang banyak terdapat pada buah pisang, air kelapa, semangka, jambu, selain itu juga butuh kalsium dari sayuran seperti bayam, brokoli, sawi, maupun yogurt.
Advertisement
Cukupi kebutuhan vitamin
"Jangan lupa cukupi juga vitamin D karena vitamin D selain untuk antibodi berfungsi juga untuk bantu penyerapan kalsium dalam darah dan relaksasi otot agar tidak mudah kaku," katanya.
dr Adri menambahkan, kecukupan vitamin D dapat diperoleh dengan cara berjemur 2-3 kali/minggu di waktu UVB muncul, yakni jam 9-14 selama 10-15 menit pada area kulit terbuka di tulang-tulang panjang seperti pada lengan,kaki, dan tulang belakang.
"Vitamin D juga dapat didapatkan pada makanan seperti ikan putih (tuna, salmon, Bandeng) ataupun jamur. Jika tidak sempat berjemur dianjurkan dapat mengonsumsi suplemen penambah elektrolit, kalsium, maupun vitamin D (sebaiknya tetap dalampengawasan dokter untuk mencapai kadar yang optimal). Pastikan tidak terdapat anemia, untuk membantu melancarkan oksigen ke jaringan termasuk ke otot," katanya.
Terakhir, jangan lupa untuk tetap berkonsultasi rutin ke dokter yang merawat, terutama kedokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk menghindari efek samping yang terjadipada pengguna kursi roda dalam waktu lama, tutup dr Adri.