6 Fakta Menarik Enrekang, Ada Pasar Alam yang Tidak Menerima Uang Rupiah

Selain berbelanja dan mencoba berbagai permainan, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan alam di Pasar Mammesa di Enrekang.

oleh Henry diperbarui 19 Apr 2022, 07:04 WIB
Foto yang diambil pada 20 Desember 2015 memperlihatkan suasana Desa Bone-Bone, Enrekang, Sulawesi Selatan. Desa yang menerapkan kawasan bebas asap rokok ini berada diketinggian 1500 mdpl, tepatnya di bawah kaki gunung Latimojong. (Cening Unru/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Enrekang adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Enrekang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.786,01 km persegi dan jumlah penduduk tahun 2021 sebanyak 225.172 jiwa

Kabupaten Enrekang terletak sekitar 235 Km sebelah utara Makassar.  Wilayah Kabupaten Enrekang ini pada umumnya mempunyai wilayah topografi yang bervariasi berupa perbukitan,pegunungan, lembah dan sungai serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan topografi wilayah Enrekang didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96 persen dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04 persen.

Kabupaten Enrekang memiliki topografi wilayah bergunung dan berbukit serta memiliki beberapa puncak gunung seperti Gunung Bambapuang, Gunung Latimojong, Gunung Sinaji, dan lain-lain.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Enrekang. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Enrekang yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Masjid Kayu

Di Tondon, Desa Tongkonan, Kecamatan Enrekang, Sulsel, ada Masjid Kayu yang berusia ratusan tahun dan situs Batu Tondon. Masjid yang terbuat seluruhnya dari bahan kayu dan bambu itu merupakan peninggalan prasejarah. Pembangunannya tepat di atas hamparan bukit bebatuan gamping seluas 300 meter persegi dan dikelilingi berbagai bentuk batu berlubang yang berjumlah 56 buah.

Masjid tua itu saat ini dijadikan sebagai salah satu kawasan wisata Kabupaten Enrekang. Masjid tua itu pun banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.

Lokasinya tanjakan dan cukup menantang karena hanya bisa dilalui dengan naik motor cross, kemudian berjalan kaki. Masjid tersebut sampai saat ini masih dimanfaatkan masyarakat setempat meski lokasinya jauh dari permukiman warga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Pasar Tanpa Rupiah

Ini dia destinasi digital milik GenPI Enrekang, Pasar Mammesa. (foto: dok. Kemenpar)

Pasar rakyat digital bernama Pasar Mammesa sempat digelar di kawasan destinasi wisata alam Pinus, Dante Pine, Kelurahan Tanete, Kecamatan Angeraja, Kabupaten Enrekang, Minggu, 9 Desember 2018.  Banyak orang memadati kawasan pasar berkonsep alam ini.

Dari anak-anak hingga ibu-ibu tumpah ruah dan hilir mudik menikmati sajian pedagang yang menjajakan kopi, aneka macam kue tradisional, dan aksesori. Selain itu, panitia menyediakan permainan anak-anak, seperti egrang, bakiak, lompat tali, dan lainnya. Sambil berbelanja dan bermain pengunjung dapat menikmati sajian musik dari panggung hiburan yang disediakan panitia yang merupakan gabungan komunitas di Kabupaten Enrekang.

Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan alam. Uniknya, di pasar ini mata uang rupiah tidak berlaku. Mata uang yang berlaku di Pasar Mammesa ini hanya uang benggolo. Uang ini merupakan alat tukar yang pernah berlaku di tempo dulu ketika pemerintah Indonesia belum menetapkan rupiah sebagai alat tukar.

Uang benggolo aslinya merupakan uang berbahan timah.Jadi, para pengunjung harus menukarkan uang rupiahnya di Bank Benggolo yang berada di lokasi pasar. Satu benggolo senilai Rp 5 ribu dan 2 benggolo bernilai Rp 10 ribu.

Untuk bertransaksi di gerai-gerai pasar, pengunjung harus menggunakan uang benggolo. Jadi, uang rupiah dikonverasi ke uang benggolo yang wujudnya kayu, yang dibuat panitia. Pasar ini akan dibuka per dua pekan sekali hingga batas waktu yang tidak ditentukan.


3. Perpustakaan Enrekang

Perpustakaan Enrekang Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/Saharuddin)

Kabupaten Enrekang, punya gedung perpustakaan yang representatif dan megah. Perpustakaan itu didirikan di atas lahan seluas 1.023 meter persegi dan menjadi ikon baru masyarakat Bumi Massenrengpulu.  Berdirinya bangunan perpustakaan yang baru tersebut tidak lepas dari ikhtiar panjang tanpa putus yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang sejak 2017.

Berdiri megah di tepi aliran Sungai Saddang, dengan pemandangan jejeran perbukitan hijau membuat gedung perpustakaan Kabupaten Enrekang menawarkan kenyamanan bagi pengunjung.Gedung tersebut memiliki ruang baca yang cukup luas dengan ribuan eksemplar koleksi. Fasilitas pelayanan di sini sudah menyediakan aplikasi melalui komputer sehingga pemustaka tidak perlu mengecek rak demi rak.

Perpustakaan ini pun juga ramah terhadap anak. Di tempat ini disediakan ruang baca khusus bagi anak sehingga mereka bebas bereksplorasi dengan bacaannya. Pada lantai paling atas gedung perpustakaan disediakan aula yang cukup luas sebagai episentrum kegiatan masyarakat. Tidak hanya berkaitan dengan pengembangan literasi, tetapi gedung tersebut kelak digunakan untuk pelatihan maupun aneka pelatihan pengembangan masyarakat.


4. Air Terjun Lagandang

Keunikan warna air terjun Lagandang di Kabupaten Enrekang dapat memanjakan mata pengunjungnya (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Ada banyak destinasi wisata yang patut dikunjungi di Enrekang. Salah satunya adalah Air Terjun Lagandang yang terletak di daerah Kotu, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.  Keindahan alam air terjun Lagandang tak kalah indah dengan air terjun lainnya yang tersebar di beberapa daerah lainnya di Sulsel.

Meski namanya belum sepopuler dengan Air Terjun Bantimurung yang ada di Kabupaten Maros, namun air terjun Lagandang ini, juga bisa menjadi salah satu referensi bagi para traveler yang gemar wisata petualangan. Bagi mereka yang ingin berkunjung ke air terjun Lagandang, bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Dan satu lagi jangan lupa membawa bekal makanan yang cukup.Ketika tiba di area masuk ke lokasi air terjun, sebaiknya berhati-hati karena untuk menuju ke titik lokasi air terjun Lagandang tersebut, akses jalannya menurun dan terbilang cukup curam. Meski selama penurunan ke titik lokasi air terjun Lagandang cukup menantang dan tentunya memicu adrenalin, tapi ketika tiba di lokasi air terjun, perasaan lelah akan sirna setelah terkena percikan air terjun Lagandang.


5. Gunung Nona Enrekang

Cerita rakyat di balik keunikan gunung nona di Kabupaten Enrekang (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Salah satu yang juga menjadi daya tarik untuk dikunjungi di Enrekang adalah Gunung Nona atau warga sekitar menyebutnya Buttu Kabobong.  Namun untuk melihat secara jelas memang tidak harus mendatangi gunung tersebut, karena penampakan gunung yang mirip dengan organ kewanitaan itu dapat dilihat dari spot/ gardu pandang dan kedai-kedai yang ada di jalan Poros Enrekang-Toraja, Enrekang, Sulawesi Selatan.

Bentuk itu hadir dengan adanya gundukan-gundukan tanah di gunung tersebut yang membentuk garis yang dikatakan mirip kelamin wanita.Hamparan pemandangan topografi gunung api purba yang telah lama mati ini memiliki tumbuhan endemi khas seperti ilalang liar. Sejauh mata memandang, pemandangan asri bisa mudah terlihat bahkan hingga di puncak pegunungan tersebut.

Bagi yang ingin menikmati gunung ini dari dekat ataupun sekedar tracking diharapkan bisa membawa guide lokal sebagai pemandu. Tidak usah membawa peralatan macam-macam, cukup membawa pakaian ringan namun harus mampu menutupi tubuh karena gunung ini memiliki karakter kering dengan bebatuan yang cukup besar bahkan terjal. Intensitas cahaya matahari cukup menyengat membuat penguapan cairan tubuh lebih cepat terjadi disarankan untuk membawa perbekalan air yang cukup.


6. Kuliner khas Enrekang

Keju dangke khas Kabupaten Enrekang (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Kabupaten Enrekang tak hanya populer dengan destinasi wisata seru yang menyajikan pemandangan alam menakjubkan, tapi juga ragam kuliner khas bercita rasa lezat.Salah satunya adalah Deppa Tetekan yang terbuat dari ketan dan diberi taburan biji wijen. Selain bercita rasa gurih dan bertekstur renyah,

Deppa Tetekan juga memiliki aroma harum yang khas. Tak heran jika camilan ini digemari oleh para wisatawan.Masyarakat setempat biasanya menjadikan Deppa Tetekan sebagai camilan wajib saat lebaran ataupun camilan untuk berbuka puasa.

Ada Dangke yang bahan dasarnya berasal dari susu kerbau atau sapi yang diolah secara tradisional dengan direbus hingga mendidih. Sekilas tampilannya mirip seperti tahu namun rasanya menyerupai keju. Di kabupaten Enrekang terdapat banyak olahan dari dangke, mulai dari dangke goreng hingga kerupuk dangke. Kuliner khas lainnya ada Ayam Bundu-Bundu, Pulu Mandoti, Dodol Malino dan Pisang Epe.

Infografis lokasi wisata religi di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya