Harga Kripto Selasa 19 April 2022: Bitcoin Menguat, Ethereum Masih Loyo

Beberapa kripto teratas berhasil menguat pada perdagangan Selasa (19/4/2022).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 19 Apr 2022, 06:21 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau masih mengalami pergerakan beragam, Selasa (19/4/2022) pagi. Namun, mayoritas kripto jajaran teratas masih berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) berhasil menguat tipis 1,01 persen dalam 24 jam terakhir dan 1,94 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 40.691,05 per koin atau setara Rp 584 juta (asumsi kurs Rp 14.353 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) setelah kemarin sempat menguat, kini harus kembali melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH merosot 1,21 persen. Namun menguat 0,30 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.008,99 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juta ikut menguat mengikuti jejak Bitcoin. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,42 persen dan 4,37 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 415,53 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) sayangnya masih melemah hari ini. Dalam satu hari terakhir ADA turun 1,39 persen dan 1,77 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,9303 per koin.

Adapun Solana (SOL) juga kembali melemah hari ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL turun 1,62 persen, tapi berhasil menguat tipis 0,34 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 101,51 per koin.

XRP juga masih bernasib sama sejak kemarin. Dalam satu hari terakhir, XRP anjlok 1,11 persen. Namun XRP berhasil menguat cukup besar yaitu 8,28 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,7599 per koin. 

Terra (LUNA) berhasil memimpin penguatan hari ini. Terra meroket 10,55 persen dalam 24 jam terakhir dan 7,09 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 88.89 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama berhasil menguat yaitu 0,01 persen dan 0,13 persen. Dengan begitu, USDT diharga USD 1,00 per koin dan USDC berhasil kembali ke harga USD 1,00.

 
 
 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Bitcoin Turun Lagi, Ini Kata Analis

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya masih berada di zona merah, Senin, 18 April 2022.Beberapa hari terakhir, pasar kripto menunjukkan pergerakan harga yang cukup bergejolak. 

Pekan lalu misalnya, Bitcoin sempat turun di bawah USD 40.000 atau sekitar Rp 574,4 juta kemudian berhasil kembali di atas USD 40.000 dalam waktu singkat, tetapi harus kembali turun. Begitu juga yang dialami Altcoin deretan teratas lainnya. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin siang, harga bitcoin kembali turun yaitu di level USD 38.947,78. Melihat kondisi pasar kripto hari ini, analis Litedex Protocol, Andra mengatakan, sentimen pasar secara on chain mengarah bearish. 

"Sementara itu untuk data fear and greed index, tingkat kekhawatiran investor terhadap Bitcoin berada di posisi extreme fear yakni di angka 24. secara teknikal, level support 1 Bitcoin berada di USD 37.560, sedangkan support 2 di level USD 34.295. Adapun untuk area resistance 1 di level USD 41.220 dan area resistance 2 berada di level USD 45.180,” ujar Andra kepada Liputan6.com, Senin, 18 April 2022.

Selain itu, Andra menjelaskan, data Glassnode, arus inflow dan outflow, aliran BTC yang masuk ke exchange atau inflow sebesar 7,356 BTC, sementara itu, data outflow atau yang keluar dari exchange sebesar 7.565. Hal tersebut dapat diartikan, inflow lebih rendah dari outflow. 

"Dari data teknikal tersebut, BTC diprediksi akan bergerak sidaway di area USD 37.000 hingga USD 39.000,” ujar Andra.

Kemudian, dari sisi fundamental, Andra menjelaskan sentimen negatif tetap hadir dari ketidakpastian akhir konflik Rusia-Ukraina, yang kini justru makin memanas. Selain itu ketatnya kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat membuat likuiditas AS makin menipis. 


Apa Itu Staking dalam Kripto?

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, kripto menjadi salah satu aset investasi yang sangat berisiko tinggi karena pergerakan harganya yang cukup ekstrem. Tak butuh waktu lama untuk kripto memberi keuntungan bagi investornya, tetapi dalam waktu singkat kripto juga bisa membuat rugi investornya. 

Namun, ternyata di tengah pasar kripto yang naik dan turun, para investor masih bisa menghasilkan keuntungan atau passive income dengan menggunakan fitur staking. 

Dilansir dari situs Zipmex, Senin, 18 April 2022, staking adalah sebuah proses ketika investor berpartisipasi aktif dalam validasi transaksi dalam blockchain konsensus algoritma Proof of Stake (PoS).

Sedangkan Proof of Stake (PoS) sendiri adalah sebuah algoritma yang berperan untuk melakukan validasi transaksi berdasarkan konsensus terdistribusi. Validasi dilakukan berdasarkan berapa jumlah total aset kripto yang dimiliki.

Dengan staking, investor bisa mendapatkan passive income dalam bentuk reward atau bunga dari aset yang dikunci. Hal ini memudahkan investor untuk memiliki diversifikasi pendapatan aset digital. 

Dalam blockchain, siapa pun yang memiliki saldo minimum dapat memvalidasi transaksi dan mendapatkan imbalan. Dengan mengunci aset kripto tertentu, investor memiliki kekuatan untuk membuat keputusan dalam jaringan. Ketika berhasil memvalidasi transaksi, maka investor tersebut dapat menghasilkan pendapatan tambahan.

 


Cara Kerja Staking

Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Kripto yang disimpan itu akan dikunci ke dalam blockchain yang menggunakan konsensus algoritma PoS untuk jangka waktu tertentu. Jumlah keuntungan yang akan diperoleh tergantung pada harga dan jumlah aset kripto yang dikunci serta durasi mengunci aset tersebut.

Mereka yang melakukan staking pada aset kripto dalam blockchain PoS biasanya disebut sebagai validator. Validator mendapatkan imbalan ketika mereka berhasil memvalidasi transaksi. Setiap PoS memiliki beragam aturan khusus untuk validatornya. 

Ada yang menentukan aturan validasi berdasarkan periode penguncian aset atau menentukan batas minimum tertentu. Berdasarkan aturan dan algoritma validator, PoS bekerja untuk melakukan validasi secara aktual dan mendistribusikan imbalan untuk validator. Imbalan atau bunga biasanya dihitung berdasarkan jumlah aset yang dikunci.


Staking Bisa Jadi Pilihan

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Staking cocok bagi investor yang tidak memiliki banyak untuk memantau pergerakan harga setiap hari. Nantinya investor bisa mendapat keuntungan dari bunga karena telah mengunci aset kripto. 

Sekilas, nampaknya sangat mudah dan menguntungkan. Namun, staking juga tidak terhindar dari kekurangan atau risiko. 

Sebelum memutuskan untuk staking, lakukan riset terlebih dahulu dan pastikan platform yang dipilih merupakan platform yang terpercaya. Sebab, dengan staking, investor diharuskan untuk mengunci aset kripto yang dimiliki selama jangka waktu tertentu. Artinya, selama waktu itu, investor tidak dapat menjual koin tersebut.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya