Liputan6.com, Moskow - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin setelah kerusuhan di Masjid Al Aqsa. Presiden Vladimir Putin mendukung adanya dialog antara Palestina dan Israel.
Isu lain yang dibahas Presiden Putin adalah konflik di Ukraina, terutama wilayah Donbass. Pihak Rusia menyebut percakapan telepon antara kedua pemimpin adalah atas permintaan Presiden Abbas.
Baca Juga
Advertisement
Pihak Rusia tidak menyebut nama Masjid Al Aqsa dalam keterangan resmi mereka, maupun mengecam Israel atas kerusuhan pekan lalu.
"Kedua pemimpin mendiskusikan isu-isu terkait pemukiman di Timur Tengah pada konteks ketegangan yang meningkat di Tepi Barat Sungai Jordan dan di Yerusalem Timur. Mereka mengungkap harapan bahwa hal ini tidak berkembang menjadi konfrontasi besar antara Palestina dan Israel," tulis keterangan dari situs resmi Kremlin, Selasa (19/4/2022).
Putin dan Abbas pun sepakat agar dialog langsung antara Palestina dan Israel kembali dilaksanakan di bawah mediator-mediator internasional.
Setelahnya, Kremlin langsung bergantik topik ke isu Ukraina.
"Vladimir Putin menginformasikan Mahmoud Abas tentang operasi militer khusus yang berlanjut untuk melindungi Donbass dan pembicaraan-pembicaraan antara para perwakilan Rusia dan Ukraina," tulis Kremlin.
Isu ekonomi pun turut dibahas, terutama masalah perdagangan dan ekonomi. Kedua negara sepakat pada keingingan untuk melanjutkan hubungan bilateral yang bersahabat. Selain itu, Presiden Putin turut mengucapan selamat libur Ramadhan kepada rakyat Palestina.
"Kedua pemimpin setuju untuk melanjutkan kontak," tulis pihak Kremlin.
Bentrokan di area Masjid Al Aqsa antara aparat Israel dan warga Palestina mengakibatkan ratusan orang luka-luka, mayoritas korban luka berada di pihak Palestina.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Viral Hoaks Vladimir Putin Ingin Serang Israel
Sebuah kabar viral beredar di media sosial Twitter yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang Israel apabila tidak menyudahi serangan ke Palestina. Kabar itu beredar setelah terjadi sejumlah kerusuhan di area Masjid Al Aqsa antara kepolisian Israel, warga Yahudi ekstrimis, serta warga Palestina. Akibatnya, ratusan orang luka-luka.
Pada twit dari akun @oposisicerdas, ada artikel berjudul "Rusia Ancam Serang Israel jika Pendudukan terhadap Palestina tak Segera Dihentikan" dan tweet itu viral hingga mendapatkan ribuan likes dan retweet.
Akan tetapi, setelah ditelusuri tidak ada kutipan resmi dari pihak pemerintah Rusia di artikel yang ternyata bersumber dari TikTok itu. Alias pernyataan itu hoaks karena tidak bersumber valid.
Bila melihat sumber dari media pemerintah Rusia, yakni TASS.com, kemudian situs resmi pemerintah pusat, dan media sosial Kementerian Luar Negeri Rusia, maupun dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, tak ada satu pun yang merilis kecaman resmi terkait bentrokan di area Masjid Al Aqsa. Tak ada pula ultimatum dari Presiden Putin untuk menyerang Israel.
Akun Twitter Kedubes Rusia di Israel justru turut menyambut hari Passover bagi warga Yahudi.
Kedekatan Rusia-Israel
Untuk diketahui, hubungan Rusia memiliki hubungan yang baik dengan Israel. Rusia juga telah mengakui bahwa Yerusalem Barat adalah ibu kota Israel.
Salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina adalah karena menuduh ada Neo-Nazi di Ukraina. Neo-Nazi adalah ideologi ekstrim yang anti-Yahudi, sehingga posisi Rusia justru pro-Yahudi.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga sudah berkomunikasi dengan Presiden Vladimir Putin. PM Bennett disebut berusaha melakukan mediasi. Hal serupa dilakukan oleh Turki yang ingin menengahi konflik Rusia dan Ukraina.
Advertisement
Pasukan Israel Lukai 2 Warga Palestina di Tepi Barat
Dua pria Palestina terluka parah akibat serangan pasukan Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki pada Senin (18/4).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan peristiwa itu adalah insiden terkini dalam gelombang kekerasan Israel-Palestina selama bulan suci Ramadhan.
Militer Israel sedang melakukan penangkapan di Desa Yamun, barat Jenin di Tepi Barat utara, ketika puluhan warga Palestina mulai melemparkan batu dan bahan peledak ke arah tentara. Aksi warga tersebut dibalas pasukan Israel dengan tembakan.
“Para prajurit menanggapi dengan peluru tajam ke arah tersangka yang melemparkan alat peledak. Serangan diidentifikasi," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Kedua pria yang terluka dirawat di rumah sakit, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.
Israel telah menurunkan pasukan ke kota-kota dan desa-desa Palestina untuk mencari tersangka atau kaki tangan terkait dengan dua serangan mematikan terhadap Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Pada awal bulan ini, seorang pria bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke bar Tel Aviv yang saat itu sedang dalam keadaaan ramai, menewaskan tiga orang, dan kemudian ia melarikan diri dari tempat kejadian.
Pelaku kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah mereka melakukan perburuan yang ekstensif.
Serangan itu, serta tiga serangan lainnya di tempat lain di Israel dalam beberapa pekan terakhir, telah menewaskan 14 orang, ledakan pertumpahan darah paling melumpuhkan terhadap warga Israel dalam beberapa tahun.
Raja Yordania Minta Israel Jangan Provokatif Usai Bentrok di Masjid Al Aqsa
Raja Abdullah II dari Yordania meminta Israel untk menghentikan tindakan provokatif yang bisa menambah ketegangan yang terjadi. Usai bentrokan pada Jumat pekan lalu, kerusuhan antara pihak Palestina dan Israel kembali bentrok pada hari Minggu kemarin.
Dilaporkan Arab News, Senin (18/4), ada hampir 20 orang yang terluka pada insiden Minggu di sejumlah area di dekat Masjid Al-Aqsa. Bulan Sabit Merah Palestina berkata setidaknya ada lima orang yang harus dibawa ke rumah sakit.
Total terluka pada insiden di Masjid Al-Aqsa pada Jumat lalu juga naik menjadi lebih dari 170 orang. Insiden itu terjadi ketika warga Muslim sedang puasa Ramadhan dan warga Yahudi melakukan festival Passover.
Pejabat-pejabat Palestina menuduh Israel mencoba membagi-bagi lokasi suci yang sensitif.
Diprediksi situasi masih tegang pekan ini karena grup Yahudi ekstrimis terus meneriakan slogan "Passover ini di Masjid Al-Aqsa". Pihak Palestina menyebut bentrokan pada Minggu pagi kemarin terjadi karena sekitar 228 Yahudi ekstrimis menerobos halaman Masjid Al-Aqsa. Sejumlah orang terluka dan ditahan.
Pihak Palestina berkata kepolisian Israel sempat menutup akses ke Masjid Al-Aqsa, sementara mencoba mengamankan pengunjung Yahudi ke masjid suci. Aparat Israel juga menganggu speaker eksternal setelah sejumlah pemuda Israel menyuruh teman-temannya untuk ikut datang ke Masjid Al-Aqsa.
Advertisement