Solusi Sahur dan Buka Puasa Sehat untuk Anak Kos, Langganan Warteg Bisa Jadi Pilihan

Apabila anak kos mengalami kendala untuk masak makan sahur, ahli gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan bahwa berlangganan warteg bisa menjadi pilihan yang praktis namun juga sehat.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2022, 06:19 WIB
Ilustrasi Makan Sahur Credit: pexels.com/Allen

Liputan6.com, Jakarta - Melewatkan sahur terkadang kerap dilakukan mereka yang berada jauh dari rumah, seperti misalnya anak kos. Padahal makan sahur penting ketika akan menjalankan puasa.

Ahli gizi masyarakat, Dr dr Tan Shot Yen menjelaskan, puasa sebenarnya akan membuat seseorang lebih sehat karena makan lebih teratur yakni hanya ketika sahur dan berbuka.

Terlebih biasanya ketika berpuasa Ramadhan, seseorang akan lebih minim mengonsumsi makanan ringan atau cemilan, yang mana sebenarnya menjadi sumber makanan tidak sehat.

"Jadi kalau Anda mau betul-betul sehat, wajib sahur. Nah sahurnya seperti apa? Kita punya konsep Isi Piringku," kata Tan.

"Jadi kalau sahur usahakan itu menunya lengkap. Ada makanan pokok, lauk. Jangan lupa sayur dan buah," tambahnya.

Tan menjelaskan, sayur dan buah merupakan asupan yang kaya serat. Dengan begitu, pencernaan menjadi lebih baik dan melambat.

Sedangkan makanan yang tinggi lemak berpotensi membuat Anda memiliki masalah pencernaan, yang mana bisa membuat masalah pada saat puasa berlangsung.

"Orang kalau sahurnya komplit itu insyaallah sampai dzuhur itu enggak bakalan lapar. Justru enggak bakal laper, jadi jangan berpikir (makan) sayur dan buah itu rugi," ujar Tan.

Apabila anak kos mengalami kendala untuk masak makan sahur, Tan menjelaskan bahwa berlangganan warteg bisa menjadi pilihan yang praktis namun juga sehat.

"Anak kos yang masih lajang, yang belum punya istri suami. Caranya Anda langganan sama warteg. Saya selalu nganjurin langganan sama warteg," ujar Tan sambil tertawa.

"Jadi Anda tandai tuh warteg-warteg mana yang akan jadi andalan. Lo bilang, nanti pulang kerja bawa rantang. Nah isi rantangnya. Jadi Anda tahu apa yang Anda beli," tambahnya.

Dengan berlangganan warteg, bukan berarti juga makanan bisa berantakan atau sesuka hati. Di warteg, Anda pun bisa memilih asupan makanan yang tepat.

Asupan makanan yang sesuai seperti nasi sebagai makanan pokok, lauk-pauk dengan ikan atau ayam, ditambah dengan berbagai macam pilihan sayuran. Serta, buah yang bisa Anda dapatkan di pasar atau tempat lainnya.

"Bukan berarti makanannya jadi amburadul. Biasakan ketika sampai, siapkan untuk kali itu makan dan besok pagi. Gitu caranya, selalu ada jalan kok," kata Tan.

Dalam hal ini, persiapan makanan Anda pun sudah siap untuk sahur maupun berbuka.

 

 

 


Pilihan Nasi

Tan juga menegaskan pentingnya kebutuhan pokok pada saat sahur dan berbuka. Mengingat makanan pokok juga memainkan peranan penting untuk mendukung kesehatan tubuh.

"Jangan lupa kamu harus punya makanan pokok. Makanan pokok itu tidak selalu nasi. Ada namanya jagung, kentang, singkong, ubi. Orang Indonesia Timur kita punya papeda," kata Tan.

"Nasi juga tidak harus selalu nasi putih. Kalau kamu lagi nge-julid sama nasi putih, kita punya nasi merah, masih punya nasi coklat," Tan menjelaskan.


Hindari Gorengan

Tan mengungkapkan, usahakan juga lauk pauk yang dikonsumsi tidak merupakan goreng-gorengan. Tentu hal ini tidak berkaitan dengan harga minyak goreng yang sedang tinggi.

"Usahakan lauknya itu tidak digoreng. Bukan karena minyak goreng lagi mahal. Tapi justru karena gorengan itu membuat pencernaan kamu jadi bermasalah," ujar Tan.

Hal ini lantaran gorengan merupakan makanan dengan kandungan tinggi lemak. Terutama bagi mereka yang memiliki masalah terkait dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Terutama bagi pasien GERD, Tan menyarankan untuk tidak mengonsumsi goreng-gorengan. Serta, tidak langsung berbaring sesudah sahur karena dapat membuat GERD kambuh.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya