Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan angin disertai petir yang bakal terjadi di sejumlah titik Ibu Kota dan sejumlah kota penyangga Jakarta, Rabu, 20 April 2022. Hal ini dilaporkan BMKG lewat peringatan dini cuaca.
Untuk wilayah DKI Jakarta, potensi tersebut terjadi pada sore dan malam hari. Sementara, pagi hari cerah berawan di seluruh wilayah Ibu Kota.
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di Jaktim dan Jaksel pada sore dan malam hari," jelas BMKG.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan cuaca besok untuk daerah penyangga, potensi angin kencang dibarengi petir terjadi pada pagi hingga malam hari.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu pagi menjelang siang hingga malam dan dini hari di wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi," kata BMKG.
Sementara, Rabu pagi cuaca berawan menyelimuti ketiga kota penyangga di atas. Terkecuali Tangerang diperkirakan BMKG bakal cerah berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca di Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Cerah Berawan |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Cerah Berawan |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Cerah Berawan |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Kepulauan Seribu | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Bekasi | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Depok | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Bogor | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Tangerang | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Penjelasan BMKG Cuaca Jabodetabek Berubah Drastis antara Siang dan Malam
Dalam sepekan ini, suhu di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang, Bekasi) pada siang hari cenderung sangat terik. Sementara pada sore hingga malam hari, cuaca berubah drastis menjadi mendung dan hujan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab terjadinya perubahan cuaca secara drastis dalam sehari ini. Sub-koordinator Bidang Prediksi Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengatakan, saat ini Jakarta sudah berada pada akhir musim hujan.
Salah satu cirinya, terjadi hujan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang yang umumnya terjadi pada sore atau malam hari.
"Hal ini terjadi karena proses pemanasan permukaan bumi akibat radiasi sinar matahari pada pagi-siang yang meningkatkan energi pembentuk awan hujan pada sore-malam hari," jelasnya kepada merdeka.com, Jumat, 8 April 2022.
Terjadinya pemanasan permukaan bumi ini juga menyebabkan cuaca pada pagi hingga siang cerah. Sedangkan pada sore hingga malam mendung sampai hujan.
Menurut Ida, hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jakarta.
Advertisement
Fenomena Hujan Seperti Ombak di Cikarang, Ini Penjelasan BMKG
Sementara itu, sempat jadi perbincangan hangat di media sosial terkait video singkat suasana hujan deras disertai angin kencang di kawasan MM 2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi sekitar pukul 14.31 WIB, Selasa, 5 April lalu.
Dimana dalam video tersebut terlihat hujan deras yang disebut oleh perekam layaknya "ombak". Karena air hujan yang terbawa oleh kencangnya angin, kencengan angin juga terlihat dari embusan yang mengenai pohon.
"Ini mah pakai payung percuma. Kaya ombak di lautan. Anginnya kenceng banget pohonnya liatin noh," kata perekam video tersebut.
Merespon video tersebut, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai jika hujan tersebut terjadi dampak dari hembusan angin yang sangat kencang terjangan.
"Itu kelihatannya karena efek hujan lebatnya di sertai angin yang cukup kencang," kata Miming Saepudin, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG saat dihubungi merdeka.com, Selasa, 5 April.
Miming tak bisa memberikan komentar lebih lanjut terkait fenomena hujan tersebut. Karena keterbatasan sudut visual video dan kondisi di lokasi. Namun menurutnya, fenomena itu adalah hal biasa.
"Kalau melihat video di atas kelihatannya sepertinya nya itu. Karena saya tidak ada info visualnya yang utuh," kata dia.