Liputan6.com, Jakarta - Nama Dougy Mandagi tengah menjadi sorotan publik setelah ramainya berita seputar Coachella. Ia ternyata vokalis band asal Indonesia pertama yang tampil di acara musik akbar itu.
Dihimpun dari berbagai sumber, vokalis di band-nya bernama The Temper Trap, mendapatkan kesempatan untuk tampil di panggung Coachella pada Sabtu, 17 April 2010, waktu setempat. Selain Dougy, band itu juga digawangi Jonathan Aherne (bass), Toby Dundas (drummer), dan Joseph Greer (gitar).
Baca Juga
Advertisement
Coachella Valley Music and Arts Festival adalah sebuah festival musik dan seni tahunan yang diadakan di Empire Polo Club di Indio, California, di Coachella Valley di Gurun Colorado, Amerika Serikat. Festival musik Coachella ini diadakan pada setiap dua kali di akhir pekan April.
Festival ini umumnya memiliki lima panggung utama dengan masing-masing keunikannya. Untuk tahun ini, festival yang diinisiasi oleh Paul Tollett dan Rick Van Santen pada 1999 ini akan berlangsung dari 15--24 April 2022.
Acara ini menampilkan seniman musik dari berbagai irama musik, termasuk musik rock, pop, indie, hip hop, dan tari elektronik, serta instalasi seni dan pahatan. Di pinggir lapangan, beberapa panggung terus menyelenggarakan musik secara langsung.
Selain Dougy Mandagi, Indonesia juga menghadirkan dua nama musisi lain di tahun ini, yaitu NIKI Zefanya dan Rich Brian. Mereka juga menunjukkan suara emasnya di panggung Coachella.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Profil Dougy Mandagi
Dihimpun dari berbagai sumber, Doughy Mandagi lahir pada 20 Januari 1980. Lelaki kelahiran Bitung, Sulawesi Utara itu tumbuh di Amerika Serikat.
Dougy pindah ke Hawaii bersama ibunya setelah ayahnya meninggal dalam kecelakaan pesawat bersama dua pamannya pada usia enam tahun. Dougy lalu diajak menemani ibunya tinggal di Bali, tapi ia memiliki aksen Amerika yang kental.
Ia disebut sosok pemberontak jika ada hal yang tak sesuai dengan keinginannya. Pemberontakannya itu ditandai dengan seringnya ia berbuat onar di sekolah, sehingga ibunya memindahkan Dougy kembali ke Sulawesi bersama pamannya yang lain.
Advertisement
Jiwa Seni
Dougy Mandagi dikenal sebagai sosok yang memiliki minat besar terhadap seni, terutama musik. Dougy mulai berkenalan dengan musik ketika ia tinggal bersama pamannya.
Selanjutnya, ia pergi ke Australia, ia menekuni bidang musik dengan menjadi musisi jalanan. Ia juga berniat untuk bergabung ke band-band yang sedang mencari vokalis. Ia kemudain membentuk The Temper Trap pada 2005.
Ia sempat disebut menjadi salah satu frontman orang kulit berwarna (POC/people of colour) di tengah dominasi penyanyi kulit putih pada skena indie rock Australia di awal 2000-an. Hal itu yang membuat Dougy selalu merasa seperti orang asing.
Dari London ke Berlin
Dougy pindah ke Inggris dan meluncurkan album pertamanya Conditions bersama The Temper Trap pada Juni 2009. Album tersebut berisi 10 lagu.Lagu ciptaanya yang berjudul Sweet Disposition semakin melejitkan nama The Temper Trap, dan menjadi lagu tema film 500 Days of Summer.
Pada 5 Juni 2012, album kedua bertajuk The Temper Trap berisikan 15 judul lagu, dan salah satu lagunya "London's Burning" mengisahkan kerusuhan di London pada 2011, di mana The temper Trap saat itu sedang berada di kawasan pusat kerusuhan dan mengalami insiden tersebut secara langsung.
Dari London, ia pindah ke Berlin, Jerman. Di sanalah BLOODMOON lahir. Setelah melalui sejumlah pengalaman yang mengubah hidupnya di klub ternama Berghain. Ia disebut mengikuti kata hati untuk menjalani kecintaannya pada musik elektronik.
Advertisement