Telkom Indonesia Kantongi Laba Bersih Rp 24,76 Triliun pada 2021

PT Telkom Indonesia Tbk meraup pendapatan Rp 143,21 triliun dan laba bersih Rp 24,76 triliun pada 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Apr 2022, 12:07 WIB
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih sepanjang 2021.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (19/4/2022), PT Telkom Indonesia Tbk meraup pendapatan Rp 143,21 triliun pada 2021. Realisasi pendapatan ini tumbuh 4,94 persen dari periode 2020 sebesar Rp 136,46 triliun.

Telkom Indonesia mencatat kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi sebesar 10,23 persen menjadi Rp 38,13 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 34,59 triliun. Beban karyawan naik 7,88 persen dari Rp 14,39 triliun pada 2020 menjadi Rp 15,52 triliun pada 2021.

Beban interkoneksi turun dari Rp 5,4 triliun pada 2020 menjadi Rp 5,18 triliun pada 2021. Selain itu, beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 5,01 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 6,51 triliun.

Dengan demikian, laba usaha naik 9,32 persen menjadi Rp 47,56 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,50 triliun.

Dengan melihat kondisi itu, PT Telkom Indonesia Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 24,76 triliun pada 2021.

Laba tersebut naik 19,01 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,80 triliun. Perseroan mencatat laba per saham dasar naik menjadi 249,94 pada 2021 dari 2020 sebesar 210,01.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Aset

PT Telkom Indonesia (Persero) kembali berhasil meraih penghargaan dari pihak eksternal.

PT Telkom Indonesia Tbk mencatat ekuitas naik 20,27 persen menjadi Rp 145,39 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 120,88 triliun.

Total liabilitas naik dari Rp 126,05 triliun pada 2020 menjadi Rp 131,78 triliun pada 2021. Total aset naik 12,24 persen menjadi Rp 277,18 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 246,94 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 38,31 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,58 triliun.

Gerak Saham TLKM

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa 19 April 2022, saham TLKM melemah 0,42 persen ke posisi Rp 4.690 per saham. Saham TLKM dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 4.740 per saham.

Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 4.750 dan terendah Rp 4.680 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.208 kali dengan volume perdagangan 204.607 kali. Nilai transaksi Rp 96,5 miliar.

Sepanjang 2022, saham TLKM naik 16,58 persen menjadi Rp 4.710 per saham. Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 4.730 dan terendah Rp 4.030 per saham. Total volume perdagangan 10,17 miliar saham. Nilai transaksi Rp 45 triliun. Total frekuensi perdagangan 839.368 kali.


Telkom Beri Pinjaman kepada Telkomsat

Menara telekomunikasi Telkom. (Dok. Telkom)

Sebelumnya, perusahaan telekomunikasi BUMN, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan pinjaman ke anak usahanya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) dalam bentuk shareholder loan sebesar Rp 1,2 triliun.

Hal tersebut disampaikan VP Investor Relations Telkom Indonesia Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 6 April 2022.

Telkomsat merupakan anak perusahaan Telkom yang dimiliki sebesar 100 persen. Telkomsat bergerak di bidang penyediaan layanan satelit end to end yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional.

Menurut Andi, pinjaman dalam bentuk shareholder loan tersebut akan digunakan untuk pembangunan Satelit HTS (high through-put satellite) yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp3,8 triliun.

Telkom dengan pembayaran bertahap disesuaikan dengan termin pembayaran kepada mitra kontraktor satelit. Pemberian shareholder loan dilakukan secara bertahap dan sudah dillakukan sebagian, antara lain pada November dan Desember 2021 serta Maret 2022 dengan jumlah total sebesar Rp750 miliar.

"Pemberian shareholder loan tahap selanjutnya akan menyesuaikan dengan perkembangan pembangunan satelit," kata Andi.

Shareholder loan Telkom kepada Telkomsat tersebut merupakan fasilitas pendanaan yang akan digunakan untuk mendukung rencana investasi pembangunan Satelit HTS  Secara keseluruhan. Rencana pendanaan untuk investasi Satelit HTS tersebut akan dilakukan melalui equity Telkomsat sebesar 50 persen dan pinjaman sebesar 50 persen, dimana sebagian pinjaman berasal dari shareholder loan dan sebagian lainnya dari pihak ketiga.

Dalam pemberian shareholder loan ini, Telkom memberi tenor pinjaman sebesar 7 tahun, dengan grace period selama 3 tahun. Telkom menetapkan bunga dengan Jibor 3 bulan plus 2,5 persen.

Grace period disesuaikan dengan masa pembangunan dan peluncuran satelit HTS tersebut, yang diperkirakan memakan waktu hingga 3 tahun.  Satelit HTS ini ditargetkan dapat mulai beroperasi di 2024.

Andi mengatakan, pengadaan satelit ini akan menambah kapasitas satelit nasional berbasis teknologi HTS untuk melengkapi portofolio Telkom Group. Tujuannya, kata dia, untuk memperkuat infrastruktur digital connectivity agar lebih kompetitif dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar satelit Indonesia yang diperkirakan masih tinggi pada masa mendatang.

"Investasi pembangunan satelit ini diharapkan akan memperkuat kepemimpinan Telkomsat  dalam industri satelit dan meningkatkan dominasi dan market share Telkomsat di bisnis satelit di Indonesia," kata Andi.

Berdasarkan data BEI, Telkomsat memiliki total aset sebesar Rp 4,48 triliun.

 


Kembangkan Bisnis Health dan Edu Tech

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam jajaran Global 500 2022 Most Valuable Brand.

Sebelumnya, Grup Telkom mengembangkan bisnis digital dengan masuk di bidang kesehatan (health-tech) dan pendidikan (edu tech).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), 10 Februari 2022, ditulis Sabtu, 12 Februari 2022, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usaha Telkomsel yaitu PT Telkomsel Ekosistem Digital (TED) dan PT Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) mendirikan PT Fita Sehat Nusantara (Fita) dan PT Kuncie Pintar Nusantara (Kuncie) pada 8 Februari 2022.

Telkomsel merupakan anak perusahaan yang dikendalikan langsung oleh Telkom dengan kepemilikan 65 persen. Sedangkan TED dan TMI merupakan anak perusahaan yang dikendalikan langsung oleh Telkomsel dengan kepemilikan di atas 99 persen.

Pendirian dan penyertaan modal Fita dan Kunci dalam bentuk penyertaan modal berupa uang dan bentuk lain atau inbreng. Pendirian dan penyertaan modal dalam bentuk uang oleh TED dan TMI kepada Fita sebesar Rp 146,92 miliar. Sedangkan pendirian dan penyertaan modal dalam bentuk uang oleh TED dan TMI kepada Kuncie sebesar Rp 162,27 miliar.

Sementara itu, penyertaan modal dalam dalam bentuk uang oleh Telkomsel kepada TED Rp 298,70 miliar. Selain itu, penyertaan modal dalam bentuk inreng dari Telkomsel kepada TED, kemudian diteruskan kepada Fita Rp 148,60 miliar. Sedangkan pernyataan modal dalam bentuk inbreng dari Telkomsel kepada TED, kemudian diteruskan dari TED kepada Kuncie senilai Rp 169,30 miliar.

“Rangkaian transaksi afiliasi tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi grup Telkom dalam rangka mengembangkan bisnis digital, khususnya di bidang kesehatan (health-tech) melalui Fita dan pendidikan (edu-tech) melalui Kuncie,” tulis perseroan.

Telkom menyatakan transaksi ini telah melalui prosedur transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan. Transaksi ini tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan POJK 42/2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya