Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 19 April 2022. Hal ini seiring pelaku pasar menavigasi salah satu minggu tersibuk musim laporan keuangan perusahaan dan memantau pergerakan suku bunga terbaru.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 499,51 poin atau 1,45 persen ke posisi 34.911,20. Indeks S&P 500 menguat 1,61 persen menjadi 4.462,21. Indeks Nasdaq bertambah 2,15 persen ke posisi 13.619,66.
Saham telah berada di bawah tekanan baru-baru ini dengan indeks S&P 500 merosot selama dua minggu berturut-turut. Namun, investor menambahkan aset berisiko pada perdagangan Selasa pekan ini. Indeks kapitalisasi kecil dan menengah Russell 2000 menguat 2,1 persen.
Baca Juga
Advertisement
“Baik sentimen maupun posisi sekarang terlalu bearish (melemah) menurut pandangan kami. Sementara kami sedikit mengurangi alokasi saham kami. Kami tetap konstruktif pada saham dan berpikir reli jangka pendek mungkin terjadi terutama di segmen kapitalisasi pasar kecil dan beta tinggi,” ujar Marko Kolanovic dari JPMorgan, kepada klien, dilansir dari CNBC, Rabu (20/4/2022).
Sementara itu, saham bank mencatat penguatan seiring suku bunga bergerak lebih tinggi. Di sisi lain, bank regional dan meengah melaporkan kinerja laba. Saham Citizens Financial menguat 6,8 persen dan mengalahkan kinerja pada kuartal I. Saham JPMorgan naik lebih dari dua persen.
Saham industri media dan teknologi juga ikut menguat. Saham Disney dan Netflix naik 3,2 persen. Saham Microsoft dan Alphabet masing-masing naik 1,7 persen dan 1,8 persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham di Wall Street
Chief Investment Strategist Delos Capital Advisors, Andrew Smith menuturkan, keuntungan untuk saham tetap ada meski kenaikan suku bunga lebih lanjut.”Mungkin menjadi tanda investor seharusnya tidak percayai reli pada Selasa pekan ini,” kata dia.
Smith menilai, banyak saham-saham defensif yang menguat dan pelaku pasar mendapatkan rotasi tersebut. “Tetapi saham teknologi naik dengan imbal hasil juga bergerak menguat, itu bukan kejadian normal,” kata dia.
Laporan laba mendorong pergerakan saham individu pada perdagangan Selasa pekan ini. Johnson&Johnson melaporkan kinerja kuartalan yang beragam dengan pendapatan per saham melampaui harapan pendapatan. Sedangkan pendapatan meleset dari perkiraan analis. Saham Johnson&Johnson naik 3 persen.
Saham Hasbro naik sekitar 5 persen meski perusahaan mainan itu membukukan laba lebih lemah dari perkiraan. Pendapatan sesuai dengan perkiraan. Saham Travelers Companies susut 4,9 persen dan Lockheed Martin melemah 1,6 persen setelah membukukan kinerja yang beragam.
Advertisement
Data Ekonomi
Data ekonomi seperti perumahan baru dan izin bangunan pada Maret 2022 di atas harapan, berdasarkan perkiraan Dow Jones. Sentimen itu dongkrak saham homebuilder dengan DR Horton naik 3,9 persen.
“Sejauh ini data ekonomi telah bertahan cukup baik, jadi ada beberapa kekuatan yang mendasari meskipun kekhawatiran resesi tumbuh dan suara tentang perlambatan pertumbuhan semakin keras,” ujar Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas.
Pasar energi mungkin telah membantu sentimen pelaku pasar dengan harga minyak dan gas alam melemah. Kourkafas menilai, harga gas alam dan minyak yang turun telah memberikan sejumlah bantuan bagi investor yang khawatir tentang inflasi.
Pantau Pasar Obligasi
Di sisi lain, saham perjalanan juga mencatat kinerja baik setelah mandate masker dicabut. Saham American Airlines menguat lebih dari lima persen, dan United naik 4,5 persen.
Pelaku pasar juga mengawasi pasar obligasi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 2,94 persen, level tertinggi sejak 2018. Harapan kenaikan suku bunga the Fed meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir, meski bank sentral mengatakan akan bergantung pada data untuk memutuskan bagaimana menaikkan suku bunga sepanjang tahun.
Kekhawatiran tentang langkah the Fed selanjutnya telah menyebabkan volatilitas yang tinggi di pasar obligasi yang tampaknya telah membebani saham dalam beberapa pekan terakhir.
Advertisement