Liputan6.com, Seoul - Pesawat militer milik Rusia dan China menerobos zona identifikasi pertahanan Korea Selatan (KADIZ) pada Maret 2022 lalu. Ada dua pesawat Rusia yang masuk ke KADIZ pada tanggal 24 Maret, sehingga militer Korsel langsung menyiagakan pesawat tempur mereka.
Menurut laporan Yonhap, Rabu (20/4/2022), insiden itu terjadi beberapa jam sebelum Korea Utara meluncurkan milis balistik interkontinental (ICBM) ke Laut Timur. Saat itu, Korut mengakhiri moratorium pengujian nuklir dan ICBM.
Baca Juga
Advertisement
Masuknya pesawat Rusia dan China itu tidaklah bersamaan.
Pesawat tempur Rusia masuk ke wilayah barat daya Korsel di Pulau Ulleung, Laut Timur. Pesawat masuk sekitar pukul 11.00 pagi dan keluar dari wilayah itu pada 30 menit kemudian.
Sehari sebelumnya, pesawat militer China masuk KADIZ dekat kepulauan Ieo yang berada di selatan Pulau Jeju. Pejabat Korsel berkata di daerah itu zona identifikasi pertahanan Korsel saling tumpang tindih dengan milik China.
Zona identifikasi pertahanan bukanlah zona udara teritorial, tetapi di area itu pesawat-pesawat asing diminta mengidentifikasikan diri agar mencegah tabrakan.
Kejadian Akhir 2021
Pada November 2021, ada dua pesawat militer China dan tujuh militer Rusia yang juga menerobos zona identifikasi Korsel tanpa izin. Secara terpisah, pesawat-pesawat itu masuk ke kepulauan Dokdo sebelum akhirnya beranjak pergi.
Kedua pesawat itu masuk wilayah KADIZ pada sekitar 10 menit. Kepala Staf Gabungan Korsel menyebut dua pesawat itu tidak melanggar wilayah udara Korsel, tetapi militer Korsel menyiapkan pesawat tempur F-15 dan F-16 dan sebuah pesawat tanker KC-330.
Piha China pun memberikan klarifikasi bahwa militer mereka sedang melakukan latihan rutin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Invasi Rusia
Beralih ke konflik Rusia dengan Ukraina, invasi Rusia ke Ukraina yang hingga kini belum berakhir memicu sebuah ide lama, yang bertujuan untuk membuat lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB agar mengurangi penggunaan hak veto mereka kembali dihidupkan.
Hak veto yang dimiliki Rusia memungkinkan negara itu untuk "melumpuhkan" keputusan di Dewan Keamanan, seperti menjamin perdamaian global yang didefinisikan oleh Piagam PBB.
Mengutip DW Indonesia menurut diplomat, Selasa (19/4), proposal yang diajukan Liechtenstein yang disponsori bersama oleh sekitar 50 negara termasuk Amerika Serikat, harus menjadi subjek pemungutan suara yang akan datang. Meskipun ide tersebut tidak didukung satu pun dari empat anggota tetap Dewan Keamanan lainnya seperti Rusia, China, Prancis, dan Inggris.
Dewan Keamanan juga memiliki 10 anggota tidak tetap, yang tidak memiliki hak veto.
Teks proposal mengatur pertemuan 193 anggota Majelis Umum "dalam waktu 10 hari kerja setelah pemberian veto oleh satu atau lebih anggota tetap Dewan Keamanan, untuk mengadakan pembahasan tentang situasi di mana hak veto diberikan."
295 Hak Veto Telah Digunakan Sejak 1946
Di antara yang mendukung dan telah berkomitmen untuk memberikan suara terhadap teks tersebut adalah Ukraina, Jepang, dan Jerman.
Adapun Jepang dan Jerman berharap agar kewenangan sebagai anggota tetap di Dewan Keamanan bisa diperbesar, mengingat pengaruh politik dan ekonomi global mereka. Sementara India, Brasil, atau Afrika Selatan, dan pesaing lain yang ingin masuk dalam anggota tetap belum terungkap.
Seorang sumber mengungkapkan bahwa Prancis akan mendukung proposal tersebut. Sedangkan Inggris, China, dan Rusia, yang dukungannya akan sangat penting untuk inisiatif kontroversial seperti itu, belum jelas diketahui suaranya.
Advertisement
Dubes Ukraina: Kapal Moskva Tenggelam, Pasukan Rusia di Laut Hitam Alami Kerugian 75%
Kapal induk Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam telah "rusak parah" oleh ledakan amunisi, kata media pemerintah Rusia, Kamis 13 April 2022.
"Akibat kebakaran, amunisi meledak di kapal penjelajah rudal Moskva. Kapal rusak parah," kata kementerian pertahanan Rusia, menambahkan bahwa penyebab kebakaran sedang ditentukan dan awak telah dievakuasi seperti dikutip dari IB Times.
Merespons hal tersebut, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengatakan bahwa pasukan Rusia di Laut Hitam mengalami kerugian besar.
"Menurut informasi terbaru yang tersedia, kerugian 126th Coast Guard Brigade of the Black Sea Fleet (Brigade Penjaga Pantai ke-126 dari Armada Laut Hitam) mencapai 75%. Dalam 810th Separate Naval Infantry Brigade of the Black Sea Fleet (Brigade Infanteri Angkatan Laut Terpisah ke-810 dari Armada Laut Hitam) 158 prajurit tewas, sekitar 500 terluka, dan 70 orang hilang," paparnya dalam pers briefing virtual update perang Rusia Ukraina pada Selasa (19/4).
Dubes Hamianin menuturkan, sejumlah besar prajurit dari brigade tersebut menulis laporan yang menolak untuk berpartisipasi dalam apa yang disebut "operasi khusus" dalam invasi Rusia.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pada invasi Rusia hari ke-55, para pembela Ukraina di wilayah Donetsk dan Luhansk memukul mundur tujuh serangan musuh. "Mereka menghancurkan 10 tank, 18 unit lapis baja dan delapan kendaraan bermotor, satu sistem artileri, dan satu regu mortir musuh."
Gabungan Angkatan Udara dari Angkatan Bersenjata Ukraina, sambungnya, juga telah mencapai tujuh target udara pada hari sebelumnya: satu pesawat, empat UAV (Unmanned aerial vehicle), dan dua rudal jelajah.
Siap Bela Ukraina, Menkeu AS Akan Hadir di G20
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen akhirnya memutuskan untuk tetap hadir di acara G20 meski sebelumnya mengaku ogah datang apabila Rusia diundang. Akan tetapi, Yellen tidak akan datang di sesi yang turut dihadiri Rusia.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral akan bertemu di Washington DC, Amerika Serikat. Pertemuan ini bertajuk 2nd Finance Ministers and Central Bank Governor Meeting.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (19/4), Janet Yellen akan melewatkan beberapa sesi pada hari itu demi menghindari Rusia. Janet Yellen akan fokus kepada pihak-pihak yang berusaha menghindari dampak sanksi kepada Rusia, serta pihak-pihak yang membantu penghindaran tersebut.
Janet Yellen akan hadir di sesi pembuka meski Rusia juga hadir pada sesi awal tersebut. Sesi pembukaan itu dinilai penting bagi Janet Yellen untuk berdiri bersama para aliansi AS dan membela Ukraina.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov juga hanya akan menghandiri sebagian pertemuan G20 saja. Ia hadir secara virtual.
AS masih menilai bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak disertakan di pertemuan G20 gara-gara invasi terhadap Ukraina. AS berkata tidak bisa lagi bersikap "business as usual" kepada Rusia.
Pihak Rusia menekankan agar Indonesia tetap fokus kepada isu ekonomi di G20.
Namun, sanksi-sanksi yang diterima Rusia akibat invasi ke Ukraina adalah sanksi ekonomi, serta melibatkan berbagai industri. Duta Besar Rusia di Indonesia Lyudmila Vorobieva menyebut negaranya merasa sakit akibat sanksi, tetapi ia berkata negara-negara Eropa juga akan rugi.
Advertisement