AS Berupaya Sita kapal Pesiar Diduga Milik Miliarder Rusia Suleiman Kerimov

AS dikabarkan berusaha menyita kapal pesiar yang diduga milik miliarder Rusia Suleiman Kerimov.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Apr 2022, 14:41 WIB
Ilustrasi kapal pesiar. (dok. Unsplash.com/Yolanda Sun @iyolanda)

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat dikabarkan sedang berusaha menyita superyacht yang diyakini milik miliarder Rusia Suleiman Kerimov. 

Superyacht bernama Amadea itu kini sedang berada di Fiji.

Dikutip dari CNBC International, Rabu (20/4/2022) jaksa penuntut umum Fiji, yakni Christopher Pryde mengatakan bahwa kapal pesiar Amadea saat ini dilarang meninggalkan perairan Fiji  sampai pihak berwenang AS menyelesaikan surat perintah mereka untuk menyita kapal tersebut.

Kabar penyitaan ini datang ketika negara-negara Barat meningkatkan upaya membekukan aset di seluruh dunia yang dimiliki oleh miliarder Rusia yang terkena sanksi dan memiliki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin, menyusul konflik di Ukraina.

Kerimov telah dikenai sanksi di AS sejak 2018.

Kapal pesiar senilai USD 325 juta milik Kerimov tiba di pelabuhan Lautoka Fiji dari Meksiko pekan lalu, menurut MarineTraffic, sebuah perusahaan analisis maritim. 

Pekan lalu, NBC News sudah mengkonfirmasi kapal tersebut telah tiba di Fiji, sebagai bagian dari penyelidikan yang lebih luas dengan International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) tentang bagaimana Kerimov dan rekan-rekannya menggunakan struktur perusahaan untuk memindahkan kekayaannya.

Kedutaan Besar AS di sana mengatakan pihaknya bekerja sama dengan otoritas setempat terkait kemungkinan penyitaan kapal mewah itu.

"Kami terus meningkatkan tekanan pada oligarki Putin dan kami bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mengejar keuntungan korup dari beberapa individu yang paling dekat dengan Putin, di mana pun mereka ditahan di seluruh dunia," kata Kedutaan Besar AS di Fiji dalam sebuah pernyataan kepada ICIJ.

Sementara itu, seorang agen kapal pesiar di Fiji yang mengklaim dirinya sebagai perwakilan untuk Amadea mengatakan pekan lalu bahwa pengacara kapal tersebut menentang pernyataan yang menyebut Kerimov memiliki kapal tersebut.


Jerman Sita Kapal Pesiar Mewah Miliarder Rusia, Sanksi Uni Eropa Beneran Terjadi

Ilustrasi kapal pesiar. (dok. Photo by Sheila Jellison on Unsplash)

Menyusul sanksi dari Uni Eropa atas invasi di Ukraina, miliarder sekaligus oligarki Rusia Alisher Usmanov menghadapi penyitaan atas yacht miliknya di Jerman. 

Dilansir dari laman Forbes, yacht bernama Dilbar senilai hampir USD 600 juta itu disita oleh otoritas Jerman di kota Hamburg.

Diketahui, kapal tersebut telah berada di galangan kapal perusahaan pembuat kapal Jerman Blohm+Voss sejak akhir Oktober 2021, untuk perbaikan.

Menurut sebuah sumber, pemerintah Jerman telah membekukan aset Usmanov yang berada di wilayahnya.

Dilaporkan juga bahwa, setelah penyitaan yacht milik sang miliarder, karyawan Blohm+Voss yang mengerjakan perbaikan kapal tersebut tidak hadir untuk bekerja pada Rabu (2/3/2022).

Sebagai informasi, Usmanov membeli Dilbar pada tahun 2016 dari produsen kapal asal Jerman, yakni Lürssen. 

Pembuatan kapal Dilbar pun dilakukan dengan pemesanan khusus, dan prosesnya memakan waktu hingga 52 bulan.

Lürssen menyebut Dilbar sebagai "salah satu yacht paling kompleks dan menantang yang pernah dibangun, baik dari segi dimensi maupun teknologi."

Kapal mewah tersebut juga dilengkapi dengan kolam renang terbesar yang pernah dipasang di kapal pesiar serta dua landasan helikopter, sauna, salon kecantikan, serta  gym.

Di sisi interior, Dilbar dilengkapi dengan lebih dari 1.000 bantal sofa dan dapat menampung hingga 24 orang di 12 suite. 


Komentar Alisher Usmanov Soal Sanksi dari Uni Eropa

Pengusaha Rusia sekaligus pemegang saham minoritas Arsenal, Alisher Usmanov. (AFP/Maxim Shemetov)

Pada Selasa 1 Maret 2022, Usmanov mengomentari sanksi ekonomi oleh Uni Eropa yang dikenakan padanya dalam sebuah pernyataan kepada International Fencing Federation, di mana dia juga mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden organisasi tersebut.

"Saya percaya bahwa keputusan seperti itu tidak adil, dan alasan yang digunakan untuk membenarkan sanksi adalah serangkaian tuduhan palsu dan pencemaran nama baik yang merusak kehormatan, martabat, dan reputasi bisnis saya," ujar Usmanov.

"Saya akan menggunakan semua cara hukum untuk melindungi kehormatan saya. dan reputasi," pungkasnya.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya