Astra International Bagi Dividen Final Rp 194 per Saham

PT Astra International Tbk (ASII) akan membagikan dividen final 7,85 triliun pada Mei 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Apr 2022, 13:08 WIB
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) memutuskan membagikan dividen Rp 9,67 triliun untuk tahun buku 2021. Pembagian dividen tersebut setara Rp 239 per saham.

Pembagian dividen tunai tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra International Tbk Rabu, 20 April 2022. Dividen tersebut termasuk dividen interim Rp 45 per saham atau seluruhnya Rp 1,82 triliun yang telah dibayarkan pada 29 Oktober 2021.

Dengan demikian sisa dividen yang akan dibayarkan Rp 194 per saham atau seluruhnya Rp 7,85 triliun. Dividen final tersebut akan dibayarkan kepada pemegang saham pada 20 Mei 2022. Pemegang saham itu yang namanya yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada 10 Mei 2022 pukul 16.00 WIB.

Astra International Tbk mencatatkan laba bersih konsolidasian perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021 sebesar Rp20,1 triliun.  Sementara itu, laba bersih per saham Rp 499 pada 2021 atau naik 25 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 399. Nilai aset bersih per saham sebesar Rp 4.250 pada 2021, naik 11 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2020.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp30,7 triliun pada 31 Desember 2021, dibandingkan dengan Rp7,3 triliun pada akhir tahun 2020, disebabkan oleh kinerja penjualan yang membaik. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup tercatat stabil sebesar Rp39,2 triliun pada 31 Desember 2021, dibandingkan dengan akhir tahun 2020.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan, grup mencatatkan kinerja yang baik pada 2021 terutama didorong peningkatan penjualan di divisi otomotif, yang didukung oleh insentif pajak barang mewah sementara dari pemerintah dan harga komoditas yang lebih tinggi.

"Perekonomian Indonesia telah menunjukkan peningkatan sepanjang 2021, tetapi grup diperkirakan akan tetap menghadapi tantangan dari situasi pandemi yang masih berlangsung,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 25 Februari 2022.

Ia mengatakan, dengan posisi keuangan yang kuat, grup akan terus fokus mencari peluang bisnis baru untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan grup atas ketangguhan dan kontribusi yang telah didedikasikan kepada grup sepanjang tahun yang penuh tantangan ini,” tutur Djony.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Susunan Pengurus Terbaru

Gedung Astra. Dok Astra

Selain itu, RUPST Astra 2022 menyetujui untuk mengangkat  Hamdani Dzulkarnaen Salim sebagai direktur, John Raymond Witt sebagai komisaris, Stephen Patrick Gore sebagai komisaris.

Keputusan tersebut mulai terhitung sejak ditutupnya rapat ini untuk masa jabatan sebagaimana yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan.

Berikut ini merupakan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:

Direksi Perseroan: 

Presiden Direktur : Djony Bunarto Tjondro

Direktur : Johannes Loman

Direktur : Suparno Djasmin

Direktur : Chiew Sin Cheok

Direktur : Gidion Hasan

Direktur : Henry Tanoto

Direktur : Santosa

Direktur : Gita Tiffani Boer

Direktur : FXL Kesuma

Direktur : Hamdani Dzulkarnaen Salim 

 

Dewan Komisaris Perseroan: 

Presiden Komisaris : Prijono Sugiarto

Komisaris Independen : Sri Indrastuti Hadiputranto

Komisaris Independen : Rahmat Waluyanto

Komisaris Independen : Apinont Suchewaboripont

Komisaris Independen : Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro

Komisaris : Anthony John Liddell Nightingale

Komisaris : Benjamin William Keswick

Komisaris : John Raymond Witt 

Komisaris : Stephen Patrick Gore

Komisaris : Benjamin Birks

 

Astra International menunjuk kantor akuntan publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, anggota jaringan firma PricewaterhouseCoopers, yang merupakan kantor akuntan publik  yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, untuk melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2022 dan memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lainnya sehubungan dengan penunjukan kantor akuntan publik tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


Kinerja 2021

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Hal tersebut didukung kenaikan harga komoditas dan penjualan motor hingga mobil.

PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pendapatan bersih Rp 233,48 triliun pada 2021. Pendapatan itu naik 33 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 175,04 triliun. Dengan perolehan pendapatan itu mendorong laba bersih tumbuh 25 persen menjadi Rp 20,19 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, Astra Internationalmencatat laba bersih Rp 16,16 triliun. Laba bersih jika belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata naik 96 persen dari Rp 10,28 triliun menjadi Rp 20,19 triliun pada 2021.

PT Astra International Tbk mencatat laba bersih per saham Rp 499 pada 2021 atau naik 25 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 399. Nilai aset bersih per saham sebesar Rp 4.250 pada 2021, naik 11 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2020.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp30,7 triliun pada 31 Desember 2021, dibandingkan dengan Rp7,3 triliun pada akhir tahun 2020, disebabkan oleh kinerja penjualan yang membaik. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup tercatat stabil sebesar Rp39,2 triliun pada 31 Desember 2021, dibandingkan dengan akhir tahun 2020.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan, grup mencatatkan kinerja yang baik pada 2021 terutama didorong peningkatan penjualan di divisi otomotif, yang didukung oleh insentif pajak barang mewah sementara dari pemerintah dan harga komoditas yang lebih tinggi.

"Perekonomian Indonesia telah menunjukkan peningkatan sepanjang 2021, tetapi grup diperkirakan akan tetap menghadapi tantangan dari situasi pandemi yang masih berlangsung,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 25 Februari 2022.

Ia mengatakan, dengan posisi keuangan yang kuat, grup akan terus fokus mencari peluang bisnis baru untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan grup atas ketangguhan dan kontribusi yang telah didedikasikan kepada grup sepanjang tahun yang penuh tantangan ini,” tutur Djony.

 


Kontribusi Usaha

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Kontribusi kinerja perseroan antara lain dari bisnis otomotif mencapai 170 persen pada 2021 menjadi Rp 7,29 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,7 triliun.

Hal ini terutama karena pemulihan dari dampak buruk pandemi yang signifikan dan langkah-langkah penanggulangannya terhadap kinerja divisi ini pada kuartal kedua tahun lalu, serta peningkatan volume penjualan pada tahun 2021, terutama pada segmen kendaraan roda empat yang didukung oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.

Walaupun Grup menunjukkan pemulihan yang signifikan pada tahun 2021, volume penjualan masih di bawah volume penjualan sebelum pandemi, dimana laba bersih pada tahun 2021 adalah 13 persen lebih rendah dibandingkan 2019.

Selain itu, kontribusi dari agribisnis tumbuh 137 persen dari Rp 664 miliar pada 2020 menjadi Rp 1,57 triliun pada 2021. Hal ini disebabkan peningkatan harga minyak kelapa sawit.

PT Astra Agro Lestari Tbk yang 79,7 persen sahamnya dimiliki perseroan melaporkan peningkatan laba bersih 137 persen menjadi Rp 2 triliun. Harga minyak kelapa sawit meningkat 32 persen menjadi Rp 11.294 per kg. Sementara itu, volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya 1,9 juta ton, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Selanjutnya laba bersih dari divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat 86 persen menjadi Rp67 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan marjin operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi.


Kontribusi Usaha Lainnya

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Kemudian laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 79 persen menjadi Rp 6,1 triliun. Hal ini terutama disebabkan peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan penguatan harga batu bara.

PT United Tractors Tbk yang 59,5 persen sahamnya dimiliki perseroan melaporkan peningkatan laba bersih 71 persen menjadi Rp 10,3 triliun. Penjualan alat berat Komatsu naik 97 persen menjadi 3.088 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.

Sementara itu, laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 49 persen menjadi Rp4,9 triliun pada 2021, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.

Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 26 persen menjadi Rp117 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.

Pada Desember, Grup melalui PT Astra Land Indonesia (ALI), perusahaan patungan antara Astra dan Hongkong Land, akuisisi 33 persen sisa saham di PT Astra Modern Land yang belum dimilikinya senilai Rp1 triliun. PT Astra Modern Land merupakan perusahaan pengembang kawasan perumahan Asya di Jakarta Timur.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya