Orang Terkaya Dunia Elon Musk Ungkap Tak Punya Rumah, Kok Bisa?

Ungkap tidak memiliki rumah, orang terkaya di dunia Elon Musk jadi sorotan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Apr 2022, 21:00 WIB
Orang terkaya di Dunia Elon Musk. (Britta Pedersen / POOL / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Orang terkaya di dunia Elon Musk menjadi sorotan setelah mengungkapkan dirinya tidak memiliki rumah.

Dikutip dari USA Today, Rabu (20/4/2022) salam sebuah wawancara dengan organisasi nirlaba TED, Elon Musk membahas kehidupannya sebagai seorang miliarder.

Ketika ditanya tentang orang-orang yang mungkin tersinggung dengan kekayaannya yang luar biasa, Musk mengatakan dia melihat kekurangan dalam kepercayaan itu, mencatat bahwa dia tidak menghabiskan banyak uang untuk konsumsi pribadi.

"Bahkan, saya tidak memiliki rumah sekarang. Saya benar-benar tinggal di rumah teman," ungkap CEO Tesla dan SpaceX itu dalam TED Talks.

"Jika saya bepergian ke Bay Area, di mana sebagian besar engineering Tesla berada, pada dasarnya saya memutar melalui kamar tidur cadangan teman-teman," bebernya.

Tak hanya itu, Musk juga mengatakan dia tidak memiliki kapal pesiar atau liburan yang serba mewah, tetapi memiliki pesawat.

"Jika saya tidak menggunakan pesawat, saya memiliki lebih sedikit jam untuk bekerja," Musk menjelaskan.

Wawancara tersebut berlangsung mengikuti kekhawatiran tentang meningkatnya kekayaan miliarder termasuk Musk.

Pada Januari 2022, kelompok advokasi dan keadilan ekonomi Oxfam merilis sebuah laporan yang menemukan 10 orang terkaya di dunia melipatgandakan kekayaan mereka selama pandemi, sementara pendapatan 99 persen orang di seluruh dunia menurun.

Dengan gelarnya sebagai orang terkaya di dunia, peringkat miliarder terbaru Forbes menunjukkan Elon Musk memiliki kekayaan bersih sebesar USD 219 miliar.

Adapun mantan istri Jeff Bezos, yakni MacKenzie Scott, yang juga seorang miliarder yang telah menyumbangkan sebagian besar kekayaannya ke berbagai organisasi.

Beberapa waktu lalu, Scott mempertanyakan distribusi kekayaan secara global.

"Kami semua berusaha untuk memberikan kekayaan yang dimungkinkan oleh sistem yang membutuhkan perubahan," tulis Scott dalam posting Medium.

"Dalam upaya ini, kita diatur oleh keyakinan rendah hati bahwa akan lebih baik jika kekayaan yang tidak proporsional tidak terkonsentrasi di sejumlah kecil tangan," kata dia.


Elon Musk Ungkap Tak Berminat pada Penelitian Anti-Penuaan

Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). Pemegang saham menuduh Elon Musk memperkaya dirinya serta keluarganya dengan kesepakatan yang terjadi pada 2016 terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Selama dekade terakhir, beberapa miliarder terkaya di dunia seperti Mark Zuckerberg, Jeff Bezos dan Peter Thiel telah mengeluarkan dana untuk penelitian tentang anti-penuaan.

Berbeda dengan Zuckerberg dan Bezos, CEO Tesla dan SpaceX, yakni Elon Musk memiliki pendapat lain mengenai penelitian tersebut. 

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Insider, Musk mengungkapkan tidak meminati penelitian tentang anti-penuaan.

"Saya tidak berpikir kita harus mencoba membuat orang hidup untuk waktu yang sangat lama," kata Musk, dikutip dari CNBC Make It.

"Itu akan menyebabkan sesak napas di antara masyarakat karena kenyataannya, kebanyakan orang tidak berubah pikiran. Jadi jika mereka tidak mati, kita akan terjebak dengan ide-ide lama dan masyarakat tidak akan maju," ujarnya.

Sejauh ini, belum ada keberhasilan tertentu dalam investasi miliarder terkait penelitian untuk anti-penuaan.

Pada September 2021, MIT Technology Review melaporkan bahwa Bezos menginvestasikan sejumlah uang yang tidak diungkapkan di Altos Labs, yang merupakan start-up anti-penuaan, yang secara resmi diluncurkan awal tahun ini.

Menurut situs webnya, perusahaan biotek yang berbasis di San Francisco itu berfokus pada "program peremajaan seluler", metode berteori untuk membalikkan penyakit, cedera, dan kecacatan.

Bezos dan Thiel juga berinvestasi di Unity Biotechnology, sebuah perusahaan yang berbasis di San Francisco Selatan yang meneliti "sel-sel tua" manusia seiring bertambahnya usia.

Penelitian ini, menurut situs web perusahaan tersebut, adalah untuk mengembangkan "obat-obatan transformatif untuk memperlambat, menghentikan, atau mencegah penyakit penuaan."


Ingin Beli Twitter, Elon Musk Berpotensi Jalankan Tiga Perusahaan Sekaligus

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Tawaran Elon Musk untuk akuisisi Twitter mungkin memiliki efek samping yang tidak diinginkan bagi miliarder tersebut: menambahkan satu lagi perusahaan besar ke dalam jadwalnya yang padat.

CEO Tesla dan SpaceX telah menawarkan untuk membeli setiap saham Twitter yang belum dimilikinya 90,8 persen dari perusahaan dalam kesepakatan senilai sekitar USD 43 miliar atau sekitar Rp 617,04 triliun (asumsi kurs Rp 14.349 per dolar AS), menurut pengajuan peraturan yang diungkapkan pada Kamis.

Kesepakatan itu akan menambah satu lagi perusahaan terbesar di dunia ke dalam portofolio kepemilikan Elon Musk: Tesla dan SpaceX masing-masing sudah menjadi perusahaan triliunan dolar dan perusahaan multi miliar dolar.

Tak hanya itu, Musk juga memiliki dua startup yang lebih kecil, Neuralink dan The Boring Company. Demikian mengutip dari CNBC, Minggu (17/4/2022).

Bahkan, jika Musk berhasil membeli Twitter dan menolak menyebut dirinya sebagai CEO, kemungkinan besar dia ingin memengaruhi operasi perusahaan sehari-hari, yang berpotensi menyebabkan krisis waktu yang serius bagi orang terkaya di dunia.

Ketika  menjalankan tiga bisnis secara bersamaan, Elon Musk, yang merupakan CEO Neuralink, sudah memimpin tiga perusahaan terbesar dunia sekaligus hampir belum pernah terjadi sebelumnya.

Infografis Orang Terkaya di Indonesia (liputan6.com/desi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya