Kiper Lawan Tidak Protes, Kenapa Gol AC Milan Dianggap Offside Saat Ditekuk Inter 3-0 di Coppa Italia?

Kemenangan 3-0 yang diraih atas AC Milan di leg kedua membuat Inter Milan melaju ke final Coppa Italia musim ini. Nerazzurri unggul agregat 3-0 setelah pada leg pertama bermain imbang 0-0.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 20 Apr 2022, 14:30 WIB
Pemain AC Milan Theo Hernandez (kiri) berebut bola dengan pemain Inter Milan Milan Skriniar pada leg kedua semifinal Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Italia, 19 April 2022. Inter Milan menang 3-0. (AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Jakarta Fans AC Milan ramai-ramai memprotes keputusan wasit yang menganulir gol Ismael Bennacer pada pertandingan melawan Inter Milan di semifinal leg 2 Coppa Italia, Rabu (20/4/2022). Dalam laga yang berlangsung di Giuseppe Meazza tersebut, Rossoneri harus menelan pil pahit kalah 3 gol tanpa balas. 

Bennacer menjebol gawang Inter pada menit ke-66. Saat itu, kedudukan 0-2 untuk keunggulan Inter. 

Ismael Bennacer berhasil memanfaatkan situasi sepak pojok dengan tendangan keras dari luar kotak penalti. Bola yang mengalir deras menghujam gawang Inter dan membuat Samir Handanovic terdiam. 

Para pemain Inter Milan sempat memprotes. Mereka menganggap Fikayo Tomori lebih dulu hand ball. Namun pemain asal Kanada itu ternyata menahan bola menggunakan dadanya. Meski demikian, wasit Maurizio Mariani tetap melangkah ke tepi lapangan untuk mengamati kejadian ulang melalui layar VAR. 

Seperti dilansir dari Football Italia, Mariani ternyata bukan mempersoalkan Tomori. Dia justru ingin memantau posisi Pierre Kalulu saat gol tercipta. Pemain asal Prancis itu kebetulan menjadi orang terakhir yang berada paling dekat dengan Handovic sebelum tendangan Bennacer merobek jalanya. 

Usai melihat layar VAR, Mariani memutuskan untuk menganulir gol tersebut. Dia menganggap Kalulu dalam posisi offside meski sama sekali tidak ada protes dari kiper Inter Milan saat gol tercipta. 

Tentu keputusan ini menuai protes dari suporter AC Milan. Sebab dalam tayangan ulang terlihat Kalulu sama sekali tidak menyentuh bola sepakan Bennacer sebelum menembus jala Inter. Artinya, bek berusia 21 tahun itu terlihat sama sekali tidak berusaha mengambil keuntungan dari situasi tersebut. 

Namun wasit ternyata punya pandangan lain. Mariani menganggap Kalulu telah mengganggu pandangan kiper sehingga dinyatakan dalam posisi offisde. 

Kekesalan yang sama juga ditunjukkan oleh pelatih AC Milan, Stefano Pioli. "Lihat, Handanovic bahkan tidak protes sama sekali," ujarnya kepada Sportmediaset usai pertandingan.

"Katakan kepadaku siapa penjaga gawang yang tidak bereaksi setelah kebobolan saat pemain Milan mengganggu pandangannya. Sebaliknya,  dia tidak melakukan apa-apa, mereka hanya mengeluh tentang handsball yang bahkan tidak ada di sana," kata pria asal Italia itu kesal. 


Seperti Apa Aturannya?

Hingga sepuluh menit babak kedua berjalan, pasukan Stefano Pioli mengurung pertahanan Genoa untuk mencari gol penyeimbang. (AP/Antonio Calanni)

Bila merujuk kepada IFAB Laws of The Game 2021/2022 pada Bab 11 seperti dilansir dari Goal, offside adalah ketika pemain berada di area lawan dan setiap bagian dari kepala, tubuh, atau kakinya lebih dekat ke garis gawang musuh ketimbang bola dan lawan kedua terakhir.

Offside sendiri dianggap pelanggaran karena sejumlah alasan berbeda. Pertama, ketika pemain menerima atau memainkan bola dalam posisi offside saat bola itu dimainkan oleh rekan setimnya.

Kedua, offside juga bisa menjadi pelanggaran ketika pemain mengganggu lawan. Pemain dapat melakukannya dengan empat cara, yakni mengganggu permainan lawan atau memainkan bola dengan menghalangi pandangannya, menantang lawan untuk merebut bola, mencoba memainkan bola ketika ini berdampak pada lawan, membuat tindakan nyata yang mempengaruhi kemampuan lawan untuk memainkan bola.

Sementara alasan ketiga adalah ketika pemain berdiri dalam posisi offside saat rekan satu tim memainkan bola dan bola memantul atau membelok ke tiang, mistar gawang atau lawan atau sengaja diselamatkan dan memantul kepada Anda.


Jalannya Pertandingan

Para pemain Inter Milan melakukan selebrasi usai melawan AC Milan pada leg kedua semifinal Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Italia, 19 April 2022. Inter Milan menang 3-0. (AP Photo/Luca Bruno)

Kemenangan 3-0 yang diraih atas AC Milan di leg kedua membuat Inter Milan melaju ke final Coppa Italia musim ini. Nerazzurri unggul agregat 3-0 setelah pada leg pertama bermain imbang 0-0. 

Pada leg kedua di Giuseppe Meazza, Inter Milan memulai laga dengan sangat baik. Laga baru berjalan empat menit mereka sudah bisa unggul. Umpan silang Matteo Darmian dengan baik diteruskan Lautaro Martinez lewat tendangan voli.

AC Milan tak tinggal diam. Mereka mencoba membalas. Dua peluang didapat melalui Rafael Leao dan Davide Calabria namun masih belum membuahkan gol. Peluang Leao melebar, sedangkan sepakan Calabria bisa dijinakkan Samir Handanovic.

Justru Inter yang bisa menggandakan skor lima menit sebelum turun minum. Kembali Martinez yang membuat gol. Kali ini Martinez meneruskan umpan terobosan dari Joaquin Correa.


Babak Kedua

Milan semakin agresif di babak kedua guna memperkecil ketertinggalan. Peluang didapat lewat sundulan Franck Kessie. Namun bola masih bisa dihalau Handanovic pada menit 49.

Di menit 66, Milan sempat membuat gol lewat tendangan Ismael Bennacer. Namun gol ini dianulir VAR karena Pierre Kalulu sudah lebih dulu off-side.

Perlawanan Milan berakhir setelah Inter mencetak gol ketiga pada menit 82. Marcelo Brozovic menirim umpan ciamik kepada Robin Gosens. Dengan mudah Gosens menaklukkan kiper Mike Maignan.

(Simak berita selengkapnya pada tautan ini).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya