Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta masyarakat berangkat mudik lebih awal. Ia meminta masyarakat menghindari waktu puncak arus mudik yang diprediksi pada 28-30 April 2022.
Alasannya, Menhub Budi ingin masyarakar menghindari kepadatan di jalur mudik yang dilalui. Hal ini disampaikan Menhub saat meninjau kesiapan Angkutan Lebaran Tahun 2022 di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (20/4/2022).
Advertisement
“Kalau bisa lakukan perjalanan mulai 23 April 2022. Hindari tanggal 28-30 April 2022 yang diprediksi menjadi puncak arus mudik, untuk mencegah terjadinya kepadatan. Kalau sudah padat, nanti masyarakat juga yang terkena dampaknya,” katanya mengutip keterangan resmi, Rabu (20/4/2022).
Pelabuhan Kalianget menjadi salah satu pelabuhan di Jawa Timur yang diprediksi mengalami lonjakan penumpang kapal laut di masa mudik lebaran. Sebagaimana yang diprediksi juga terjadi di sejumlah pelabuhan di luar Jawa seperti di Sulsel, Selayar, Samarinda, Banjarmasin, Pangkalan Bun dan Batam.
Menhub Budi telah meminta operator pelayaran untuk mengantisipasi daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan penumpang yang signifikan, dengan melakukan re-routing kapal-kapal ke daerah yang penumpangnya padat. Sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya kelebihan muatan kapal yang dapat membahayakan keselamatan.
“Secara khusus saya menginstruksikan Dirjen Perhubungan Laut untuk mengawal pelayanan transportasi laut dari sejumlah pelabuhan seperti Kalianget, Jangkar, Probolinggo, dan Surabaya, agar dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kelebihan muatan,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Antisipasi
Dengan tingginya animo masyarakat untuk mudik pada tahun ini, Menhub mengatakan telah melakukan upaya-upaya antisipasi secara cermat dan hati-hati, dalam rangka mewujudkan mudik yang aman dan sehat.
Berdasarkan hasil survey Badan Litbang Perhubungan (Balitbanghub), diprediksi jumlah pemudik yang akan menggunakan angkutan laut pada masa Lebaran tahun 2022 mencapai 1,4 juta orang. Angka prediksi ini jauh meningkat dibandingkan jumlah penumpang pada masa angkutan Lebaran tahun 2020-2021 yang lalu.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, telah disiapkan armada kapal sebanyak 1.186 unit kapal yang berasal PT Pelni, armada perintis, dan armada swasta, yang totalnya mampu mengangkut sebanyak 2,4 juta penumpang.
Advertisement
Tren Mudik
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa kemacetan arus mudik Lebaran 2022 diyakini akan luar biasa. Menurutnya, pemerintah sengaja merilis kebijakan cuti Lebaran agar dapat digunakan untuk mudik.
"Dalam rangka Idulfitri nanti, pemerintah sudah memberikan libur cuti massal dan tentu diharapkan cuti massal ini dapat dimanfaatkan untuk mudik dan berdasarkan survei yang dilakukan, yang akan mudik lebih dari 80 juta orang," kata Airlangga, Senin, 18 April 2022, dikutip dari News Liputan6.com.
Airlangga menjelaskan dari 80 juta pemudik, ada 14 juta berasal dari Jabodetabek dengan tujuan didominasi ke Jawa Tengah. Dari sisi akomodasi, Country Head OYO Hotels and Homes Indonesia, Agus Hartono Wijaya, mengatakan bahwa pihaknya melihat tren perjalanan mudik Lebaran 2022 sangat positif.
Setelah dua tahun tidak boleh mudik, ia melihat motivasi sangat besar dari masyarakat. "Kita tetap mau lihat tren perjalanannya seperti apa, ada dua dan yang pertama, switch behaviornya mereka mau seperti apa travel sekarang ini," kata Agus dalam bincang virtual, Selasa, 19 April 2022.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa kemacetan arus mudik Lebaran 2022 diyakini akan luar biasa. Menurutnya, pemerintah sengaja merilis kebijakan cuti Lebaran agar dapat digunakan untuk mudik.
Agus menambahkan, saat ini pelancong akan lebih berfokus pada properti yang tersanitasi hingga staf hotel dan akomodasinya yang telah divaksin Covid-19. Informasi-informasi tersebut juga harus tertera jelas dan wajib dipraktikkan untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi tamu.
"Kemudian, tipe traveling. Kita perkirakan bahwa karena akan 80 juta orang akan mudik, di properti-properti akomodasi di sepanjang perjalanan itu akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan," terangnya.
Ia juga menjelaskan tren perjalanan kedua adalah wisata alam yang kian diminati. "Kita yakin itu (wisata alam) akan menjadi suatu yang jadi menarik. Apakah jadi tujuan utamanya atau impromptu. Lagi lewat, singgah sebentar sebelum ke tujuan utamanya," tambah Agus.
Advertisement