Update Covid-19 per 20 April 2022: Positif 6.042.010, Sembuh 5.840.945, Meninggal 155.974

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 19 April 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Rabu (20/4/2022) pada jam yang sama.

oleh Maria Flora diperbarui 20 Apr 2022, 16:30 WIB
Petugas membawa pasien terindikasi terinfeksi COVID-19 dari ruang rawat Gedung Anton Soedjarwo Rumah Sakit Bhayangkara RS Sukanto menuju ruang rawat khusus COVID-19, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Kasus Covid-19 sudah ditemukan di 34 Provinsi di Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan ada peningkatan sebanyak 741 orang terkonfirmasi positif pada hari ini, Rabu (20/4/2022).

Dengan begitu kasus terkonfirmasi positif virus Corona terhitung sejak Maret 2020 menjadi 6.042.010 jiwa.

Namun, meningkatnya kasus positif juga diikuti dengan bertambahnya pasien sembuh dan telah terbebas dari Covid-19. Pada hari ini naik 4.635 orang, sehingga angka komulatif kasus sembuh di Tanah Air menyentuh angka 5.840.945 jiwa.

Satgas Covid-19 juga melaporkan terjadi penambahan pasien meninggal dunia sebanyak 37 orang.

Sehingga jumlah keseluruhan warga yang berpulang akibat terpapar Covid-19 hingga saat ini mencapai 155.974 orang. 

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 19 April 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Rabu (20/4/2022) pada jam yang sama.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua


Antibodi Covid-19 Masyarakat Sudah 99,2 Persen

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 penguat (booster) atau dosis ketiga di Gereja Huria Kristen Batak Protestan Menteng Anno 1955, Jakarta Pusat, Selasa (25/1/2022). Layanan vaksinasi dosis ketiga di gereja tersebut menyediakan kuota 500 vaksin per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo meyakini risiko lonjakan kasus Covid-19 saat mudik Lebaran bisa diredam. Hal ini karena kadar antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia yang sudah tinggi yakni, sebesar 99,2 persen.

"Antibodi COVID-19 sudah 99 persen adalah hasil studi ilmiah terhadap 21 kabupaten/kota asal mudik di Jawa-Bali," kata Abraham dikutip dari siaran persnya, Rabu (19/4/2022).

"Kalkulasi secara ilmiah, risiko lonjakan kasus akibat mudik bisa teredam dengan tingginya antibodi masyarakat daerah asal mudik," sambungnya.

Kendati begitu, dia tetap menghimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai gejala-gejala Covid-19 dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Terlebih, jika di daerah tujuan mudik masih ada lansia yang belum divaksin.

"Masyarakat jangan jumawa, jangan lupa masker. Kalo demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan tetap harus waspada. Memiliki antibodi bukan jaminan tidak bisa menulari ke orang lain. Apalagi jika di lingkungan sekitar pemudik ada lansia yang belum divaksin," tegasnya.


Epidemiolog: Kebijakan Wajib Booster Saat Mudik Kurangi Penyebaran Covid-19

Sejumlah warga menunggu untuk menjalani vaksin ketiga (booster) di Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa (19/4/2022). Vaksin ketiga (booster) terus ditingkatkan jelang libur lebaran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Epidemiolog Iwan Ariawan menilai keputusan pemerintah membolehkan masyarakat mudik saat Lebaran tahun ini dengan mempertimbangkan penyebaran virus relatif terkendali, cakupan vaksinasi Covid-19 sudah tinggi baik di daerah asal maupun tujuan.

Iwan menilai, antibodi masyarakat, terutama di Jawa dan Bali, sudah tinggi sehingga mudik dirasa cukup aman.

Namun, Iwan mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 belum hilang. "Jadi ya tetap harus dilaksanakan syarat-syarat perjalanan. Kalau mau enak ya booster, sehingga tidak harus PCR, yang didatangi juga lebih aman. Protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," kata Iwan saat dihubungi wartawan, Selasa (19/4/2022).

Iwan juga mendorong pemerintah daerah agar terus menegakkan aturan. Akan banyak orang berkumpul, terutama di kawasan wisata.

"Harus diperhatikan benar bagaimana protokol kesehatannya, PeduliLindungi harus tetap dijalankan," ujarnya. 

Iwan memprediksi, kenaikan kasus Covid-19 setelah Lebaran tidak akan seperti setelah liburan-liburan sebelumnya. Kuncinya: masyarakat mengikuti aturan, pemerintah daerah menegakkan aturan.

"Kalau itu dilakukan dengan baik ya bisa mengurangi risiko," tegas Iwan.

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya