Konsumsi Listrik Jawa, Madura dan Bali Turun 22.000 MW saat Idul Fitri 2022

PLN akan memaksimalkan operasional pembangkit di seluruh Indonesia untuk mendukung masyarakat merayakan Idul Fitri 1443 H.

oleh Tira Santia diperbarui 20 Apr 2022, 20:15 WIB
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, saat ditemui di PLTU Suralaya, Banten, Rabu (20/4/2022).

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memprediksi akan terjadi penurunan konsumsi listrik untuk wilayah Jawa-Madura-Bali, dari biasanya 28-29 Megawatt diprediksi turun menjadi 22 ribu Megawatt menjelang hari raya idul fitri 2022

"Jadi kita melihat tren di masing-masing Jawa, Madura, Bali beban puncak biasanya sekitar 28-29 ribu MW, khusus untuk Lebaran memang menurun menjadi sekitar 22 ribu MW, prediksinya menurun," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, saat ditemui di PLTU Suralaya, Banten, Rabu (20/4/2022).

Hal ini disebabkan karena adanya hari libur panjang, baik itu kantor maupun industri. Selain itu, tahun ini banyak sekali penduduk di daerah Jakarta, Jawa bagian Barat yang bergerak mudik.

"Sehingga kita melihat memang ada penurunan pemakaian listrik pada saat H-7 sampai H+7 lebaran. Untuk itu kami mempersiapkan sistem agar pasokan listrik kami disesuaikan menyeimbangkan antara pasokan dengan kebutuhan, kami siap dalam hal ini," ujarnya.

Dia pun memastikan PLN akan memaksimalkan operasional pembangkit di seluruh Indonesia untuk mendukung masyarakat merayakan Idul Fitri 1443 H.

Saat ini, total kapasitas pembangkit terpasang di Indonesia mencapai 64,3 gigawatt (GW) dengan total beban puncak diperkirakan mencapai 34,27 GW pada saat Idul Fitri. Untuk mendukung operasional pembangkit, PLN memastikan pasokan energi primer seperti batu bara, gas dan bahan bakar minyak dalam kondisi aman dengan HOP di atas 15 hari.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Personel Siaga

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, saat ditemui di PLTU Suralaya, Banten, Rabu (20/4/2022).

Di samping itu, PLN juga menerjunkan 48.442 personel di 2.915 posko siaga yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air, dengan menerapkan sistem piket bagi petugas operasional selama 24 jam demi menjaga keandalan pasokan listrik.

Sementara dari sisi pasokan daya di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali), saat ini PLN mempunyai total daya terpasang mencapai 45,1 GW. Adapun beban puncak selama Idul Fitri diperkirakan mencapai 21,07 GW.

Demikian, dalam rangka memastikan pasokan listrik aman, PLN tak hanya memaksimalkan operasional pembangkit listrik eksisting, tetapi juga menyiapkan suplai cadangan dengan menyiagakan 918 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), genset maupun unit gardu bergerak (UGB).

 


Konsumsi Listrik Tumbuh 22,52 Persen

Petugas wanita PLN UID Jakarta Raya melakukan pengecekan gardu distribusi listrik di jalan M.H Tamrin, Jakarta, Rabu (20/4/2022). Jelang peringatan Hari Kartini, perempuan PLN UID Jakarta Raya yang bertugas di lapangan tetap menjaga keandalan kelistrikan Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 yang belum berakhir berdampak pada sektor kelistrikan. Meski begitu, PT PLN (Persero) UID Banten mencatat, per triwulan pertama 2022, geliat pertumbuhan konsumsi listrik di Provinsi Banten mengalami peningkatan.

Hingga Maret 2022 konsumsi listrik pelanggan di Provinsi Banten menembus angka 6.555 Gwh. Angka ini menunjukkan indikasi konsumsi listrik naik 13,28 persen dibandingkan dengan triwulan pertama 2021.

Kenaikan signifikan terjadi di sektor Industri dibanding golongan tarif lainnya. PLN Banten mencatat di Maret 2021, golongan industri turun -3,17 persen. Sedangkan di periode yang sama Maret 2022 sektor industri justru melonjak signifikan hingga 22,52 persen.

General Manager PLN UID Banten Sandika Aflianto mengungkapkan pertumbuhan konsumsi listrik di sektor industri menunjukkan tumbuhnya geliat ekonomi industri di tengah pandemi.

"Pelanggan industri mengalami peningkatan konsumsi listrik di awal tahun 2022 hingga mencapai 4.157 GWh dibandingkan dengan awal tahun 2021 yang mencapai angka 3.393 GWH. Ini menjadi titik yang baik karena selama pandemi di tahun 2021 tingkat konsumsi listrik sempat mengalami penurunan hingga 3,17 persen, namun kini di triwulan pertama 2022 dapat naik cukup signifikan hingga 22,52 persen”, papar Sandika, Senin (18/4/2022).


Kabar Baik

Petugas wanita PLN UID Jakarta Raya melakukan pengecekan gardu distribusi listrik di jalan M.H Tamrin, Jakarta, Rabu (20/4/2022). PLN juga memastikan pasokan listrik aman selama Ramadhan dan Idul Fitri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ditambahkan Sandika meningkatnya konsumsi listrik merupakan kabar baik karena ini mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi. Didalam kenaikan konsumsi listrik sektor industri, industri Kimia berkontribusi paling besar, yaitu 825 GWh atau tumbuh 79 persen pada Maret tahun ini.

Sedangkan untuk sektor besi dan baja sebesar 702 GWh atau naik 15,4 persen. Sedangkan industri plastrik tumbuh 15,1 persen dengan konsumsi sebesar 219 GWh dan industri industri tekstil tumbuh 62 persen dengan konsumsi sebesar 170 GWh.

Sandika mengungkapkan peningkatan konsumsi listrik di sektor industri tak lepas dari kerja keras PLN UID Banten dalam mengakuisisi captive power atau pembangkit listrik milik industri untuk di suplai PLN. Sebut saja, PT Cemindo Gemilang Tbk yang diakuisisi PLN sebesar 60 MW.

“Daya mampu listrik di Banten sebesar 6.718 MW dengan beban puncak 3.815 MW, ini menunjukkan cadangan daya listrik masih surplus sebesar 2.903 MW. Dengan ketersediaan daya yang cukup besar ini merupakan peluang bagi investor untuk tidak ragu mempercayakan suplai listriknya ke PLN.” kata Sandika. 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya