Liputan6.com, Penajam Paser Utara Program pengembangan kawasan peternakan berbasis korporasi peternak atau biasa disebut Desa Korporasi Sapi (DKS) yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan), mendapat apresiasi dari Komisi IV DPR RI
Hal tersebut disampaikan Budisatrio Djiwandono, selaku ketua kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Desa Korporasi Sapi Jasa Babulu Brahman Jaya di Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (19/4).
Advertisement
Budisatrio selaku ketua dalam kunjungan kerja tersebut menyampaikan, program DKS ini merupakan wujud kemandirian bangsa. Ia juga menilai konsep yang diterapkan sudah baik, apalagi didukung dengan pakan yang cukup dan ternaknya dilindungi oleh asuransi.
Selain itu, peternak juga bisa mudah memperoleh akses pembiayaan untuk mengembangkan usahanya dari perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) kerjasama dengan offtaker.
"Program ini adalah salah satu jawaban dari upaya untuk pemenuhan kebutuhan pangan asal ternak, terutama daging sapi di Kalimantan timur," ucap Budisatrio. Ia juga mengaku senang bisa melihat langsung pengembangan Desa Korporasi Sapi di Kalimantan Timur ini.
Lebih lanjut Ia sampaikan, program ini sangat dibutuhkan oleh peternak, maka Ia berharap program ini bisa direplikasikan di daerah lain.
"Intinya kami mendukung program DKS ini. Saya berharap DKS ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan, Nasrullah menyampaikan, Program Desa Korporasi Sapi merupakan pengembangan kawasan peternakan berbasis korporasi peternak yang dicetuskan oleh Kementerian Pertanian mulai tahun 2020 dengan lima lokasi, dan pada tahun 2021 terdapat sembilan lokasi.
Nasrullah menjelaskan, jika peternak sebelumnya melakukan pemeliharaan ternaknya sendiri-sendiri di rumahnya, kini dengan adanya program DKS menjadi dalam satu wadah kelembagaan yang terstruktur.
Demikian pula dalam memperoleh layanan kesehatan hewan dan layanan reproduksi ternak lebih intensif karena memudahkan petugas dari Dinas dalam pemantauan di satu lokasi.
Lebih lanjut Ia tambahkan, saat ini peternak juga lebih mudah mengakses pembiayaan dari perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) kerjasama dengan offtaker.
Peternak juga diberikan fasilitas sarana pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk cair dan pupuk padat, serta pemanfaatan limbah sebagai biogas sebagai sumber energi alternatif sehingga pencemaran lingkungan dapat ditekan.
Selain itu peternak juga memperoleh bimtek untuk penyediaan pakan ternak. Demikian halnya dengan penjualan ternak lebih terkoordinir dengan baik, sehingga memperoleh harga jual yang lebih baik melalui offtakernya.
"Dari hasil pemantauan kami saat ini, beberapa Desa Korporasi Sapi yang kita kembangkan telah mampu memasok sapi siap potong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramahan dan Idul Fitri tahun ini," ungkap Nasrullah.
"Tentunya ini sudah sesuai dengan harapan kita, semoga di tahun mendatang program ini dapat direplikasi ke seluruh Indonesia sesuai potensi yang ada. Saya mengajak kepada seluruh pihak untuk memberikan dukungan dan kontribusi dalam pelaksanaan Program Desa Korporasi Sapi ini," jelasnya.
(*)