Lebaran Sebentar Lagi, Pasien Diabetes dan Hipertensi Siap-Siap Jaga Pola Makan Saat Idulfitri

Sajian Lebaran yang bergula dan bersantan itu perlu disikapi dengan bijak oleh mereka yang memiliki diabetes dan hipertensi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2022, 18:35 WIB
Hidangan khas Lebaran yang identik dengan bahan santan. 

Liputan6.com, Jakarta Kurang dari dua pekan, umat Muslim akan merayakan Idulfitri. Hari raya yang akrab disebut Lebaran ini identik dengan sajian manis hingga bersantan.

Sajian Lebaran yang bergula dan bersantan itu perlu disikapi dengan bijak oleh mereka yang memiliki diabetes dan hipertensi. Seperti disampaikan spesialis gizi klinik dr Juwalita Surapsari, diabetes dan hipertensi perlu mendapat perhatian khusus di hari raya seperti Lebaran.

Pasalnya, gula darah dan tekanan darah yang tidak terkontrol usai hari raya jadi penyebab seseorang dilarikan ke rumah sakit.

"Sumbangan kalori terbesar pada waktu kita mengonsumsi makanan hari raya itu berasal dari asupan lemak, karena kita lihat sendiri sekarang saja kita sudah kangen makan ketupat pakai opor ayam, pakai rendang, sayur bersantan," ujar Lita, Rabu, 20 April 2022.

"Semua makanan ini mengandung lemak karena diolah dengan santan. Memang dalam penelitian juga terkonfirmasi bahwa orang akan cenderung makan lebih banyak pada saat Idulfitri bahkan tiga minggu setelah hari raya," Lita menambahkan.

Berdasarkan penelitian, saat hari raya, biasanya orang akan mengonsumsi lebih banyliak makanan yang tinggi lemak.

"Kalau dilihat penyakit-penyakit pasca Lebaran yang sering meningkat pada periode tersebut ada dua, diabetes dan hipertensi," kata Lita.

Penyakit lainnya yang juga ikut muncul adalah gangguan pencernaan, seperti diare, sakit perut, atau muntah-muntah.

"Tapi kalau dilihat yang teratas salah duanya adalah diabetes dan hipertensi. Ternyata memang kecenderungannya energi akan semakin banyak yang dikonsumsi, jadi total kalorinya meningkat pada hari-hari tersebut," ujarnya.


Sudah Ada Riwayat Penyakit Sebelumnya

Orang-orang yang masuk ke rumah sakit selepas hari raya, kata Lita, biasanya memang sudah punya riwayat penyakit tersendiri.

Menurutnya, jarang sekali terjadi kasus baru.

"Jadi jarang sekali ditemukan kasus baru. Misalnya, sebelumnya enggak punya riwayat diabetes atau hipertensi kemudian tiba-tiba masuk ke rumah sakit karena gula dan tekanan darahnya naik, nah jarang."

Tetapi, menurut Lita, bisa saja pasien belum tahu mengenai riwayat penyakitnya.

"Tetapi bisa saja terjadi bahwa mereka belum tahu bahwa punya riwayat penyakit tersebut. Ketika dicek, gula darahnya tinggi, tensinya tinggi," ujarnya menambahkan.

Kondisi-kondisi tersebut menurut Lita erat terkait dengan pola makan ketika hari raya. Umumnya, pada saat hari raya, konsumsi makan seseorang jauh lebih tinggi dibandingkan kalori harian yang dibutuhkannya.

"Orang-orang yang makan tinggi lemak, tekanan darah sistolik dan diastoliknya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang makan dengan rendah lemak," ujar Lita.

Meski demikian, bukan berarti Anda tidak diperbolehkan untuk menikmati makanan Lebaran. Lita mengungkapkan bahwa Anda pun masih bisa tetap menikmatinya dengan porsi secukupnya.

 


Santap Secukupnya dan Sertakan Serat

Hari raya Idulfitri di Indonesia umumnya berlangsung selama dua hari. Maka, Lita menyarankan untuk menimati makanan khas Lebaran secara secukupnya selama hari pertama dan kedua.

"Seharusnya kita makan yang agak berlebihan di dua hari itu saja. Kemudian berikutnya kita suka lupa memasukan unsur serat dalam makanan kita," kata Lita.

Tetap memasukkan sayuran ke dalam menu Lebaran penting dilakukan. Serat yang terdapat pada sayuran akan membantu mengontrol kolesterol dalam darah.

"Misalnya dijadikan lalap atau dijadikan acar. Sehingga konsumsi serat kita setidaknya dalam dua hari tersebut tetap ada. Walaupun mungkin tidak seideal hari-hari sebelumnya."

"Ingatlah bahwa serat itu akan membantu juga untuk mengontrol kadar kolesterol kita, karena serat punya kemampuan untuk bisa mencegah atau menurunkan penyerapan lemak di saluran cerna," dia menambahkan.

Selain sayuran, Anda juga bisa menambahkan buah dalam menu hari raya. Buah bisa disertakan sebagai hidangan pencuci mulut yang disantap usai menikmati hidangan utama.

"Jadi biasanya buah-buahan itu daripada kita mengonsumsi minuman manis, lebih baik kita ganti dengan pencuci mulut (dengan buah) atau hidangan penutup," kata Lita.

 


Merencanakan Makan

Membuat rencana makanan atau meal planning selama hari raya juga bisa dilakukan untuk memantau jenis makanan yang dikonsumsi. Dengan demikian, seseorang bsia menghindari mengonsumsi hidangan hari raya secara belebihan dalam satu waktu.

"Dari hidangan Lebaran yang macam-macam tadi, coba kita bikin plan kapan mau makan. Misalkan kita makan dalam sehari itu tiga kali, maka kita harus punya plan makan rendang kapan, makan opor kapan, makan sambal goreng atinya kapan," ujar Lita.

"Jadi jangan semuanya dicampur jadi satu. Boleh dicampur jadi satu tapi porsinya harus tetap tidak berlebihan. Usahakan untuk menghindari kulit ayam," Lita menjelaskan.

Dengan demikian, lemak yang dikonsumsi tidak berlebihan. Anda juga bisa menghindari makan daging dengan kandungan lemak yang tinggi.

"Nah, karena makanan semua ini juga berkuah santan, sebaiknya kita juga membatasi kuah yang dikonsumsi supaya tidak seluruhnya kita konsumsi dan jangan sampai kita jatuh pada tinggi lemak," kata Lita.

Terlebih, makanan yang dikonsumsi biasanya tinggi garam. Belum lagi jika mengonsumsi kue kering dengan kandungan gula, keju, dan garam lainnya.

Dimana kandungan makanan yang tinggi garam juga bisa memicu darah tinggi untuk lebih mudah kambuh. Maka, sebaiknya dibatasi atau dikurangi konsumsinya yang berlebihan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya