Liputan6.com, Jakarta PT Syailendra Capital terus berupaya menghadirkan inovasi guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi para nasabahnya.
Baru-baru ini, reksa dana unggulan Syailendra Capital, yaitu Syailendra Balanced Opportunity Fund (SBOF) menghadirkan program SBOF Protection Plus. Program ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara PT Syailendra Capital dengan PT Chubb Life Insurance Indonesia.
Advertisement
Kini investasi di produk SBOF bisa mendapatkan Program SBOF Protection Plus, yang artinya investor atau nasabah Syailendra tidak sebatas mendapatkan manfaat atas kinerja produk reksa dana SBOF, namun juga sekaligus mendapatkan manfaat perlindungan asuransi jiwa, tanpa perlu membayar premi dan tanpa memotong nilai investasinya.
Melalui program ini, investor terkait akan mendapatkan manfaat berupa uang pertanggungan ketika meninggal dunia karena menderita suatu penyakit atau karena mengalami suatu kecelakaan dalam masa pertanggungan.
"Jaminan perlindungan ini adalah peluang yang baik bagi kedua belah pihak untuk saling mengembangkan sayap bisnisnya. Hal ini juga sejalan dengan visi perusahaan untuk terus bertumbuh dan selalu bersikap adaptif di segala situasi," ujar Presiden Direktur Chubb Life Indonesia Kumaran Chinan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/4/2022).
Direktur Utama Syailendara Capital Fajar R. Hidajat menambahkan pihaknya ingin menghadirkan produk yang tidak hanya sekedar membantu nasabah mencapai tujuan keuangan mereka, tapi juga memberikan kenyamanan sekaligus keamanan di saat yang bersamaan.
"Oleh karenanya, kami terus berinovasi dalam menjaga dan meningkatkan pengalaman investasi yang baik kepada para nasabah," ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Produk Reksa Dana
Sementara Direktur Syailendra Capital, Harnugama menambahkan Investor bisa mendapatkan manfaat program ini hanya dengan membeli SBOF melalui YO! Inves, aplikasi online reksa dana dari Syailendra Capital.
Syailendra Balanced Opportunity Fund (SBOF) sendiri merupakan produk reksa dana campuran yang berinvestasi pada Efek Ekuitas dan/atau Efek Utang.
“Produk ini jadi pilihan tepat bagi para investor yang memiliki tujuan investasi jangka menengah hingga panjang. Selain memberikan manfaat asuransi jiwa, produk SBOF juga merupakan salah satu reksa dana kami yang memiliki kinerja sangat baik, imbuh Harnugama.
Sebagai informasi, kinerja SBOF selama 3 tahun terakhir ini membukukan pertumbuhan sebesar 43 persen. Kinerja SBOF tersebut berhasil mengalahkan kinerja rata-rata seluruh reksa dana campuran yang ada di Indonesia (Infovesta Balanced Fund Index) yang hanya sebesar 7 persen, bahkan indeks saham utama, seperti IHSG dan LQ45 yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 13 persen dan 3 persen pada periode yang sama.
Advertisement
OJK Bakal Bentuk Pemeringkatan Reksa Dana dan MI, untuk Apa?
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan asosiasi industri reksa dana berencana membentuk pemeringkatan untuk manajer investasi (MI) dan produk reksa dana.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menuturkan, upaya tersebut dimaksudkan sebagai perlindungan investor.
"Kita lagi bicara dengan asosiasi untuk bikin ranking and dating dari MI dan reksa dana," kata Hoesen dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Kamis (20/1/2022).
Hoesen menuturkan, pemeringkatan reksa dana ini utamanya berlaku untuk produk reksa dana terbuka (open-end). Seperti reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran, reksa dana terproteksi dan lainnya. Sementara untuk produk reksa dana tertutup atau close-end, OJK tetap berupaya mendorong produk-produk tersebut agar juga menjadi pertimbangan investasi.
Namun, juga disertai edukasi mengenai risiko yang mungkin timbul dari investasi pada instrumen tersebut. Hoesen menyebutkan, reksa dana tertutup ini biasanya untuk proyek-proyek infrastruktur yang belum atau sedang dalam proses pembangunan (greenfield) maupun yang telah menghasilkan pendapatan (brown-field), bahkan yang sudah menghasilkan lewat sekuritisasi. Produknya juga beragam, salah satunya Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).
"Untuk produk-produk itu harus didorong, disamping pemahaman atau kemampuan untuk hasilkan produk, tergantung pemegang proyek dan pemilik aset. Juga dari sisi MI nya, dan investor karena close end ini harus yang sudah memahami karena risikonya,” kata Hoesen.